36

5.8K 915 111
                                    

Changed















Suho's POV.

"ZHANG YIXING!!!" Teriak gue ke Yixing yang sedari tadi hanya memperhatikan Hera tanpa menjawab pertanyaan gue.

Lay menoleh ke arah gue, "LO NIAT GAK SIH JADI DOKTER?!!!" Cerca gue penuh emosi.

Jongdae yang sedari tadi berdiri di samping kanan gue mulai menahan gue untuk mendekat ke arah Lay.

"Ini sudah tiga bulan! Asal kau tau!"

Lay menatap gue, "Suho dengarkan! Are you lost control?! Hera baik-baik saja! Trust me." Jawabnya dengan raut wajah pias.

Bagaimana gue bisa percaya omongannya saat raut wajahnya saja seperti itu? Coba katakan bagaimana!

"Baik-baik saja katamu? Lantas kenapa sampai sekarang dia tidak pernah bangun dari komanya, Lay? Ini sudah sembilan puluh hari lamanya!"

Jongdae mendekat ke arah gue, "Suho! Tolong lihat ini! Presentase keadaan Hera menyatakan dia baik-baik saja, mungkin yang di Atas masih belum mengizinkan Hera untuk bangun. Kau harus banyak berdoa! Bukan malah mempertanyakan status sahabatmu sendiri."

Gue melirik ke arah papan beserta kertas yang diperlihatkan Chen lalu berdecak kesal.

Presentase sialan!

Bahkan gue tertipu dengan selembar kertas? Cih.

"Keluar."

Jongdae atau yang lebih sering gue panggil dengan sebutan Chen itu menahan tangan kanan gue, "Suho.."

"KELUAR KATAKU! TINGGALKAN HERA BERSAMAKU!"

"Berhentilah berteriak, Kim Joon Myeon! Itu tidak akan merubah segalanya!" Balas Yixing ke gue.

Bentakannya itu membuat gue tertunduk lemas, sangat lemas bahkan gue gak sadar kalau gue sudah lemas.

Gue sadar dengan apa yang gue lakukan saat ini tidak akan merubah keadaan Hera yang udah 3 bulan ini gak pernah bangun dari komanya.

Sebenarnya apa yang terjadi sama Hera? Kenapa dia gak bangun-bangun? Senyaman apa tidur bersama alat pembantu nafas dan infus?!

Chen menyentuh bahu kanan gue, "Kami permisi dulu."

Gue hanya mengangguk dan gak lama kemudian, giliran Lay yang menyentuh bahu kiri gue.

"Berdoalah."

Gue mengangguk kecil sebagai respon.

Jongdae dan Yixing akhirnya meninggalkan gue sendiri di ruangan ini menemani Hera yang masih terlelap dalam tidur panjangnya.

Gue sudah mencoba segala macam cara agar Hera bangun tapi gak ada satupun dari cara itu yang berhasil.

Ini sudah sore dan gue baru aja pulang dari meeting. Gue bener-bener capek ditambah emosi gue yang selalu melua-luap karna Hera yang gak pernah bangun.

Gue salah apa sih? Apa?

Bahkan setelah 3 bulan, gue gak pernah beranjak sedikitpun. Berniat pun gue sama sekali enggak.

Lantas di mana kesalahan itu?

Karna capek. Gue akhirnya memilih tidur di samping Hera dengan posisi tangan gue yang memeluk tangan kanan nya dengan erat.

Berharap dia gak akan pergi dengan cara seperti ini.

"I miss you." Lirih gue lalu mulai memejamkan mata.

-changed-

Author's POV.

Author's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

G

aun panjang berwarna putih membalut tubuh seorang gadis cantik yang saat ini tengah berjalan bersama seorang wanita yang sama cantiknya dengannya.

Gadis itu mempererat tautan tangannya pada wanita cantik itu, "Eomma, Hera suka di sini. Apa boleh Hera tinggal di sini aja sama Ibu?"

Wanita cantik itu tersenyum manis lalu menggeleng dengan lembut, "Tidak sayang, kamu tidak bisa.."

"Kenapa? Di sini kan enak! Ada eomma, lagi pula aku sudah menceritakan semuanya kan? Eomma tau kan bagaimana kelakuan Daddy sepeninggal eomma? Hera tidak tahan."

Wanita berambut panjang itu perlahan menghentikan langkahnya lalu mengelus rambut Hera- anak nya yang sedang terlihat cemberut.

Wanita itu kembali tersenyum manis.

"Sayang.. kau ingat tentang seorang lelaki bernama Suho?"

Hera berusaha meningatnya, namun gadis itu nampak kesusahan lalu ia kembali menatap Ibu nya.

"Suho? Hmmm.. aku baru dengar nama itu, siapa dia?"

"Suho adalah seorang pria yang telah menyelamatkan nyawamu, yang telah rela menunggumu di tempatmu yang semestinya, sayang. Suho adalah pria yang sangat mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini, tiap hari eomma mendengar doanya untukmu sampai ke langit."

Here mengerutkan dahinya kebingungan, "Doa? Untukku? Maksudku.. untuk apa?"

Wanita tersebut mengangguk lembut, "Kau adalah cinta pertamanya, anakku."

Hera makin kebingungan, "Hmm? Aku?"

Wanita itu lagi-lagi mengangguk.

"Tapi eomma.. aku tidak kenal siapa itu Suho."

"Kau mengenalnya sayang, dia adalah pria yang membuatmu merasa berarti dalam hidupmu. Dia juga adalah pria yang mengajarimu apa arti cinta itu sebenarnya. Temui dia dan balas cintanya."

Hera merubah raut wajahnya, "Apa eomma mengusirku?"

Wanita itu terkekeh, "Tidak sayang.. eomma hanya ingin kau bahagia."

"Tapi aku sudah bahagia eomma!"

"Jangan berusaha membohongiku, anak manis. Eomma selalu melihatmu dari sini, kembalilah. Eomma mencintaimu, Kim Hera." Ucap wanita cantik itu kemudian mencium kening Hera dengan lembut.

"Eomma!!!" Teriak Hera saat sadar jaraknya dengan sang Ibu semakin jauh.

"EOMMAAAA!!" Teriak nya lagi.

Ibu Hera semakin menjauh dari pandangan Hera dan saat itu tiba-tiba penglihatan Hera mulai menggelap.

Orang yang mencintaiku? Suho?

Tbc.

Vomment juseyo❤
Thanks for reading!💙

What do you think about this chapter?

CHANGED;SUHO ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang