Pelabuhan di Pulau ujung Timur ini bernama Pelabuhan Berlian. Letaknya masih sangat jauh dari desa Bajo yang harus mereka kunjungi. 2 jam lagi rombongan berangkat naik kapal ferry besar ke Pulau Landau.
Kemudian dari situ mereka harus menempuh perjalanan menaiki bis selama 6 jam ke pelabuhan kecil Rot untuk menaiki perahu motor selama 3 jam. Lalu, berhenti di desa Mindau pulau Itih. Menaiki kembali bis selama 3 jam. Barulah mereka akan turun di gerbang desa Bajo yang harus mereka jalani lagi kira-kira 1 jam berjalan kaki untuk mencapai desanya di tepi Laut Ratu. Tempat ini memang bagian berlawanan dari Laut Raja.
Selama persiapan beberapa minggu kemarin, Kenangan sudah mencari informasi sebanyak-banyaknya agar nanti tidak menjadi beban untuk tim seperjalanan. Sebenarnya dia sangat gugup. Harus menaiki pesawat ke pulau yang tidak pernah ia datangi.
Memang tadi dia harus berangkat sendiri ke Pulau Ujung Timur. Karena Merah dan timnya sudah duluan berangkat beberapa hari lalu untuk bertemu dengan Weasley Rumford solo traveller dari Australia. Sudah lama orang itu berada di Kota Laut ibukota Pulau Ujung Timur, jadi merekalah yang terpaksa kesana untuk melakukan pertemuan dan meeting singkat. Sebelum perjalanan mereka dimulai.
Namun disinilah ia sendirian. Gugup. Di dalam hati ia sangat gelisah. Bisa merasakan tangan dan kakinya basah karena keringat dingin. Perutnya sudah dari sebelum menaiki pesawat mules-mules. Untungnya tidak sampai harus memaksanya ke toilet.
Menghembuskan nafas berkali-berkali. Jantungnya menggerutu terus dari tadi, terbukti dari kecepatannya yang tidak biasa. Tapi apa perasaannya saja. Ia tidak yakin. Mulai mengucapkan doa dalam hati agar membuat pikiran dan hatinya lebih tenang. Namun, seperti biasa, dia tidak bisa fokus pada doanya. Lebih fokus pada dirinya dan perasaannya saat ini. Hu-uh. Melirik jamnya berkali-kali.
Sejam kemudian. " Hei.. maaf kami terlambat" memegang pundak Kenang. Namun dibalas dengan tatapan kaget Kenang yang hampir terjatuh dari dudukannya di koper. Kalau saja Merah tidak cepat menahan tubuhnya ia pasti sudah terjengkang tolol.
Laki-laki itu malah terbahak sambil menarik badan Kenang supaya berdiri tegak. Ia bisa melihat Kenang menghembuskan nafas berkali-kali. Menatapnya heran " Kau tidak apa-apa kan?"
Ia jadi tidak enak. Lalu mengibas-ngibaskan tangannya agar orang ini tidak khawatir " Tidak apa-apa. Tadi aku hanya melamun" tertawa miris sambil ngos-ngosan.
"Oh.. Kenang kenalkan ini tim ku. Cuma berdua denganku" memperkenalkan seseorang padanya.
"Hi. Aku Kevin. Senang bertemu denganmu. Merah pernah cerita kalau kau teman kecilnya. Ternyata dunia itu mutarnya disitu-situ aja ya?" tergelak dengan kata-katanya sendiri sambil menyalami Kenang yang hanya tersenyum tipis padanya. Ia memang irit senyum kalau bertemu dengan orang baru. Kevin jadi salah tingkah.
Selanjutnya Merah memperkenalkan tamu traveller mereka dari Melbourne, Australia. Ia membawa temannya juga.
"Hi, Nice to meet you Kennag" ujar Weasley dengan terkekeh. Susah sekali menyebut nama Kenang dengan lidah bule.
Kenang membalas dengan senyuman saja. Tidak berusaha untuk membetulkan panggilannya. Dia pikir percuma membuat si bule bisa menyebutkan nama itu. Itu membutuhkan kerja keras.
Dan, tidak jauh beda dengan temannya yang bernama Alfred Loggins, menyebutkan nama Kenang sambil lama mengulang-ngulang 'aaaaanggg di mulutnya. Membuat mereka semua terbahak karena usaha kerasnya.
Setelah semua perkenalan selesai, mata Merah beralih pada barang bawaan Kenangan. Menggaruk kepalanya bingung.
Kenang malah membalas pandangannya dengan datar. Kenapa anak ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/123774567-288-k296569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersemu Merah
FantasiKenangan kecil mengalami tragedi yang sangat menyedihkan. Namun masa itu seperti menghilang dari ingatannya karena seorang sahabat kecil bernama Merah William Atmaja. Anak itu menarik dia keluar dari bayang-bayang gelap mimpi buruk suram. Mengubahn...