PART 5 : Peristiwa itu

37 4 0
                                    

Keesokan harinya, acara pun berlangsung dengan lancar. Semua dilakukan hampir tidak berhenti. Kegiatan mereka seputar tali menali, bernyanyi, olahraga, kemudian mempraktekkan sebuah adegan penyelamatan per tim yang sudah dibagi pembina. Anak-anak menjadi sangat senang dengan kegiatan itu. Seperti contohnya satu tim disuruh untuk membuat tandu dari tali-tali mereka dan menopang temannya berbaring di atas. Ini seperti adegan penyelamatan untuk teman yang tiba-tiba sakit dan jatuh pingsan di jalan dan merekalah petugas medisnya.

Ada juga acara hiking atau jalan ke atas bukit di belakang sekolah itu. Di pimpin oleh para guru pembina yang ditugaskan masing-masing untuk mengawasi tim-tim murid. Sampai di atas mereka akan menancapkan bendera dan turun kembali ke bawah. Dan banyak lagi kegiatan lain yang sejenis. Murid-murid itu tentu saja sangat lelah setelahnya.

Untunglah sebelum makan malam para pembina memberikan waktu untuk acara bebas selama 1 jam. Mereka boleh bercengkerama dengan murid-murid SD lain, bermain ataupun tidur di tenda jika kelelahan.

Matari, Lili dan teman putri yang lain memilih untuk tidur di tenda karena seharian itu Lili sedikit merasa tidak sehat.

Hanya Kenangan yang tidak ikut bersama mereka. Ia lebih memilih untuk mengamati bunga-bunga kecil di pinggiran tanah yang mau masuk ke hutan. Warnanya lucu sekaligus indah. Kecil berwarna-warni. Membuat Kenangan gemas sendiri. Kalau sudah menyangkut bunga-bunga cantik, mata Kenangan langsung berbinar riang.

Kenangan berjongkok di pinggir hutan yang tidak jauh dari tempat perkemahan. Anak laki-laki lain masih terlihat beberapa meter dibelakangnya berlarian saling berkejaran. Sedangkan Kenang asik sendiri. Mencoba peruntungannya berbicara pada bunga-bunga kecil itu. Siapa tau dia bisa melihat reaksi mereka walaupun kecil.

Dipandanginya bunga-bunga itu sambil tersenyum senang. Berpikir mungkin dia harus memberikan nama untuk mereka agar mempermudahnya untuk bicara. Memegang dagunya. Berpikir..berpikir.. " Kamu, Lala" katanya pada bunga kecil berwarna merah. " .. dan kamu Lulu" ke bunga kuning. "Kamu... Lili" ke bunga berwarna putih. Dinamainya seperti itu karena dia bisa menyebutkannya sambil bernyanyi "LalaLiliLulu..." tergelak sendiri mendengar nyanyiannya.

" Kalian ...LalaLiliLulu..." nyanyinya lagi. "pasti senang ya berada dekat hutan? Jadi tidak ada yang bisa menginjak kalian sembarangan. Ini memang tempat yang aman" celotehnya sambil mengangguk-angguk serius. Sebentar saja dia langsung asik sendiri dengan bunga-bunga itu.

Samar-samar ia mendengar suara isak tangis seseorang. Mengernyitkan dahi. Siapa? Dia memandangi bunga-bunga kecil yang dia panggil LalaLiliLulu itu. Mendekatkan telinga kanannya ke atas mereka. Tidak mungkin juga kan bunga-bunga ini yang menangis katanya polos. Kemudian menoleh kiri kanan dengan wajah bingung. Tapi tidak ada seorangpun yang ada disitu bersamanya. Kecuali anak laki-laki yang beberapa meter jauhnya masih asik berkejaran dengan teman-temannya.

Kenangan Bersemu MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang