PART 26: Zona Abu-abu

23 3 1
                                    

Tepat 1 jam lamanya mereka berjalan. Desa Bajo pun mulai terlihat dari tempat mereka sekarang berdiri. Pohon-pohon mulai semakin jarang di depan mereka. Rumah-rumah beratapkan rumbia terlihat muncul satu persatu setiap kali mereka melangkah.

Barulah 10 menit kemudian mereka sampai di pusat desa dan disambut hangat oleh semua masyarakat disitu.

Makanan- makanan sudah disiapkan. Kedatangan mereka memang sudah diberitahu oleh pihak Teleco Pulau Itih.

Beberapa tentara dan staf yang bekerjasama dengan Teleco ternyata sudah sampai juga disitu ikut makan bersama mereka. Saling bertukar cerita. Setelah makan, mereka dianjurkan untuk beristirahat sebentar sambil menikmati suasana Bajo yang indah.

Di tengah-tengah laut terdapat 2 batu besar yang tertanam kuat memperindah alam Desa Bajo. Seakan-akan dibangun alam sebagai pertanda 2 palang gerbang memasuki pantai Bajo dari laut. Melihat keindahan itu pertama kali melenyapkan semua beban di hati Kenang.

Desa Bajo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desa Bajo

http://tropicalife.net/bangka-belitung/

Ia sangat menyukai laut sekarang. Perpaduan langit yang biru, cahaya matahari yang jatuh di atas air itu menimbulkan kilau-kilau seperti berlian, menjadikan kombinasi yang sangat indah di mata Kenang.

Direntangkannya tangannya dan berjalan di atas pasir-pasir putih sambil menghirup dalam-dalam aroma laut yang asin. Tersenyum selebat-lebarnya.

Terakhir kali dia merasakan kebahagiaan seperti ini saat bercengkrama dengan Rimbun, pohonnya, anjing-anjingnya dan bersepeda bersama sahabat-sahabat kecilnya dulu. Lalu bernyanyian di hutan bersama Merah. Sudah sangat lama.

****

Sore itu mereka akan mengunjungi salah satu titik pemancar yang tengah di bangun oleh pihak Teleco bagi masyarakat Desa Bajo. Wawancara dan mengambil gambar selengkapnya bersama beberapa staf Teleco dan tentara disitu. Tempatnya memang agak tinggi. Mereka harus menuju perbukitan di bagian lain desa itu. Tetapi tidak jauh hanya 15 menit berjalan.

Setelah kegiatan melihat pemancar, Alfred, Weasley dan Merah menyempatkan waktu snorkeling sebentar di bagian laut rendah beberapa meter dari garis pantai. Mumpung masih terang.

Kevin dan Kenangan ngobrol berdua sambil menikmati suasana sore itu di pantai di temani oleh beberapa ibu-ibu yang tertawa-tawa bersama mereka sambil mengangkat ikan-ikan dari perahu nelayan yang baru saja merapat ke pantai. Tampaknya nelayan-nelayan itu akan kembali lagi melaut jika perahunya sudah kosong.

Sekembalinya Merah dari snorkeling, Kenangan langsung menghampirinya dengan senyuman termanis. Menyodorkan roti dengan isi telur. Tadi dia membelinya dari sebuah warung satu-satunya di desa Bajo. Rotinya bukan roti tawar tapi roti dari tepung sagu. Lumayan enak. Alfred dan Weasley juga mendapat jatahnya.

Kenangan Bersemu MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang