HC 8

12.3K 513 0
                                    

"Sungguh beruntungnya seseorang yang memiliki sahabat saling mengingatkan dalam kebaikan, mengajak kepada jalan kebenaran menuju Ridha Allah SWT."

Hijrah Cinta

Aisha menyingkap gorden kamarnya, cahaya matahari mulai mencoba untuk menembus masuk ke dalam kamarnya. Kemudian ia membuka pintu kaca yang menuju balkon.

Dari balkon, Aisha bisa melihat pemandangan kompleknya. Ada ibu-ibu yang sedang lari pagi, ada juga tukang sayur yang sedang dikerumuni ibu-ibu atau mungkin asisten rumah tangga untuk membeli sayuran segar.

Aisha mengambil napas pelan, lalu mengembuskannya. Nikmat sekali rasanya bisa mendapatkan oksigen yang masih fresh.

Setelah sedikit melakukan pemanasan, Aisha langsung pergi ke kamar mandi untuk mempersiapkan dirinya. Hari ini ia akan berangkat sekolah.

Setelah mengenakan seragam putih abunya, Aisha segera turun ke bawah untuk sarapan. Kali ini Ia hanya memakan roti lapis dan susu cokelat saja, dia sedang tidak ingin makan nasi.

Aisha meminum susu cokelat itu hingga tandas. "Umi, Abi. Ica ke sekolah dulu ya, assalamualaikum." Aisha menyalami mereka satu persatu.

"Waalaikumussalam," kata Abi dan Umi.

Aisha lalu pergi ke arah bagasi dan menaiki sepeda motornya. Setelah sepuluh menit Aisha melajukan kendaraanya, akhirnya ia sampai di tempat yang semua orang tuju untuk menuntut ilmu.

Seperti biasa, Aisha memarkirkan kendaraannya di parkiran sekolah, setelah itu pergi ke arah kelasnya.

"Assalamualaikum, Ca." sapa seseorang dari belakang saat Aisha tengah berjalan menuju kelasnya.

Aisha berbalik menatapnya.

"Eh, Kak Rey. Waalaikumussalam, Kak."

"Ee ... Kamu ... Kamu sendiri, Ca?" tanya Rey, ia terlihat gelagapan.

Aisha mengernyitkan dahinya, "Maksudnya, Kak? Aku kan emang sendirian."

"Ee ... Enggak, enggak kok, Ca. Kalo gitu saya pamit pergi dulu ya, assalamualaikum."

Rey meninggalkan Aisha yang masih mematung. Aisha dibuat heran atas apa yang terjadi pada Kakak kelasnya itu. Karena tidak seperti biasanya dia bersikap seperti itu.

"Aneh? Kenapa ya Kak Rey?" Aisha kemudian melanjutkan lagi perjalanannya. Ia memunghungi Rey yang memang berbeda arah dengannya.

***

"Ica kamu ...." tanpa sadar, Rey malah tersenyum sendiri. "Astaghfirullah, apa yang terjadi denganku? Ada sesuatu dalam hatiku yang mengganjal saat bertemu denganmu, Ca? Apa? Itu tidak mungkin, kan? Aku baru saja mengenalnya," gumam Alwi saat ia sampai di kelasnya.

Rey mengambil napas jengah lalu mengembuskannya dengan perlahan. "Kenapa di saat aku berada di dekatmu, hatiku ... Ya Allah apa yang terjadi denganku?" gumam batin Rey.

Hatinya kini mulai diselimuti dengan beragam pertanyaan yang menyesakkan dada. Beragam pertanyaan yang membuatnya terasa aneh dan canggung saat bertemu dengan Aisha.

"Apa yang terjadi denganku?"

Rey mengingat kembali kejadian konyolnya dengan Aisha satu minggu yang lalu. Saat itu ia hendak mengembalikan buku Aisha yang dipinjamnya.

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang