PART 27: Sahabat?

30 4 0
                                    

Merah menatapi langit-langit kamar yang terbuat dari kayu. Membaringkan dirinya di tempat tidur bersama Weasley, Alfred dan Kevin. Tempat tidur itu seperti meja panjang dengan alas tikar dari tepas.

Memejamkan matanya hendak memulai tidur sampai sebuah suara pelan mengganggu niatnya.

"Kenapa kau melakukan itu Will ?"

Sobatnya yang berbaring disampingnya ternyata. " Melakukan apa maksudmu?" Enggan membuka mata

"Apa kau berubah pikiran tentang Kenangan?" Tidak ada nada emosi dalam suaranya. Hanya murni bertanya

"Kev, kau tidak akan tau apa yang terjadi antara kami. Ceritanya sangat panjang, mungkin bisa menjadi dongeng tidurmu sampai besok pagi"

" Kau bilang kalian bertemu waktu SD. Cerita sepanjang apa yang bisa terjadi antara kalian?" sekarang pertanyaannya makin ingin tau.

Menghela nafas. Namun tidak kunjung memberikan jawaban pada Kevin. Menceritakannya pada orang lain tidak gampang, hanya membuatnya mengingat hal-hal yang menyedihkan. Ia tidak mau lagi.

"Aku dan Kenangan adalah sahabat lama yang sangat dekat dan terpisah belasan tahun tidak saling berkabar. Aku tentu saja merindukannya. Karena itu aku memeluknya tadi. Apa salahnya seorang sahabat melakukan hal itu? Kurasa Kenangan juga mengerti. Dia tidak akan menganggapku yang aneh-aneh. Percayalah" Meliriknya cuek.

"Kau lupa, kau juga menciumnya tadi. Apa kau yakin Kenangan tidak menganggapmu berlebihan?" Kawannya itu seperti tidak terima.

Terkekeh "Ahh kau liat saja aku mencium keningnya. Dia tidak akan berpikir macam-macam. Sudahlah aku mau tidur. Kau bicara saja dari tadi" Membalikkan badannya memunggungi Kevin. Matanya sudah mengantuk temannya ini masih banyak bicara.

****

Pagi-pagi buta mereka harus bangun dengan buru-buru. Orang-orang ini mungkin kelelahan jadilah mereka ketiduran. Padahal si Koa dan Tona sudah dari tadi menunggu mereka bersiap-siap. Hari ini mereka akan masuk lagi jauh ke dalam hutan untuk melakukan sedikit petualangan.

Rencananya mereka akan bertemu dengan suku Tembri di tengah hutan untuk masuk ke dalam goa-goa tempat tinggal mereka. Dan, Travalone bisa mengambil gambar untuk mengabadikannya sebagai oleh-oleh di kota mereka nanti.

Merah mendapati Kenangan yang sedang senyum-senyum sendiri memegang hp di depan rumah tempat dia menginap. Langit masih gelap.

" Sedang chat sama siapa? Memangnya ada sinyal, kan masih proses?" duduk disampingnya penasaran.

Kaget " Aahh.. ii..ini.. wa dari Malam yang masuk dari sejak Pulau Itih. Aku baru baca" Sikapnya jadi menegang. Ya memang Merah sengaja duduk di sampingnya sangat dekat. Selain kopi mungkin hal ini bisa jadi mood boosternya.

" Dia bilang apa sampai membuatmu jadi senyum-senyum sendiri?" makin penasaran.

" Cuma nanya apa aku sudah sampai dengan selamat. Sayangnya sekarang aku belum bisa membalas. Dia pasti cemas. Harusnya aku mengecek ponselku segera setelah sampai di Pulau Itih. Entah kenapa aku tidak terpikir untuk membuka hp" Tertunduk menyesali kelambanannya.

"Mungkin karena kau sibuk menatapku dan berbicara denganku" Menaikkan alisnya nakal sambil terkekeh

Pipinya bersemu " Ka..kau ini, kapan berhenti menggangguku" menghentakkan kakinya. Lalu mendadak berdiri sambil menyapa Kevin yang baru datang menghampiri mereka.

"William, berhentilah mengganggunya. Pagi-pagi buta kau sudah menggodanya" Tertawa kecil memandang Merah yang langsung memutar bola matanya karena sebal Kevin merusak rencananya.

Kenangan Bersemu MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang