15

24.4K 3.4K 213
                                    

(VOTE sebelum membaca ya gengsku, tq)






















Ini seperti bukan gue yang sebenarnya.

Kenapa?

Karena gue sedang duduk diruang tengah untuk menunggu om daniel pulang kerja. Bukannya gue merasa tidak enak atau bagaimana. Hanya saja, ini sudah hampil jam dua belas malam dan om daniel belum pulang kerja.

Sempat terbesit dipikiran gue kalau om daniel sedang bersenang-senang diluar sana. Secara om daniel itu kaya dan memiliki segalanya. Sudah pasti dirinya akan dikelilingi oleh wanita yang lebih cantik dan seksi. Dan juga, tidak memiliki jarak umur yang jauh.

Well, seharusnya gue tidak memikirkan hal itu dan tidur lebih awal.

Tapi entah kenapa gara-gara memikirkan hal itu gue jadi sulit untuk tidur. Gue ingin menanyakan langsung kemana om daniel dan apa yang ia lakukan.

Katakanlah gue menjadi gila karena penasaran. Karena gue sendiri tidak mengerti mengapa gue menjadi aneh seperti ini. Mungkin karena om daniel yang selalu berkeliaran disekitar gue dan gue sedikit merasa kehilangan. Tolong garis bawahi, hanya sedikit.

Sejak om daniel menenangkan gue sewaktu gue tau ayah merupakan ayah kandung Cindy, gue merasa entahlah, merasa nyaman didekatnya.

Tidak lama kemudian, gue mendengar suara pintu terbuka dan juga suara berisik. Gue segera berlari kecil menuju arah pintu dan mendapati om daniel dengan wajahnya yang terlihat lelah.

Jas hitam ditangannya, kemeja serta rambut yang berantakan, serta matanya yang terlihat sayu dan menatap gue.

"Kenapa kamu belum tidur?" Tanya om daniel dengan ekspresi terkejutnya melihat gue. "Ini sudah tengah malam dan kamu harusnya tidur."

"Gue udah buat makan lama dari tadi. Gue hangatin dulu ya?" Gue mengalihkan topik.

Gue langsung berjalan kearah dapur untuk bersiap menghangatkan kembali makan malam yang sengaja gue buat untuk om daniel.

Tapi, pertama-tama gue harus membuatkan om daniel teh hangat. Om daniel duduk dimeja makan tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

"Tolong buatkan saya kopi," ujar om daniel yang menghentikan pergerakan gue.

"Tapi om-"

"Bukannya saya menolak untuk dibuatkan teh. Tapi saya masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan. Jadi, tolong buatkan saya kopi." Pintanya.

Gue menurutinya. Membuatkan om daniel kopi lalu menghangatkan makan malam untuknya.

Bahkan disela makannya, om daniel masih membaca berkas-berkas ditangannya. Wajahnya memang terlihat kelelahan. Tetapi om daniel terlihat fokus dengan apa yang dibacanya.

Tidak ada pembicaraan saat ini. Om daniel makan malam sembari membaca berkasnya sedangkan gue menunggu om daniel selesai makan sambil menyantap es krim coklat.

Ini adalah sisi dari om daniel yang baru gue lihat hari ini. Bahwa om daniel fokus dengan pekerjaan walaupun sambil makan malam. Gue jadi penasaran adakah sesuatu yang bisa membuatnya kehilangan fokus dan konsentrasi.

Perlahan, rasa kantuk menghampiri gue namun gue berusaha untuk terjaga.

"Saya sudah selesai," ujar om daniel.

Gue tersentak seakan bangun dari sesuatu sehingga gue kini merasa sedikit lebih segar. Om daniel telah menghabiskan makan malam yang gue buat.

"Kamu sekarang tidur aja. Saya yang akan cuci piringnya." Kata om daniel.

Hush, BangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang