Kenangan kecil mengalami tragedi yang sangat menyedihkan. Namun masa itu seperti menghilang dari ingatannya karena seorang sahabat kecil bernama Merah William Atmaja. Anak itu menarik dia keluar dari bayang-bayang gelap mimpi buruk suram. Mengubahn...
Entah apa yang dikatakan papa pada tante Kenangan sehingga bisa membawa koper Kenangan masuk dalam mobilnya dengan sukses. Papanya memang adalah orang yang paling baik hati. Padahal sebenarnya menurut Merah, papa tidak perlu sampai membuat Kenangan tidur di rumah mereka. Mamanya pasti meledeknya habis-habisan. Sial!
Merah membopong Kenangan dengan susah payah ke tempat tidurnya. Ia benar-benar tidak bangun sama sekali dari sejak di mobil tadi. Kamar tidur itu tidak seperti kamarnya lagi. Walaupun beberapa foto tergantung di dinding. Semua barang pribadinya sudah dipindah ke rumah yang di Kota Api. Tapi, mamanya masih sering bolak balik ke rumah ini dan menjadi tempat liburan akhir minggunya dengan papa berdua. Seperti weekend honey moon katanya. Jadi, rumah ini masih sengaja di tata rapi dan lengkap dengan barang-barang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mamanya jadi panik ketika melihat Kenangan dibawa masuk ke kamar Merah dengan wajah yang pucat pasi. Bertanya-tanya terus pada papa tentang apa yang terjadi. Segera setelah Kenangan ditidurkan dengan aman di kasur itu, mamanya menyeret Merah dengan melontarkan rentetan pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh papanya tadi.
"Jadi, apa yang terjadi tadi nak? Kenapa Kenangan bisa sampai pingsan seperti itu?"
"Dia tidur ma, bukan pingsan. Ma.. aku lapar. Aku bisa makan dulu?" menunjuk ke jam dinding yang sudah berada pada angka 7 sore.
Menepuk tangan sekali " Sudah jam makan ternyata. Eh, Kenangan belum makan juga kan?"
"Belumlah ma. Tapi, nanti saja dibangunkan. Dia masih capek dan sedih" ujar papanya dari sofa ruang tv sambil memencet-mencet remote tv. Merah mengiyakan.
"Oke.oke" bergegas ke dapur.
Merah juga kelihatan sangat lelah sehingga memutuskan untuk menghempaskan diri di sofa samping papanya sambil menyelonjorkan kaki ke depan. Ikut mengamati siaran berita yang sedang di setel papa di tivi, namun pikirannya tidak disitu.
"Pa.. orang gila itu menyebut nama 'Kenangan'"
" Dia kenal Kenangan?" menatap Merah tidak percaya " Apa dia memang tau nama itu sudah lama?"
"Entahlah.. ingin sekali aku mencekik lehernya agar tidak bersuara lagi" geram
"Dia orang sinting, tidak perlu kau ingat-ingat lagi"
"Papa tau apa yang dia lakukan dulu pada Kenangan kan?"menatap langit-langit di atasnya dengan sedih
"Iya.. papa tau"
"Menurut dokter dulu, dia di ... emm.." suaranya bergetar, lalu menutup muka dengan kedua telapaknya
"Sudahlah. Kau tidak perlu ingat itu semua. Kalau papa tidak berbicara dengan mama waktu itu kau tidak akan pernah tau. Nak, kau tidak bersalah. Hei.. " Menarik kedua bahunya dan memandang lurus ke matanya.