(VOTE sebelum membaca ya, tq)
Positif.
Kali ini tidak salah.
Bagaimana bisa salah jika gue membeli lima testpack dengan berbagai macam model serta brand yang berbeda. Empat diantara lima testpack menyatakan jika hasilnya positif. Gue positif hamil.
Ini aneh. Benar-benar aneh. Om daniel memang tidak suka memakai kondom karena ia bilang aneh memakai karet. Oleh karena itu gue memutuskan untuk meminum pill dan gue selalu meminum pill dengan rutin serta teratur. Karena meminum pill pencegahan sudah seperti kebiasaan.
Jantung gue benar-benar berdegup kencang. Takut. Perasaan takut menyelimuti gue. Sudah pasti dan bukan salah lagi jika ayah dari kandungan gue adalah om daniel. Hanya dia yang menikmati gue. Tapi gue benar-benar takut.
Well, gue memang ingin memiliki anak dengan om daniel. Tapi gue berencana untuk memilikinya setelah masalah yang menghadapi gue selesai. Sekarang gue dihadapi oleh masalah yang baru.
Apakah om daniel tau? Tidak. Gue belum memberitahukan om daniel.
Gue dan om daniel sempat ke apotik untuk membeli obat. Itu hanya alasan gue dan gue memaksa jika om daniel tidak boleh mengikuti gue agar gue bisa membeli testpack.
Sekarang apa yang harus gue lakukan? Gue benar-benar bingung. Tidak terpikir dibenak gue untuk menggugurkan. Karena gue tidak mau menyakiti tubuh gue dengan cara yang tidak manusiawi. Tapi om daniel berhak tau. Ia berhak tau.
Gue meraup empat testpack dan mencari om daniel. Menemukan om daniel tidak sulit karena gue melihat om daniel sedang mengerjakan sesuatu dilaptopnya diruang tengah. Tanpa pikir panjang gue mendekati om daniel, menutup laptopnya secara paksa, dan melemparkan testpack kewajah om daniel.
"Rina!" Om daniel berseru melihat kelakuan gue. Padahal yang seharunya kesal adalah gue bukan om daniel. "Apa-apaan kam- umm positif?" Om daniel mengerutkan keningnya dan eskpresinya tidak terbaca saat mengambil salah satu testpack yang gue lempar kearahnya.
Gue menarik ujung rambut gue karena frustasi. "Ini gak mungkin, om. Rina selalu rutin minum pill!"
Om daniel berdehem pelan dan tangannya mengusap tengkuknya. Ia terlihat canggung. "Ah, itu. Sebenernya saya-" om daniel menggantung kalimatnya membuat rasa penasaran gue memuncak. Gue menatap om daniel dengan tajam dan ia menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya yang membuat gue terkejut.
"Saya ganti pill kamu sama vitamin," ujarnya dengan pelan namun gue masih bisa mendengarnya.
Apa gue salah mendengar? Apa telinga gue bermasalah? Apa yang- oh tidak.
Gue berusaha untuk tenang. Airmata gue sudah siap untuk keluar namun sekuat tenaga gue menahannya. "Apa om sadar sama apa yang om lakuin?"
"Iya. Saya sadar."
Hati gue mencelos mendengarnya.
"Om, apa om harus seegois ini? Kenapa-" gue tidak bisa melanjutkan kata-kata gue karena om daniel memotong.
"Karena kamu selalu berpikir kalau hubungan kita akan berakhir, rina. Setiap kali kamu melihat ayah kamu atau kakak saya, kamu selalu bilang kalau hubungan kita ini harus berakhir." Pernyataan om daniel benar-benar diluar dugaan gue.
"Saya akui saya egois, posesif, dan apalah itu. Tapi saya lakuin itu semua karena saya cinta sama kamu. Saya sayang sama kamu, rina." Tambahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush, Bang
Fanfiction(sudah terbit) •Kang Daniel Fanfiction• He had fifty shades on himself and I get to know one by one slowly *beberapa chapter telah dihapus untuk kepentingan penerbit *hush bang masih bisa diorder, silahkan hubungi penerbit 9 September 2017 - 10 Agus...