HC 17

8K 386 6
                                    

“Sakit? Tentu kurasakan saat kau tak membalas perasaanku. Kau malah meninggalkan sayatan luka di dasar hati yang memberikanku bekas luka mendalam yang sulit untuk kusembuhkan.”

Hijrah Cinta


"Hmm ... Sebenarnya—" kata Disa.

"Sebenarnya apa, Dis?" Zaura semakin penasaran akan penjelasan Disa.

Disa menghela napas panjang, berusaha bicara dengan sikap tenang. "Dia itu ayahnya Aisha, dan gue gak suka sama cewek itu, Ra," kata Disa, tanpa terasa cairan bening mengalir begitu saja.

"Terus apa masalah lo sama cewek itu? Kenapa lo sampe segitunya benci sama dia?" Zaura memegang pundak Disa yang bergetar hebat.

"Dia itu calon istrinya Rey. Lo tau kan siapa Rey?" tanya Disa.

Zaura mengangguk paham. Dia tahu kalau Rey adalah laki-laki yang amat dicintai sahabatnya itu.

"Pokoknya gue gak mau kehidupan cewek itu bahagia. Gue mau dia menderita, gue mau dia sengsara, gue gak suka sama dia," kata Disa di sela isakannya, dia bicara dengan sulut nada emosi yang membuncah.

Zaura merangkul sahabatnya itu ke dalam pelukannya, mencoba untuk memberikan ketenangan padanya.

Disa mengingat kembali pada pertemuannya yang tak sengaja diantara mereka hingga akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta di hatinya.

Cekittttt!!!!

Zaura tiba-tiba menginjak pedal rem hingga membuat Disa yang tengah berdandan merusak dandanannya sendiri.

Disa menggerutu kesal pada Zaura, namun urung saat melihat mobil yang ia naikki hampir saja menabrak seorang pria.

"Sorry, saya tidak sengaja. Maaf," kata Zaura dengan menggunakan bahasa Inggris, dia baru saja turun dan menghampiri pria itu.

Akhirnya dengan terpaksa, Disa juga turun untuk ikut meminta maaf padanya.

Keadaan pria itu sangat mengkhawatirkan. Fengan beberapa luka lebam yang menempel di wajahnya dan hidungnya pun juga mengeluarkan darah segar. Tanpa sengaja, Disa mereret ke sebuah ransel kecil yang dikenakan pria itu.

Pandangan Disa bertumpu pada satu titik. Yaitu pada gantungan kunci yang tergantung jelas di ransel pria itu. "Paris van java," gumam Disa.

"Apa dia orang Indonesia?" gumamnya lagi.

"Indonesia? Apa kamu orang Indonesia?" Disa akhirnya mengajukan pertanyaan pada pria asing itu.

Pria itu mengangguk, mengiyakan.

"Ya udah, Ra. Kita bawa dia ke rumah gue buat ngobatin lukanya. Lagian 'kan bentar lagi nyampe rumah gue."

Zaura hanya mengangguk patuh. Pria itu juga tak menolak ajakan Disa, setidaknya ia beruntung karena bisa bertemu dengan orang Indonesia di negera yang masih asing baginya.

Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota London yang lengang.

"Tenang aja gue orang baik, kok, jadi lo gak usah khawatir. Eh btw kenapa muka lo sampe gitu? Ada apa?" Disa menatap wajah pria itu melalui cermin yang ada di dalam mobil. Pria itu dari tadi hanya menatap jalanan kota London, ia tak terlihat bahagia sama sekali.

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang