“AlIah tidak akan menguji umatnya di luar batas kemampuannya. Dan selalu yakinlah pada Allah, bahwa di setiap musibah pasti selalu ada hikmahnya.”
Hijrah Cinta
Akhirnya Abi dan Umi tiba di rumah sakit, tempat di mana Aisha sedang dirawat.
Matanya menerawang mencari ruangan IGD. Umi terus melihat jam yang melekat di tangannya. Menunggu kedatangan Saif dan keluarga kecilnya.
Yang menunggu di rumah sakit saat ini adalah Ibu Ana—ibunya Rey, karena anak dan suaminya sedang pergi ke kantor mengurusi bisnis propertinya.
Tangis Umi pecah saat membuka pintu IGD dan melihat putri kesayangannya yang masih tak sadarkan diri.
"Icaaaaa." suara umi begitu lirih.
Umi berjalan ke arah ranjang pesakitan Aisha dan dibantu dengan abi yang memapahnya. Umi mengelus lembut tangan putrinya, berharap Aisha akan segera sadarkan diri.
"Anakku, bangun, Sayang. Umi dan Abi ada di sini. Bangun, Nak," kata Abi yang mulai menitikan air mata. Dia mencium pucuk kepala putrinya.
"Dari kemarin Ica belum sadarkan diri, ini karena obat yang dokter berikan pada Ica. Tapi dokter bilang keadaan Ica akan baik-baik saja. Hanya beberapa luka luar saja," kata ibu Rey menjelaskan.
"Terimakasih ya, Ana, karena sudah menjaga putri kami sampai kami tiba di sini," sambung Abi.
"Iya, lagian 'kan saya gak mau calon menantu saya kenapa-napa. Semoga dia selalu dijauhkan dari segala macam marabahaya."
"Aamiin," umi dan abi Aisha menjawab kompak.
Setelah itu, Bu Ana langsung pamit pergi karena dia masih memiliki beberapa urusan yang belum diselesaikannya
***
Seorang wanita yang menggunakan rok selutut dan baju kemeja bermotif memasuki sebuah Hotel bintang lima yang berada di kawasan Bandung Selatan.
Dia melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis.
"Selamat datang, Nona. Ada yang bisa kami bantu?" sapa resepsionis itu sangat ramah.
"Saya ingin memesan kamar di hotel ini, tolong segera siapkan!"
"Oh baik Nona, untuk berapa lama? Dan atas nama siapa Nona?"
"Satu bulan. Atas nama Disa Amanda."
"Baik, Nona, kamar anda no 170. Ini kuncinya, dan ayo mari saya antarkan sampai ke kamar anda."
Disa mengangguk, kemudian mengikuti ke mana resepsionis itu akan membawanya. Sesampainya di kamar, Disa langsung merebahkan tubuh lelahnya di kasur hotel yang empuk.
"Huhh, akhirnya gue bisa keluar dari apartemen itu juga. Gak baik kalo gue terus lama-lama di sana."
Sudah satu minggu ini Disa mendiami sebuah Apartemen. Namun rasa yang tak aman dan tak nyaman membuatnya harus mencari tempat tinggal sementaranya yang lain di Bandung.
Dan jatuhlah pilihannya pada hotel ini. Menurutnya, sistem keamanan di hotel ini terjamin.
***
Umi terus memegangi tangan mungil putrinya. Berharap ia akan segera sadar.
Perlahan-lahan tangan Aisha mulai bergerak ketika mendapatkan sentuhan lembut dari Umi. Umi menampilkan wajah bahagianya kemudian ia langsung menyuruh Abi untuk segera memanggil dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta (END)
SpiritualAisha yang diam-diam menyukai temannya sendiri--Alwi, harus rela memendam rasa cinta bertahun-tahun. Hingga pada suatu hari, ia dijodohkan oleh orangtuanya dengan Rey--kakak kelasnya ketika di Madrasah Aliyah. Apakah Aisha akan bertahan dengan pili...