Malam (25 thn) berdiri gusar di depan resepsionis Travalone siang itu. Sudah 15 menit dia mondar-mandir tapi orang yang dia tunggu-tunggu belum juga turun menemuinya. Sampai resepsionis aja bingung melihat Malam yang disuruh duduk tapi tidak mau duduk. Jangan-jangan dia kira Malam punya penyakit ambeian.
Namun tepat ketika Malam membalikkan badan ke arah pintu keluar, Merah berlari kecil ke arah resepsionis. Menanyakan orang yang mencarinya.
"Heii... Merah! Sudah lama tidak bertemu. Apa kabar?" mengangkat tangan kanannya hendak tos dan menyalam Merah. Iya. Dia bisa mengenali Merah walau sudah sangat lama mereka tidak bertemu.
Merah terpana saat mengenali Malam yang lebih tinggi darinya itu. "Waaaah... kau benar-benar tampan Malam! Apa kabar?" menyambut tos-an Malam. Menarik tangannya dan memeluk laki-laki itu.
Malam terkekeh senang" Baik Mer. Kau apa kabar?" menepuk-nepuk bahu Merah.
"Baik-baik... wah, sepertinya aku harus nge-gym juga biar bisa punya otot sedikit sepertimu" Balik menepuk-nepuk bahu Malam pelan.
"Oh iya.. aku tidak punya waktu banyak Mer. Bisakah kita keluar sekarang? Ngopi mungkin sebentar?"
"Aa.. okey. Di depan situ ada stall coffee yang lumayan enak. Sekalian bisa duduk di taman situ" merangkul bahu Malam sambil mengajaknya keluar dari kantor itu dengan wajah ceria.
***
Menyeruput kopi dan duduk di kursi kayu taman Gedung Quantum yang salah satu kantor di dalamnya adalah Travalone. Hampir ada 30 perusahaan besar yang bernaung disitu.
"Gila .. sudah berapa tahun ya kita tidak bertemu, Malam?" menelengkan kepalanya mencoba menghitung-hitung tahun dipikirannya.
"Tepatnya 13 tahun Mer" menjawab cepat. Masih memegang cup coffee-nya.
"Waahhh... sudah lama ya" Terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Tapi.. tunggu. Sepertinya kita pernah bertemu di Kota Api setelah SD. Kau kan pindah ke Kota Api juga seperti aku"
Tertegun "Aaa.. Aku sampai lupa" tersenyum kaku.
"Oh iya, kau tidak beritahu Kenangan kalau kita bertemu hari ini?" Malam berusaha mengganti topik. Karena ia tidak pernah memberitahu Kenangan bahwa ia dulu bertemu sekali dengan Merah di Kota Api.
Mengernyitkan dahi. Lalu menggeleng "Aku ingin bertemu sendiri denganmu. Kemarin dengan Kenangan kan sudah"
"Kapan tepatnya kau bertemu dengan Kenangan?" Malam terus memancing. Hanya untuk itu ia memang datang hari ini. Apalagi dia hanya bisa berada disitu 1 jam sebelum kembali lagi ke kantor.
Merah mengernyitkan dahinya. Ia bingung. "Aku tidak ingat tepatnya kapan. Tapi, mungkin beberapa minggu lalu. Memangnya kenapa Mal? " kekehnya
"Aku ingin kau terus menemuinya Mer. Dia membutuhkan bantuanmu" Sebenarnya berat mengatakan itu. Tapi dia sudah berjanji pada dirinya untuk menolong Kenangan sembuh.
"Memangnya dia punya masalah apa?"mengernyitkan dahinya tidak mengerti.
Menatap Merah heran " Apa kalian belum membicarakan apa-apa? sampai-sampai kau bertanya lagi?"
Apa artinya ini? Kenangan sama sekali belum bicara dengan Merah. Jadi apa yang mereka bicarakan selama ini?
Merah makin bingung "aku sungguh tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan"
Menghela nafas panjang " Kau serius? Jadi apa tepatnya yang kalian bicarakan kemarin itu sampai kau bilang tidak tau apa-apa?" Malam terlihat tidak sabar sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersemu Merah
FantasyKenangan kecil mengalami tragedi yang sangat menyedihkan. Namun masa itu seperti menghilang dari ingatannya karena seorang sahabat kecil bernama Merah William Atmaja. Anak itu menarik dia keluar dari bayang-bayang gelap mimpi buruk suram. Mengubahn...