🌹budayakan voment🌹
Adriana Pov
Aku merasakan seluruh tubuhku lemas, bau obat-obatan menyengat menyentak batinku.
"Dimana ini?" ucapku.
"Jangan banyak bergerak nona, kau baru saja bangun dari tidur panjang." ucap pria asing yang ada di sampingku.
"Maksudmu?" tanyaku bingung.
"Nona mengalami keguguran." ucapan pria itu sukses membuatku tidak mampu berkata apapun, perasaan sedih dan marah merundung hatiku bersamaan. Aku menangis, hanya itu yang bisa ku lakukan. Aku meraih pria itu, memeluknya dan menyalurkan kesedihanku. Aku tidak peduli dengan presepsi orang, yang aku butuhkan saat ini adalah pelukan."Anakku. Dia meninggalkanku. Semua orang meninggalkanku! Apa salahku?! Orang tuaku, suamiku sekarang anakku! Kenapa Tuhan tidak membawaku ikut mati?! Kenapa semua menjadi tidak adil padaku!" seruku frustasi.
Lalu kurasakan pria tadi membalas pelukanku dan mengelus punggungku .Perlahan, air mataku mulai berhenti dan berganti nafas yang teratur. Akupun melepaskan pelukanku dan menatap pria baik itu.
"Kau tidak sendirian nona, aku bersamamu."
"Panggil aku Adriana, dan kau siapa?"
"Reuel"
"Terima kasih el, kau telah menyelamatkanku. Tapi bukankah aku kisini dengan taxi, tapi sepertinya kau bukan supir taxi"
"Aku memang bukan supir taxi, aku kemarin berhenti karna sepertinya kau butuh bantuan."
"Terima kasih"
"Lalu bagaimana keluargamu?"
"Aku punya kakak, tapi aku tidak ingin ia khawatir melihat keadaanku saat ini. Aku juga tidak ingin kakak menghajar suami-eh maksudku mantan suamiku sampai mati."
"Memang mantan suamimu membuat masalah?"
Dia yang membuat anakku mati, dia lebih percaya ucapan jalang dari pada aku. Dia mengira aku hamil anak pria lain, padahal pria lain itu adalah kakakku. Apa masuk akal jika aku di hamili kakakku sendiri? Pria bodoh , ia tidak mau mendengarkanku mata, hati dan pikirannya sudah terlalu buta. Dan sebelum kejadian naas ini, dia menganiayaku dan memaksaku untuk bercerai. Tidak ada pilihan lagi, biarkan semua terjadi sesuai kemauannya aku juga sudah membencinya." ucapku berapi-api."Tenanglah an, semuanya akan baik-baik saja. Kau mau tinggal denganku? Setidaknya sampai kau sembuh dan siap menemui kakakmu itu?"
"Baiklah, tapi tolong sementara waktu ini sembunyikan aku. Aku tidak ingin siapapun menemukanku, biarkan aku seperti telah mati" Setelah mengucapkan itu, tatapanku menjadi kosong. Pikiranku linglung, aku bahkan tidak merespon Reuel lagi.Meskipun begitu tetap saja sudut mataku menangkap sosok Reuel yang membawa dokter menemuiku lalu dokter itu hanya tersenyum kecut setelah memeriksaku
"Mentalnya sedikit terganggu, ia terpuruk karna kematian anaknya. Kau harus membangkitkan kepercayaan dirinya, sebelum Nona Adriana berubah gila."
"Baiklah dok"Airmataku yang semula berhenti kini mengalir lagi, mengalir sangat deras hingga membuat kedua orang itu menatapku bingung. Namun aku tertawa di sela-sela tangisku.
"Aku sudah gila sekarang, apa kalian juga akan meninggalkanku?!" ucapku berapi-api. Reuel lalu menggenggam tanganku dan mengecupi punggung tangan juga telapak tanganku.
"Aku tidak akan meninggalkanmu, apapun keadaanmu"***
Di sisi lain, Mansion Adelardo Cetta. . . .
Reynand Pov
Entah apa yang terjadi hingga aku terbangun di kursi ruang tengah. Namun melihat bercak darah berceceran dan rumah yang berantakan membuatku mengernyit bingung. Seingatku kemarin Adriana telah pergi , lalu sudut mataku menangkap map yang berisi berkas perceraian ku terbuka.
"Adriana telah menyetujuinya, pasti Tristan telah setuju untuk menikahinya." Reynand hanya tersenyum kecut sambil menaruh map itu pada meja. Lalu Reynand meraih ponselnya, mencoba menghubungi seseorang.
"Halo, selidiki keberadaan Adriana. Laporkan padaku setiap hari!".
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With My Boss ✔
Romance#Highest Rank di hatimu #5 dalam Romance [16/10/2017] -cerita yang aku temukan saat bermimpi- Cerita cinta yang menguras emosi dan airmata. Cerita cinta yang membuatmu hanyut, akan realita yang pahit. Cerita yang menyuratkan bagaimana realita tak s...