HUIT (Revisi) 3

89.3K 3.3K 40
                                    

🌹BU-DA-YA-KAN-VO-MENT🌹

😭Thanks 15000 viewer's😭

-MANHATTAN, NEW YORK, AMERIKA-

          Reynand menggeliat bangun dari tidurnya dan menyadari istrinya itu telah hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Reynand menggeliat bangun dari tidurnya dan menyadari istrinya itu telah hilang. Ia lalu segera bangun dari tidurnya dan beranjak keluar dari kamarnya. Ia lalu mendapati bau harum panekuk yang baru saja matang mengusik hidup mancungnya.
"

Sayang? Kau sudah bangun?? Sarapan dulu ya!"seru Adriana tanpa melihat Reynand sama sekali.
"Sekarang aku tidak akan mati kelaparan di kantor, tidak menyangka dia benar-benar menjadi istriku."ucap Reynand pelan.
Reynand lalu memeluk Adriana dari belakang,menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Adriana.
"Apa adonan panekuk itu lebih tampan dariku hingga kau bahkan berteriak tanpa menoleh?"
"Sayang, kau ingin makan panekuk gosong?" Reynand menggeleng pelan sebagai jawaban, sementara Adriana tersenyum simpul melihat bagaimana manjanya Reynand.
"Good boy, sekarang duduk. Aku akan menyiapkan sarapan."

          Reynandpun duduk di kursi meja makan dan menungu adriana menyiapkan makanannya.
"Ingin toping maduberry atau coklat berry?"
"Madu berry"

 "Ingin toping maduberry atau coklat berry?""Madu berry"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adriana lalu membawa dua piring panekuk dengan toping berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adriana lalu membawa dua piring panekuk dengan toping berbeda.
Ia memberikan topping madu berry untuk reynand dan coklat berry untuknya. Ia juga membawa 2 jus apel untuk mereka. Mereka lalu makan dalam diam, tidak ada yang memulai pembicaraan hingga teguk terakhir jus mereka. Namun semuanya berubah ketika Adriana mulai bangkit dan akan mengambil piring dan gelas kotor mereka.

          Reynand meraih pinggul ramping Adriana dan mendudukannya di pangkuannya, memberikan ciuman intens pada istrinya itu. Reynand lalu melepas ciumannya saat di rasa Adriana telah kehabisan nafas. Reynand memandangi bibir basah Adriana hasil karyanya, menatap lapar candunya itu.  Saat reynand hendak kembali menciumnya, adriana menaruh tangannya di mulut reynand lalu mencium kening reynand.
"Morning kiss sudah cukup disini, aku takut kau lupa jika hari ini kau harus bekerja." adriana lalu turun dan membereskan piring kotor mereka. Reynand lalu meraih piring kotor itu dari tangan Adriana.
"Kau mandilah duluan, aku yang akan cuci piring. Jangan terlalu lama, atau aku akan ikut masuk kedalam dan mandi bersamamu"
"Aish! Pikiranmu sudah sejorok itu di pagi hari begini."
"Terbiasalah sayang. Dan cepatlah mandi Sebelum aku berubah pikiran."
"Ya sudah aku mandi duluan."

***

Adriana Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adriana Pov

         Aku dan reynand telah siap berangkat ke kantor, lalu kami segera bergegas menuju kantor Reynand yang juga kantorku dulu. Dan sesampainya disana, banyak mata sinis memandang kami. Ah ralat, padaku. Mungkin aneh bagi mereka karna aku yang sebelumnya hanya karyawan biasa bisa menjadi istri CEO mereka. Dan akupun tak luput dari acara bisik-bisik pagi mereka.
"Lihat, dia bahkan tidak secantik aku. Kenapa dia bisa jadi istri CEO kita?!"
"Mungkin dia menjebak CEO kita?"
"Dia mungkin menjual dirinya"
"Atau memberikan cerita sedih tentang keluarganya"
"Ah, pasti dia merayu dengan tubuh telanjang."

          Aku hampir menjatuhkan air mataku mendengar ucapan mereka, kurasakan bahuku bergetar menahan tangis. Reynand mungkin merasakan genggaman tanganku semakin erat, ia lalu menatapku dan  mendapati diriku tengah menggigit bibir bawahku.
"Tutup mulut sialan kalian, dan jangan menuduh istriku sembarangan atau ku pecat kalian semua!" seru Reynand lantang lalu ia menarikku pergi meninggalkan lobby menuju ruangannya.

