25

22.8K 2.6K 202
                                    

(VOTE sebelum membaca ya gengsku, tq)













word count: 1926 words




















Entah hanya perasaan gue saja atau memang mahasiswa yang lain menatap gue dengan aneh. Biasanya gue tidak mendapat perhatian seperti ini. Tapi seperti ada yang aneh dengan mereka. Padahal gue tidak memakai sesuatu yang aneh dan penampilan gue baik-baik saja.

Tepat didepan mading, gue melihat banyak mahasiswa yang berkumpul didepannya. Gue tidak tau ada pengumuman apa sehingga terlihat menarik untuk mereka. Maksud gue, biasanya mahasiswa yang lain terkesan masa bodoh dengan apa yang ditulis dimading.

"Rina!"

Gue hendak berjalan kearah kerumunan mahasiswa saat melihat Irene dan Somi berlari kearah gue dengan tergesa-gesa.

"Kalian kenapa sih?" Tanya gue.

"Gawat, rin! Ada berita dimading tentang lu sama si om itu!" Seru Somi.

Berita tentang gue dan om daniel? Tapi apa itu mungkin?

Gue sedikit terkejut. Tapi sebisa mungkin gue berpikir jernih dan mengendalikan ekspresi gue. "Maksudnya?"

"Ada berita dimading yang bilang kalo lu itu jadi simpenan om-om! Gue udah buang beritanya tadi pagi tapi seseorang malah pasang lagi dimading." Tutur Irene.

Awalnya gue tidak percaya dan memilih untuk memastikannya sendiri. Gue mendorong beberapa mahasiswa yang menghalangi gue dan mereka semua berbisik-bisik saat menyadari kehadiran gue.

Ternyata apa yang dikatakan Irene dan Somi benar. Terpajang foto gue saat masuk ke dalam mobil om daniel. Bukan hanya ada satu foto, tapi beberapa foto. Gambar om daniel memang diblur tapi tidak dengan gambar gue. Juga ada tulisan yang membuat gue kesal.

Primadona kampus, Karina Dashkov, ternyata hanya simpanan seorang om-om kaya. Penampilan yang bak seorang putri raja hanyalah alibi saja.

Apa-apaan ini? Siapa yang berani melakukan hal ini?

Tanpa pikir panjang, gue mencabut berita tersebut dan membuangnya ketempat sampah. Sekuat mungkin gue menahan emosi gue saat ini. Irene dan Somi menepuk-nepuk gue guna menenangkan gue yang sedang emosi.

"Apa ini semua perbuatannya Cindy?" Tebak Somi.

Cindy? Perempuan bodoh itu? Tidak mungkin. Jika Cindy berani melakukannya, itu berarti dia berani untuk mati ditanganku. Tidak mungkin perempuan bodoh itu melakukannya. Gue bisa menjamin itu.

Orang lain yang pernah bertemu om daniel, Youngmin? Gue ingat. Youngmin pernah melihat om daniel menjemput gue dan juga pasti dia ingat jika om daniel pernah membuntuti gue saat gue seminar di New York.

Siapa lagi jika bukan Youngmin? Hanya dia yang pernah melihat gue dengan om daniel.

"Sialan Youngmin," umpat gue.

Tanpa pikir panjang, gue segera melangkah mencari Youngmin.

"Rin! Lu mau kemana!" Somi berteriak.

Irene dan juga Somi mengikuti gue serta tidak berhenti-henti bertanya gue mau kemana.

Gue tidak percaya ini. Apa yang diinginkan Youngmin sehingga membuat berita konyol seperti itu? Gue yakin sekali jika gue tidak pernah menyinggung kehidupannya dan mengapa ia harus mengganggu kehidupan gue?

"Rina, lu mau kemana sih?" Tanya Irene untuk yang sekian kalinya.

"Youngmin. Gue mau cari dia." Jawab gue.

Hush, BangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang