(VOTE, sebelum membaca gengsku, tq)
-banyaknya vote+comment mempengaruhi chapter selanjutnya karena gue lagi libur-"Morning, sunshine."
Mata gue menatap om daniel yang juga sedang menatap gue. Gue bergumam tidak jelas sembari menguap kecil karena gue masih mengantuk. Namun sinar matahari yang masuk lewat celah-celah jendela yang ditutupi tirai putih tulang membuat mata gue sakit.
Gue menyadari jika tangan om daniel berada dipinggang gue dan satu tangannya lagi menopang kepalanya sendiri. Wajahnya terlihat bersinar dan juga segar. Tentu saja. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.
Tentu saja guelah yang diinginkannya itu.
Badan gue terasa pegal. Terutama dibagian bawah gue yang sedikit nyeri. Bagaimana tidak jika sejak semalam, om daniel menghajar gue. Apalagi lagi om daniel bersemangat saat kami melakukannya didalam mobil. Lalu dilanjutkan kembali ketika sampai di apartemennya.
"Masih ngantuk ya?" Tanyanya dengan nqda yang lembut sembari menyisiri rambut gue dengan jari-jarinya.
"Sedikit," gumam gue sembari memeluk om daniel. Yah, entah mengapa gue memeluknya. Hanya saja ada sesuatu didalam diri gue untuk melakukan hal-hal kecil pada om daniel.
"Kamu mau makan apa? Saya buatin. Ini udah siang." Kata om daniel.
"Masih ngantuk," gumam gue pelan.
Gue merasakan tangan om daniel mengusap kepala gue dengan lembut. "Kamu tidur aja lagi. Saya mau masak buat kamu."
Om daniel menjauhkan tubuhnya dari gue. Well, gue memang masih mengantuk. Jadi gue lebih memilih untuk menuruti om daniel.
Om daniel menyelimuti kembali tubuh gue dengan selimut. Ia mencium kening gue dan gue merasakan om daniel menjauh.
Semalam, gue dan om daniel sampai ke apartemennya cukup larut. Ditambah om daniel yang tidak membiarkan gue tidur dulu. Membuat rasa kantuk gue saat ini benar-benar tidak bisa ditahan. Gue tidak peduli jika sekarang matahari sudah tinggi. Gue hanya butuh tidur.
Entah berapa lama gue tertidur, gue terbangun karena mencium aroma lezat. Perut gue terasa lapar. Membuat gue mau tidak mau membuka mata gue sepenuhnya dan beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelahnya gue berjalan menuju meja makan dan menemukan om daniel sedang berkutat dengan laptopnya. Ada berkas-berkas yang tidak gue mengerti yang bersebaran didekatnya.
Penampilan om daniel saat ini yang membuat gue cukup, yah, terpesona. Ia mengenakan kaos putih, rambutnya sedikit berantakan serta kacamata yang membingkai mata indahnya itu.
"Apa saya harus bilang morning, lagi?" Tanya om daniel yang kini menatap gue sambil menutup laptopnya.
Gue mendengus. "Sekarang udah jam sebelas lewat hampir setengah dua belas. Om mau nyindir?"
Om daniel tergelak sembari merapikan meja makan dari berkas-berkas miliknya. Selanjutnya om daniel mempersilahkan gue sepiring nasi goreng dan juga susu cokelat. Sungguh kombinasi yang aneh.
"Saya emang bisa masak. Tapi saya gak begitu yakin kalo ini enak menurut kamu." Kata om daniel.
"Setidaknya om gak membiarkan Rina kelaparan." Timpal gue sambil meraih sendok.
Lagi-lagi om daniel tergelak sebentar lalu menyeruput kopi yang pasti dibuatnya sendiri. "Mana mungkin saya membiarkan kamu kelaparan, mon amour."
"Mon amour?" Ulang gue mendengar kata yang baru pertama kali gue dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush, Bang
Fanfiction(sudah terbit) •Kang Daniel Fanfiction• He had fifty shades on himself and I get to know one by one slowly *beberapa chapter telah dihapus untuk kepentingan penerbit *hush bang masih bisa diorder, silahkan hubungi penerbit 9 September 2017 - 10 Agus...