          Di dalam lift, reynand mengelus kepalaku dan menatapku sayu.
"Jangan dengarkan mereka sayang, mereka hanya tidak tau kebenarannya"
"Kebenarannya memang aku menggodamu, aku yang datang duluan karna aku mabuk"
"Ssstt, tidak penting siapa yang datang duluan. Aku tau kau mabuk, tapi kau bukan j*alang murahan, kau melakukannya pertama kali denganku. Jika saja kau tidak mabuk, kau tidak akan melakukan itu."
"Maafkan aku sayang, aku seharusnya tidak melakukan itu"
"Aku justru bersyukur kau mabuk waktu itu, jika kau tidak mabuk mungkin kau tidak akan menjadi istriku. Mungkin aku akan mendapat wanita yang salah menjadi pendampingku."

"Sungguh aku tidak tau kau CEO di kantor tempatku bekerja, aku bahkan tidak tau namamu saat bangun. Itu adalah pertama kali aku mabuk, aku bahkan tidak pernah ke club"
"Biar ku tebak, kau juga tidak pernah pacaran"
"Bagaimana kau tau?"
"Kau bukan pencium handal sayang, setelah ini aku akan mengajarimu."
"Ugh, dasar pria! Mengambil kesempatan dalam kesempitan"

          Sesampai di lantai kantor CEO, ia membawaku masuk ke ruangannya dan melanjutkan keributan tadi. Ia membawaku duduk di kursi di depan mejanya, membuatku duduk berhadap-hadapan dengan reynand.
"Aku harus apa disini?? Aku menganggur" gerutuku.
"Bantu aku menyusun laporan ini" Reynand memberiku setumpuk tugas yang ia tinggalkan 3 hari ini, dan dengan senang hati aku menerima dan membantunya.

***

          Siang harinya, Reynand tidak bisa menemaniku makan siang karna dia ada rapat mendadak dengan koleganya. Terpaksa aku makan siang sendiri, akupun langsung menuju cafe langgananku dan segera memesan menu makan siang yang ada. Namun di saat aku menunggu makananku tiba, seorang pria tampan waktu itu menyapaku. Dia pria tampan kekasih si gadis ular, Tristan.
"Hai adriana!"
"Oh, hai juga tristan"
"Kau tau namaku?"
"Reynand yang memberitahuku"
"Apa saja yang di katakan Reynand tentangku?"
"Dia bilang kau mantan sahabatnya"

          Kulihat pria itu hanya tersenyum kecut, membuatku mengkerutkan dahi.
"Memang kalian ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, hanya masalah wanita"
"Dasar pria, wanita itu jumlahnya 2x lebih banyak dari pria. Kenapa masih ada yang namanya berebut wanita. Aneh?"
"Ya, hubungan kami memang rumit. Tapi kami memang berteman dulu."
"Ohhh, lalu kenapa kau kemari? Tidak mungkin kau datang tanpa maksud kan?"
"Gadis pintar! Aku hanya ingin makan siang, kebetulan aku melihatmu. Pamanku sedang ada rapat dengan Reynand dan aku mengantar temanku itu. Wajar jika aku berakhir di kafe ini."
"Oohhh"
"Mau kau ceritakan sedikit tentang dirimu padaku?"

          Aku menggeleng pelan "Tidak ada dariku yang pantas di ceritakan tristan, semuanya hanya kenangan pahit"
"Oh ayolah, kau tidak mungkin gadis biasa saja. Reynand sangat dingin pada wanita, sulit bagi wanita biasa mendekatinya"
"Benarkah? Tapi aku hanya yatim piatu yang sebelumnya tinggal di panti asuhan"
"Apa orangtuamu meninggal?"
"Entahlah, kata suster yang merawatku selama ini aku di temukan penuh luka di depan panti asuhan sambil berkata 'tolong keluargaku'."
"La-" ucapannya terpotong dan matanya membulat ketika menangkap sosok di belakangku.

Dia, Reynand Adelardo Cetta dengan mata elang dan wajah sedingin es.

.
.
.

TBC

Hokyah, marah itu marah 😭😭😭😭

Sleeping With My Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang