Changed
Suho's POV.
Gue sedang menatap dengan lekat ke arah Hera yang sedang menghabiskan apel yang baru saja gue kupaskan untuk dia dan dia sadar akan tatapan gue itu.
"Suho kenapa liatin Hera terus?"
Gue tersenyum.
Gue bahagia Hera bisa bangun dari komanya selama 3 bulan ini. Tapi, gue harus menerima kenyataan yang pahit.
Hera kehilangan ingatan nya, walau tidak semuanya. Dia mengalami itu saat kecelakaan 3 bulan yang lalu ditambah Hera koma selama itu pula.
Kata Lay, ingatan Hera akan kembali seiring berjalannya waktu asal gue sabar untukmenemani dia dan tentu saja gue mengiyakan perkataan Lay.
Selama apapun itu asal untuk Hera, menunggu bukan hal yang patut gue permasalahkan namun harus gue takutkan.
Takut kalau penantian gue sia-sia.
"Kok Suho diem aja sih?"
Gue tersadar lalu tersenyum ke arah Hera kemudian mengelus puncak kepala nya dengan lembut, "Aku senang."
Hera terlihat bingung, "Senang kenapa? Oh iya.. Suho gak kerja?"
Entah kenapa.. semenjak hari dimana Hera sadar dari komanya, dia menjadi seperti ini. Jadi lebih imut dan intonasi bicara nya jadi lebih halus, bahkan dia memanggil gue dengan nama gue.
Dan pria ini semakin gemas.
Iya, dia tau gue Suho tapi dia gak ingat apapun tentang gue dan dia selama ini. Yang dia ingat hanya terakhir kali dia ditinggal sama Ibu nya.
"Enggak, aku disini temenin kamu.."
"Kalau Suho bangkrut gimana?" L
Tetap yah.. biarpun hilang ingatan, Hera tetap kekeh perihal kebangkrutan seorang pria di depan nya ini.
Gue tersenyum, "Gak bakal sayang.."
Tidak ada respon dari Hera tapi dia terlihat menunduk lalu melanjutkan kegiatan menghabiskan apel nya.
Gue tersenyum kecil lalu kembali melanjutkan kegiatan gue menatap Hera.
Rambut milik Hera berjatuhan ke depan yang membuatnya susah memakan apel nya dengan serius. Bahkan dia udah berkali-kali menyelipkan rambut nya ke belakang telinga nya tapi tetap saja berjatuhan.
Imut banget sih anak ini!
Gue berdiri lalu mengepal seluruh rambut Hera yang membuatnya menatap gue bingung. Gue tersenyum sebelum mengikat rambutnya yang penuh di genggaman gue. Walaupun gak serapi yang karyawan salon waktu itu lakukan, Hera tetap terlihat cantik ditambah ikatan itu karena gue.
Jangan salahin gue, gue gak pernah berurusan dengan rambut perempuan kecuali di ranjang.
Hera kembali menatap gue kemudian dia tersenyum manis.
Gue membalas senyuman itu, "Abisin yah apel nya."
Hera mengangguk semangat mengiyakan ucapan gue dan lagi-lagi gue harus tersenyum melihat tingkah manisnya.
Gue kembali duduk di kursi samping ranjang nya.
"Suho.."
Gue menoleh dengan cepat, "Iya, ada apa? Butuh apa?"
Hera menggeleng sejenak, "Sebenarnya kamu siapa?" Tanya nya yang terlihat polos, benar-benar gak tau apapun tapi sukses membuat gue terdiam.
Ada rasa sakit yang menghantam keras dalam dada gue saat Hera melontarkan pertanyaan itu. Sesak.
"Kenapa eomma Hera kenal Suho? Kenapa eomma Hera nyuruh Hera kembali ke sini dan membalas perasaan Suho? Kata eomma, Suho yang selalu mendoakan Hera saat di atas sana. Suho siapa?" Tanya nya bertubi-tubi ke gue layaknya anak kecil yang baru saja belajar berbicara.
Gue masih memproses pertanyaan Hera yang sangat mengagetkan itu. Demi apapun, dia benar-benar membuat gue shock.
Eomma? Jadi selama 3 bulan dia koma, dia sama Ibu nya? Di atas.. sana?
But, gue sangat bersyukur sekaligus berterima kasih pada Tuhan dan Ibu Hera yang mengizinkan Hera kembali ke sisi gue.
Inilah definisi sebenarnya dari 'usaha gak akan menghkhianati hasil.'
"I'm yours.."
Hera lagi-lagi terlihat bingung, "Apa Suho suami Hera?"
Gue tertawa kecil mendengar pertanyaan polos dari Hera, "Lebih tepatnya calon. Aku calon suamimu."
Gue masih menatap Hera yang saat ini lagi mikir sambil mengunyah apel nya. So cute!
"Apa Suho mencintai Hera?"
Gue mengangguk yakin, "Tentu saja aku mencintaimu, Kim Hera."
Hera tersenyum manis, "Aku juga mencintai Suho.." balas Hera yang entah kenapa membuat darah gue berdesir, tubuh gue menegang, mata gue melotot, mulut gue terbuka dan--
"Eomma ingin aku membalas perasaan Suho padaku." Lanjutnya.
Aaaahh~ begitu..
Gue sangat tau perasaan Hera ke gue seperti apa, lagi pula kita juga udah jadian kan? Tapi kenapa alasan dia barusan bikin hati gue sesak ya?
Dia membalas perasaan gue hanya karna permintaan Ibu nya?
Aaah~
Setidaknya gue bersyukur Hera gak kembali menjadi pribadi nya yang seperti dulu, kembali menjadi introvert.
Gue akan berusaha mengembalikan semua ingatan baik yang Hera miliki bersama gue.
Dengan cara apapun itu.
"Suho.."
Gue menoleh..
"Saranghae!" Ucap Hera penuh semangat sambil tersenyum sumringah ke arah gue layaknya Ji Eun Tak yang ada di drama Goblin yang biasa Taehyung tonton di kamar nya.
Dammit!
Spontan gue berdiri dan langsung menarik Hera masuk ke dalam pelukan gue.
"Suho kenapa?" Tanyanya.
Gue berusaha sekuat mungkin untuk menahan air mata supaya gak jatuh saat ini juga. Gue gak mau terlihat seperti cowok lemah di depan Hera saat ini. Walau sebenarnya iya.
"Aku baik-baik saja. Kumohon, jangan pernah meninggalkanku sendirian lagi, aku benar-benar mencintaimu, Hera."
Hera membalas pelukan gue, "Iyaaa.. aku berjanji." Jawabnya yang membuat hati gue sedikit lega.
Sebab bagiku, mencintai harus memiliki.
Tbc.
Vomment juseyo❤
Thanks for reading!💙What do you think about this chapter?

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED;SUHO ✅
FanfictionYou changed me, Suho. -Hera COMPLETED. [CHAPTERS END ARE PRIVATE] Highest rank: -106 in fanfiction- This is my second book! Copyright; Ceyeahh, September 2017.