HC 19

8.3K 403 9
                                    

"Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa. Dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha."

Hijrah Cinta

Dugaan Rey ternyata memang benar, Disa adalah dalang di balik peristiwa naas yang menimpa Aisha. Meskipun Rey dan Aisha sudah memaafkan Disa, tapi tetap saja, Disa harus diberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

Hampir tiga bulan setelah kejadian penangkapan Disa, Aisha pun juga mulai mendapatkan tanda-tanda kesembuhan atas terapi yang selalu rutin di jalaninya setiap tiga kali seminggu bersama dokter Arvi.

"Awww!! Aduh." lirih Aisha. Ia terjatuh saat mulai menapaki kakinya di atas lantai setelah sekian lama hanya duduk lemas di atas kursi roda.

"Kamu gak papa, Ca? Sini Kakak bantuin kamu bangun." Saif mengulurkan tangannya membangunkan Aisha.

Saat ini Aisha dan Kak Saif sedang berada di rumah sakit. Kak Saif sengaja mengantar adiknya karena Syifa sedang mengantar Ali ke TK, sedangkan Abi dan Umi sedang pergi ke luar kota.

"Dicoba lagi Aisha, sekarang kamu coba pegang tongkat khusus ini. Mungkin dengan latihan berjalan memakai ini akan sedikit membantu," tutur dokter Arvi, ia mengambilkan sebuah tongkat khusus di sudut ruangan yang biasa digunakan untuk proses penyembuhan bagi orang yang mengalami kelumpuhan sementara.

Aisha mulai meraih tongkat itu, ia berjalan sembari memeganginya. Sedangkan Kak Saif mengekorinya di belakang, berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan lagi.

"Iya ... Hati-hati ... Pelan-pelan. Ikuti langkah saya!" dokter Arvi seperti kondektur saja, ia terus memberikan arahan dan perintah pada Aisha agar mengikuti langkahnya.

"Meskipun kaki ini sungguh lemas, sungguh aku tak dapat merasakan apa-apa. Ya Allah, tolong bantu kuatkan hamba-Mu ini dan berilah hamba kesembuhan agar dapat menjejakan kembali kaki ini di bumi-Mu," tutur Aisha dalam hati.

Perlahan Aisha mulai menyeimbangkan kakinya agar dapat menahan beban tubuhya. Meskipun terapi ini masih awal dan baru berlangsung beberapa bulan, tapi tidak ada yang bisa melawan kehendak Allah. Jika Allah sudah berkehandak, pastilah itu akan terjadi.

"Alhamdulillah, Kak." meskipun masih dengan langkah yang terbata-bata, kini Aisha sudah bisa merasakan kakinya yang mulai memberikan umpan balik terhadapnya.

Kak Saif secara spontan langsung mencubit kaki Aisha, berharap mendapatkan respon yang baik.

"Awww!!! Ih Kak, sakit tau," rutuk Aisha, ia mengerucutkan bibirnya sebal.

Kak Saif langsung membawa tubuh adiknya ke dalam dekapannya, lalu berulang kali mengecup pucuk kepala adiknya itu lembut.

Ini adalah kabar yang sangat membahagiakan, Kak Saif meluruhkan air matanya. Tapi kali ini bukanlah tangisan kesedihan, melainkan tangisan kebahagiaan.

"Terima kasih, Dok." Saif langsung menghampiri dokter Arvi dan berulang kali mengucapkan terima kasih padanya.

"Berterima kasihlah pada Allah yang telah mengabulkan doa kalian, ini semua terjadi berkat kasih sayang Allah kepada umat-Nya. Allah-lah yang Maha Menyembuhkan, bukan saya. Saya hanya sebagai perantaranya saja."

***

Saif membagikan kabar bahagia ini kepada keluarga besarnya, semua merasa sangat bahagia karena Allah telah memberikan kembali senyuman yang sempat hilang dari bibir Aisha.

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang