9

22.1K 3.5K 173
                                    

(VOTE Sebelum membaca, tq)





















"Saya jatuh cinta sama kamu."

Kata-kata itu masih terngiang dikepala gue. Padahal sudah dua hari berlalu tetapi, masih aja berputar dikepala gue.

Setelah mengatakan hal yang mengejutkan gue, om daniel meninggalkan gue sendirian dikamar mandi. Dari yang gue dengar, dia tidak langsung mengejar gue karena memulangkan Lucien pada ibu kandungnya.

Afterthat, semuanya menjadi canggung. Benar-benar awkward. Gue dan om daniel tidak banyak bicara. Biasanya dia akan menimpali atau mengomentari apa yang gue lakukan.

Gue melirik kearah om daniel yang memejamkan mata.

Sekarang, gue dan om daniel sedang dalam perjalanan pulang ke negara sendiri. Banyak hal yang ingin gue tanyakan tapi apakah gue pantas untuk bertanya? Bukan. Untuk sekedar menatapnya saja itu sulit.

Apa yang dilihat om daniel dari diri gue? Gue jahat sama keponakannya. Bahkan pacar gue sendiri sampai lari dari gue dan beralih pada Cindy. Intinya, gue menganggap kalau gue adalah perempuan jahat.

Kalau egois, sepertinya tidak. Karena gue tidak pernah menuntut apapun. Akan gue beri contoh, waktu Cindy mendapat tas yang diingankannya, gue sama sekali tidak memiliki niatan untuk merampasnya. Mengambil apa yang menjadi milik orang lain bukanlah gue.

Yang mengambil apa yang menjadi milik orang lain adalah Cindy. Sampai kapan pun, gue tidak akan bisa get along dengannya.

"Tidur, Rina. Kita landing masih lama." Kata om daniel dengan mata yang terpejam.

Gue menyenderkan punggung gue sambil meremas erat ujung selimut yang gue gunakan saat ini.

Banyak hal yang ingin gue ketahui namun gue terlalu gengsi untuk bertanya pada om daniel.

Bukankah itu aneh jika seorang laki-laki dewasa seperti om daniel malah jatuh cinta dengan perempuan yang terpaut tiga belas tahun dibawahnya itu? Dia akan terlihat seperti pedofil, bukan?

Banyak perempuan yang umurnya tidak jauh dari om daniel yang lebih cantik juga lebih seksi. Kenapa harus gue? Apa om daniel cuma bercanda? Tapi kalau memang bercanda kenapa harus sampai masuk ke ruang shower? Untungnya dia tidak melakukan hal aneh.

"Om daniel." Panggil gue karena gue memang penasaran.

Walau gengsi, gue tetap penasaran. Gue tidak mau mati karena dilingkupi rasa penasaran.

"Kenapa om bisa punya rasa sama gue?" Tanya gue dengan pelan.

Gue berharap om daniel tidak akan menjawabnya. Gue bukannya kepo atau apalah itu. Tapi, bukankah jatuh cinta pada seseorang itu ada alasannya? Mau alasannya masuk akal atau tidak.

Pasti ada sesuatu didalam orang itu yang membuat kita jatuh cinta. Bahkan sekecil apapun itu.

"Waktu hari pernikahan kakak saya," ujarnya yang membuat gue heran.

Perasaan gue tidak ada yang spesial dan menarik dengan hari pernikahan ayah. Bahkan tamu yang datang pun terlihat membosankan. "Kenapa? Kenapa hari pernikahan? Emang ada sesuatu yang menarik saat hari pernikahan itu? Kayaknya nggak ada."

"Saya melihat seorang perempuan cantik mengenakan gaun pendek berwarna putih. Dikepalanya tersematkan mahkota berwarna emas. Perempuan itu terlihat kesal entah kenapa dan bahkan beberapa kali menghela nafas." Ungkapnya.

Gue terdiam untuk mencerna apa yang om daniel katakan. Gaun pendek putih serta mahkota emas, hanya gue yang mengenakannya. Cindy mengenakan gaun putih panjang tanpa memakai perhiasan dikepalanya.

Hush, BangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang