HC 9

9.9K 546 2
                                    

"Saat seorang lelaki benar-benar jatuh cinta, maka lelaki yang shalih tak buru-buru mengatakan. Melainkan merenungkan, jangan sampai perasaan ini tercampur liarnya syahwat yang mudah dikendalikan syetan untuk maksiat."

Quote Islami

Waktu berlalu sangat cepat dan terkadang tak bisa dirasakan. Begitu juga dengan Rey, yang hari ini adalah pelulusannya.

Bahagia, sedih tentu ia rasakan semuanya. Ia bahagia karena walaupun termasuk siswa baru, tapi ia bisa meraih peringkat ke satu dalam nilai UN tertinggi di sekolahnya. Selain itu ia juga mendapatkan peringkat keenam dalam siswa dengan nilai UN tertingi se-Jawa Barat.

Tentu saja itu adalah prestasi yang sangat membanggakan baginya, orang tuanya, dan juga sekolahnya.

Namun di balik semua kebahagiaannya, Rey juga merasakan pula kesedihan. Ia sedih karena akhirnya ia harus berpisah dari orang yang selama ini selalu membuatnya tersenyum, membuatnya selau bertingkah konyol saat berada di hadapannya. Siapa lagi kalau bukan Aisha Maharani Razak. Sungguh berat hatinya untuk berpisah, akan tetapi ini sudah menjadi ketepan Allah yang tak bisa diubah oleh siapa pun lagi.

Setelah hampir lima jam, akhirnya acara pelulusan selesai. Rey kini mencari sosok perempuan yang telah membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya itu. Semua sudut sekolah telah ia lewati untuk mencarinya, tapi tetap saja ia tak menemukan apa yang sedang dicarinya.

"Ca, apa kamu enggak datang? Apa kamu enggak mau melihatku untuk terakhir kalinya?" Rey terlihat tak karuan dengan sebuket bunga yang dipegangnya sebagai pemberian dari Kepala Sekolah karena berkat prestasi yang telah mengharumkan nama sekolahnya.

"Rey, sebenarnya kamu itu lagi nyari siapa sih, Nak?" jelas ayah Rey yang melihat putranya itu terlihat khawatir.

"Enggak kok, Yah. Rey lagi nyariin temen aja, kalo Ayah sama Ibu mau duluan pulang gak apa-apa. Nanti Rey bisa naik taxi sendiri," jelasnya yang masih tak ingin berhenti untuk mencari Aisha.

"Beneran gak apa-apa?" Ibu Rey mencoba meyakinkan anaknya lagi.

"Iya, Bu," jawabnya singkat.

"Semoga ketemu yah, Nak," kata Ayah Rey yang mulai membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya, "Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," jawab Rey.

***

Jarum infus tertancap di tangan mungil Aisha yang berfungsi sebagai alat bantu untuk tetap mendapatkan asupan gizi bagi tubuhnya.

Aisha sebenarnya sudah berada di sekolah sejak pagi karena membantu untuk mempersiapkan acara pelulusan. Tapi sayang, kejadian buruk telah menimpanya dan menyebabkan ia harus berada di rumah sakit.

Beberapa jam yang lalu ...

Di sekolah

"Ica kamu datang pagi banget? Padahal sekarang mah gak usah, biar para ikhwan aja yang kerjainnya," kata Alwi yang melihat Aisha dan beberapa akhwat lainnya akan ikut membantu.

"Enggak apa-apa, Al. Ini kan pertama kalinya aku jadi panitia dalam acara ini. And i'am so excited." Aisha terlihat sangat bersemangat hari ini. Sekarang ia sudah menjadi bagian dari keluarga OSIS di sekolahnya, dan ia juga menjabat sebagai seksi peralatan dalam acara akbar tersebut.

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang