4 - Hottie Lunch

192K 4.5K 22
                                    

Makan siang kali ini terasa berbeda. Anne tampak canggung dengan suasana yang ada. Mungkin ini pertama kalinya ia berada di situasi dimana pacarnya duduk di hadapannya dan teman yang berubah menjadi selingkuhan duduk di sampingnya. Padahal di meja itu selain ada dirinya, Charles, Julian, juga ada Emma dan Joe. Sementara pasangan Zack Kim entah pergi kemana. Mungkin bercinta di suatu tempat.

Okay. Semenjak kemarin, otaknya menjadi terus berpikiran kotor.

Emma dan Joe sibuk pada dunia mereka. Anne jelas tau apa yang telah mereka lakukan semalam, tapi mereka tampak seakan semalam tak ada apapun yang terjadi. Sama seperti dirinya dan makhluk berkelamin lelaki di sampingnya ini. Sementara Charles, kelasnya dibatalkan maka dari itu disinilah dia sekarang bersama mereka, dihadapannya sedang menyantap makan siang.

Anne menghela nafasnya berat. Apa yang akan terjadi sekarang? Atau apa yang harus ia lakukan? Ia mengangkat sendoknya dan mulai menyuapkannya pada mulutnya ketika sebuah tangan menyentuh pahanya.

"Benarkan, Anne?" Suara Emma mengalihkannya dari tangan di bawah sana

Itu tangan Julian, Anne menoleh. Laki-laki itu masih tampak polos menyantap makanan dengan tangan kanannya. Apa yang sedang ia lakukan?

"Mm.. y..yaa." ucap Anne yang sebenarnya tidak tau apa yang sedang ditanyakan Emma

Tangan nakal itu kemudian menyusup di antara kedua pahanya. Membelai kemaluannya dari balik jeans yang dikenakannya. Shit, Julian. Not now, let me eat my lunch. Anne bergelinjang geli, Julian masih membelai kemaluannya.

Sebuah ide terlintas di pikiran Anne. Benar juga. Jika Julian bisa menggodanya, kenapa ia tidak? Perempuan itu menjalankan tangannya dan balas menyentuh gundukan besar di balik celana laki-laki itu.

Julian tampak kaget namun kemudian berhasil mengendalikan dirinya "Ehemm.."

"Ohh.. Julian. Apa kau sudah menyelesaikan tugas statistik?" tanya Joe.

"Y..yaa tentu" Julian mengangguk. Joe kembali berbicara tentang kegiatan belajarnya di kelas yang penuh tantangan. Anne tidak tahu. Ia tidak peduli. Fokusnya saat ini berada pada kegiatan nakal mereka.

Anne mencoba menutupinya dengan kembali menyuapkan makanan ke mulutnya. Ia tak ingin seorangpun menyadari apa yang mereka lakukan di bawah sana.

Tapi demi apapun! Siapa yang bisa makan dalam keadaan terangsang seperti ini?

Damn! Anne tidak tahan lagi. Kalau saja kantin ini sepi, mungkin perempuan itu sudah menarik Julian untuk menyetubuhinya di atas meja kantin.

Perempuan itu menyingkirkan tangan Julian lalu berdiri. Membuat perhatian tertuju padanya.

"Ahh.. lanjutkan saja obrolan kalian. Aku hanya ingin mencuci tangan" ucap Anne. Ia beranjak pergi ke sudut kantin, bilik dimana wastafel berjajar untuk mencuci tangan.

Anne memerlukan ketenangan untuk dirinya. Ia perlu mematikan sel mesum di otaknya. Dan ia juga perlu menenangkan jantungnya yang berdetak lebih cepat.

Perempuan itu membuka kran air dan mulai mencuci tangannya. Tak berselang lama Anne dapat melihat kehadiran Julian dari kaca di hadapannya. Laki-laki itu hanya diam, ia tampak menunggu orang di sampingnya selesai mencuci tangan.

Setelah orang itu selesai mencuci tangannya dan pergi, menyisakan kedua orang itu di bilik wastafel, bisa dipastikan apa yang terjadi. Dengan cepat Julian menarik tubuh perempuan itu dan mencumbu bibir manisnya.

Anne mengalungkan tangannya dengan refleks "Mmhh.. hh.. mmhh" Lidah mereka terpaut, saling menyerang.

"Sialan, Anne. Aku sudah tidak tahan lagi" geram Julian. Ia menarik perempuan itu untuk masuk ke ruang penyimpanan alat kebersihan yang letaknya tepat di samping wastafel.

Julian kembali mencumbu perempuannya sembari menutup pintu itu.

Ruang kecil dan sempit itu membuat pergerakan mereka terbatas. Namun juga sekaligus membuat tubuh mereka semakin dekat.

"Shitt.. Julianhhh.. fuck me" Anne mengerang. Julian menjilat leher jenjangnya sekaligus menyingkap baju dan branya ke atas. Memberinya akses untuk menjelajahi dua benda kenyal itu.

Anne tidak tinggal diam. Tangannya bekerja untuk membuka resleting celana laki-laki itu dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras.

"Aah... yeahhh, Anne!" Julian mengerang, tangan perempuan itu bermain dengan penisnya.

Selanjutnya yang dilakukan Julian adalah merobek sebungkus kondom dan memasangnya pada penisnya. Sementara Anne melepaskan jeans beserta celana dalamnya.

Julian mengangkat salah satu kaki Anne memberikannya akses lebar untuk masuk "Ready, baby?" Laki-laki itu mengarahkan penisnya, bersiap untuk masuk.

"Yeahh..." Anne mendesis tak kuasa. Ia memejamkan matanya merasakan penis laki-laki itu mulai memasukki dirinya.

Julian mengangkat kaki Anne yang satunya membuat perempuan itu menopang pada tubuh sang lelaki. Setelah itu Julian menghentakkan penisnya, menanam seluruhnya ke dalam lubang vagina perempuan itu. Tangannya memegang pinggang perempuan itu agar ia tidak jatuh.

Anne mengerang "argghhh..." Ia mengaitkan kedua kakinya pada pinggang laki-laki itu dan mengalungkan tangannya pada leher Julian.

Segera setelah itu Julian menggerakannya dengan gerakan maju mundur.

Desahan terus keluar dari mulut Anne, tidak peduli akan siapapun di luar sana yang berkemungkinan untuk mendengarnya.

"Ahhh.. hhh.. yeahhh"

"Yess... babyhh"

Julian mempercepat gerakannya "Julianhhh.. haahhh.."

"Yesshhh"

"Fasttt.. ohh my.. hhh ahh"

Julian semakin mempercepat gerakannya "Yeahhhh.. oohhhh" Menghantam organ intimnya dengan keras.

"Fuckkk.. hhaa fuckk.."

"Ahh yeahh... mmhhh"

"Ahhhh... aaahh.. akuhh.. akan.. klimaks"

"Hhhh... hhh.. aahhhhh..." Anne mencapai puncaknya, begitu pula dengan Julian.

"Hhaa.. haa" Nafas mereka tersengal-sengal.

Masih dengan posisinya keduanya saling berpandangan. Mereka kembali berciuman, namun kali ini dengan lembut tanpa nafsu.

"Thanks" Julian berbisik. Anne tersenyum padanya.

***

Anne kembali ke tempat dimana mereka duduk sebelumnya "Kemana saja kau, Anne? Lama sekali" Emma menyemprotnya dengan pertanyaan

"Ah, perutku sakit. Jadi aku pergi ke toilet" ucap Anne duduk dan melanjutkan makannya

Charles menatapnya khawatir "Perutmu sakit? Kau baik-baik saja? Apa kau memerlukan obat?"

"Y..yaa. ya aku baik-baik saja" Anne mengangguk

"Dimana Julian" tanya perempuan itu sekedar berbasa-basi

"Julian? Ah.. dia bilang tadi ada urusan mendadak. Jadi dia segera menghabiskan makanannya dan pergi" jawab Emma. Perempuan itu memakan cemilannya

Anne mengangguk.

Urusan mendadak itu.. hanya urusan dengannya kan?

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang