"Jika kamu bahagia, bersyukurlah
Jika kamu sengsara, berdo'alah
Jika kamu kesepian, beribadahlah
Dan jika kamu kesulitan, percayalah akan keberadaan Allah."♦♦♦
Hasil dari penyelidikan yang dilakukan polisi akhirnya membuahkan hasil, mereka berhasil meringkus pelaku di balik kejadian naas yang menimpa Aisha.Rey langsung pergi ke kantor polisi. Dia ingin pelaku penabrak lari itu dihukum setimpal dengan perbuatannya.
"Bisa saya bertemu dengan pelakunya, Pak?" kata Rey yang bertanya pada polisi yang sedang bertugas.
"Silakan, Pak. Tapi sebelumnya kami ingin memberitahukan anda sesuatu."
"Sesuatu apa?" tanya Rey penasaran.
"Pak, menurut kamera cctv yang kami jadikan sebagai bukti, dia itu menabrak bukan karena kecelakaan, tapi karena adanya faktor kesengajaan. Lihat, pak!"
Polisi itu mempertontonkan bukti kamera cctv pada Rey. Rey sangat geram pada orang yang telah menabrak calon istrinya itu, ia ingin agar pelakunya diberikan hukuman yang setimpal.
"Tolong antarkan saya untuk bertemu dengannya, Pak!"
Polisi itu mengangguk, lalu mengantarkan Rey pada ruang tahanan.
***
Seperti biasa, Aisha masih tetap aktif menjalankan aktifitas kuliahnya meskipun Umi dan Abi telah melarangnya.
Ada yang berbeda kali ini saat Aisha memasuki kampus, semua menatap iba pada dirinya. Mereka mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan Aisha dan kesehatannya. Aisha merasa bersyukur karena ternyata masih banyak orang yang menyanyangi dan peduli terhadapnya.
Nada dering dari ponsel Aisha berbunyi, terpampang nomor yang tak dikenalnya menelepon.
"Siapa, ya?" batin Aisha. Ia akhirnya mengangkat telepon tersebut.
"Assalamualaikum, ini dengan siapa, ya?" tutur Aisha.
"Waalaikumussalam, ini saya Ca, Rey. Kamu sekarang ada di kampus? Kakak ingin menemui kamu, Ca."
"Oh, Kak Rey. Iya, Ica lagi di kampus, Kak."
"Nanti saya ke sana ya, Assalamualaikum."
Rey memutus sambungan telepon.
"Waalaikumussalam, ada apa ya Kak Rey?" kata Aisha heran.
Aisha akhirnya menunggu Rey menjemputnya di taman kampus. Sebelumnya ia sudah mengirimi Rey pesan singkat untuk menemuinya di taman.
Beragam pertanyaan ingin Aisha tanyakan pada Rey setibanya ia di sana. Aisha masih penasaran apa yang ingin dikatakan Rey padanya, dan ada hal penting apa sampai Rey akan menjemputnya di kampus. Dan dari mana Rey tahu nomor ponselnya? Padahal ia sama sekali tak pernah memberikannya.
"Assalamualaikum," suara seorang pria membuyarkan beragam pertanyaan Aisha tadi.
"Waalaikumussalam." Aisha menoleh ke belakangnya. "Kak Rey? Baru sampai atau udah dari tadi, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta (END)
SpiritualAisha yang diam-diam menyukai temannya sendiri--Alwi, harus rela memendam rasa cinta bertahun-tahun. Hingga pada suatu hari, ia dijodohkan oleh orangtuanya dengan Rey--kakak kelasnya ketika di Madrasah Aliyah. Apakah Aisha akan bertahan dengan pili...