(VOTE sebelum membaca ya gengsku, tq)
Sisa waktu di Paris, dihabiskan untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata disana. Seperti menara Eiffel, Place de la Concorde, Arch de Triomphe, dan Museum Louvre.
Kami seperti pasangan pada umumnya yang menikmati liburan. Walau sulit, gue akan mencoba untuk jatuh cinta pada om daniel walau sulit. Yah tidak sesulit itu karena om daniel yang perlahan masuk ke dalam hati gue.
Kurang lebih gue dan om daniel menghabiskan waktu di Paris sekitar tiga hari. Karena gue harus masuk kuliah semester baru. Juga karena om daniel akan memiliki projek baru diperusahaan.
Tidak ada niatan bagi gue untuk menghalangi apa yang dilakukan oleh om daniel. Om daniel pun tidak menghalangi niat gue yang ingin menyelesaikan pendidikan gue. Intinya gue dan om daniel saling menghormati.
Yah walaupun kadang gue atau om daniel bersikap keras kepala yang berujung pertengkaran kecil dan om daniel memilih untuk mengalah.
Lucu rasanya gue memiliki hubungan dengan adik ipar ayah gue dan bahkan hubungan kami sudah sangat jauh. Sangat jauh pastinya. Ditambah dengan kondisi Cindy yang sekarang ini tidak gue ketahui. Tidak ada niatan bagi gue untuk mengetahui keadaan perempuan itu.
Apapun yang akan terjadi padanya, gue tidak peduli. Sekalipun ayah gue berlutut.
Dengan hati yang berat, gue melangkahkan kaki gue masuk ke dalam rumah yang sudah gue tinggali selama bertahun-tahun lamanya. Dimana rasa sakit dan kekecewaan gue berawal. Secara garis besar, gue membenci rumah ini selama ibunya Cindy dan juga Cindy masih tinggal didalamnya.
Awalnya gue tidak mau masuk ke dalam rumah ini. Namun karena ada beberapa barang-barang yang harus gue ambil berhubung gue sudah masuk kuliah besok, jadi mau tidak mau gue harus mampir kerumah ini sebentar dan kembali ke apartemen om daniel.
Bisa gue ketahui bahwa ayah, ibunya Cindy, dan juga Cindy sudah pulang ke rumah. Karena gue melihat sepatu mereka dan juga tercium bau antiseptik dipenjuru rumah. Ternyata Cindy pulang lebih cepat.
Namun gue buru-buru masuk ke dalam kamar gue dan mengemasi barang-barang yang gue butuhkan ke dalam tas ransel berukuran sedang.
Saat gue sedang mengobrak-abrik isi laci gue, dengan tidak sengaja gue menemukan foto pernikahan ayah gue dengan ibunya Cindy. Ada gue, Cindy, dan tentunya om daniel pada foto itu. Namun baru gue sadari jika tatapan om daniel tidak mengarah ke kamera. Melainkan mengarah pada gue yang berdiri tepat disebelahnya.
Masih teringat jelas saat foto ini hendak diambil. Dimana gue tidak mau berdekatan dengan Cindy dan ibunya hingga berujung berdiri disebelahnya om daniel.
Tangan gue langsung meraih gunting dari atas meja dan menggunting foto itu lalu menyimpan bagian foto yang hanya menampakan gue serta om daniel. Entah mengapa gue ingin menyimpannya. Alasannya sangat tidak gue ketahui.
"Rina?"
Sebuah suara memanggil gue disertai suara pintu terbuka dan tertutup.
Gue menghentikan kegiatan gue sejenak untuk melihat orang yang memanggil gue dan masuk ke dalam kamar gue.
Ibunya Cindy kini terduduk dipinggiran tempat tidur gue. Wajahnya entah kenapa terlihat berbinar. Mungkin karena putrinya itu sudah pulang dari rumah sakit. Gue tidak peduli itu. Yang terpenting, untuk apa ibunya Cindy masuk ke dalam kamar gue?
"Kemana aja kamu sayang? Ibu khawatir." Tanya ibunya Cindy dengan wajah sok cemasnya itu.
"Bukan urusan tante," jawab gue. Wajahnya ibunya Cindy terlihat terkejut terutama saat gue menekankan kata 'tante'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush, Bang
Fanfiction(sudah terbit) •Kang Daniel Fanfiction• He had fifty shades on himself and I get to know one by one slowly *beberapa chapter telah dihapus untuk kepentingan penerbit *hush bang masih bisa diorder, silahkan hubungi penerbit 9 September 2017 - 10 Agus...