37

6.2K 929 29
                                    

Changed

















Di saat tengah tertidur pulas, Suho merasakan sebuah gerakan di dalam pelukannya pada sebuah lengan yang tentu saja milik Hera.

Pria itu terlihat panik namun tetap bisa terkontrol sebab ia sedang berdiri lalu memencet tombol darurat yang berada tepat di atas ranjang tempat tidur gadisnya itu.

"Hera, aku disini.." lirih nya.

Sedangkan kedua matanya tak berhenti menatap wajah Hera atau lebih tepatnya, kedua mata gadis itu. Ia ingin memastikan bahwa Hera bangun tepat di hadapannya.

"Suho..." gadis itu melirih dengan mata nya yang masih tertutup rapat.

Di pikiran gadis itu hanyalah mengenai sosok pria yang disebutkan oleh Ibunda nya beberapa waktu yang lalu.

Suho menghela napasnya lalu mencium kening Hera dengan lembut, "Iya sayang iya, aku disini.."

Pria itu berharap, ciuman nya dapat membuat gadis itu tenang.

Dua orang pria yang terlihat sangat lelah memasuki ruangan itu dengan tergesa-gesa.

"Suho! Ada apa?!"

Suho menoleh dengan cepat, "Lay! Tangan nya bergerak dan dia memanggil namaku tapi matanya masih belum terbuka!"

Dokter Yixing yang diikuti oleh Dokter Chen mendekat ke arah pasangan itu, "Calm down.. biar saya periksa dulu." Ucap Lay berusaha menenangkan sosok Suho yang sangat tempramental.

Lay mendaratkan stetoskop nya tepat di dada sebelah kiri milik Hera. Awalnya ia terlihat santai sebab.. apa yang mesti ia takutkan? Keadaan vital Hera sangatlah normal! Namun itu tidak berlangsung lama saat ia mulai memeriksa Hera.

"Jantungnya melemah! Siapkan alat, Chen!" Teriak pria itu dengan tegas lalu mulai mengubah tekanan infus yang masuk ke dalam tubuh Hera.

Kedua mata Suho mendelik ke arah Lay, "Ada apa dengannya, Lay?!"

Lay menggeleng kecil sembari menatap wajah Hera dengan lekat, "Kenapa dia bisa seperti ini, Suho? Jantungnya melemah!"

Kedua tumpuan Suho mulai melemah, apa ini?

Suho tidak bisa berfikir dengan jernih. Apa usaha nya akan sia-sia selama ini? Pikirnya.

"LAKUKAN LAH YANG TERBAIK LAY! KUMOHON!!"

Lay mengangguk.

Tak lama kemudian Chen kembali dengan alat pacuh jantung seperti permintaan Lay.

Di sisi lain, Hera mulai kesulitan memasok oksigen masuk ke dalam paru-parunya dan itu disadari oleh ketiga pria yang sedang berdiri di sisi nya saat ini.

"HERAAA! Kumohon, bertahanlah.. untukku.."

Sebelum menyiapkan alat pacuh jantung, Lay memasang alat pembantu oksigen pada gadis itu.

Setelah nya, Lay dibantu oleh Chen menyiapkan alat pacuh jantung pada Hera dan mulai mengaktifkan alat tersebut.

Saat siap, Lay mengarahkan alat tersebut ke arah dada Hera yang tidak memakai bra namun ditutupi oleh kain berwarna biru lalu mulai menempelkan alat yang sudah dibaluti gel itu sebelumnya.

"Yak! Jangan biarkan dada nya terlalu terbuka!"

Lay mengangguki ucapan Suho, "One.. two.. shot!" Teriak Lay lalu kembali menarik alat yang ia genggam dengan kuat itu yang membuat sebagian tubuh Hera ikut terangkat.

CHANGED;SUHO ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang