Sudah sehari setelah hari pemakaman ibunya Charles.
Anne tampak belum berniat pergi kemanapun termasuk ke kampus. Yahh.. tapi apa boleh buat. Mau tidak mau, niat tidak niat. Ia tetap harus datang ke kampus dan mengisi absen bila ia tetap ingin mengikuti ujian akhir.
Charles diberikan waktu libur beberapa hari oleh pihak universitas. Kondisi pria itu sudah lumayan membaik setelah menangis saat hari pemakaman. Anne hanya berharap Charles dapat segera pulih dan kembali beraktivitas. Ia cukup memyayangkan ketidakikutsertaan pria itu di Helix Cup yang merupakan kejuaraan yang ia sangat nantikan. Tapi apa boleh buat. Tuhan berkehendak lain.
Selama beberapa hari ini dia sangat fokus pada Charles sampai benar-benar lupa pada teman-temannya dan Helix Cup. Berbicara tentang itu sekarang. Anne mendapat kabar dari Emma bahwa universitas mereka memenangkan kejuaraan itu. Dan Emma bilang bahwa Julian ditunjuk menjadi captain menggantikan Charles yang tidak bisa ikut.
Anne harusnya senang. Tapi dia tidak bisa. Entah mengapa ia malah merasa sedih. Mungkin karena ketidakikutsertaan Charles dalam kejuaraan itu? Anne tau betapa Charles mengorbankan segalanya demi mempersiapkan Helix Cup, termasuk dirinya. Waktu dan hubungan mereka turut serta dipertaruhkan oleh pria itu demi Helix Cup.
Dan sekarang karena keadaan tak terduga, Charles malah harus merelakan dan kehilangan dua hal terpenting dalam hidupnya. Sosok ibu dan kesempatan besar dalam hidupnya. Ia kehilangan kesempatan untuk menunjukkan diri di kejuaraan itu dan otonatis kehilangan kesempatan untuk bisa ditawarkan menjadi pemain nasional.
Memikirkan itu saja sudah cukup membuat Anne sedih dan merasa marah. Tapi marah untuk apa? Tidak ada yang bisa disalahkan. Dan kalaupun ada, Anne tidak akan bisa menyalahkannya.
Tim Helix Cup sudah kembali ke New York semalam. Dan yang Anne ketahui mereka langsung pergi ke rumah Charles.
Bunyi handphonenya menyadarkan Anne dari pikirannya.
Pesan dari Julian.
Are you okay, sweetie?Oh benar. Julian. Ia bahkan sama sekali lupa tentang Julian dan hubungan terlarang mereka beberapa hari ini.
Hmm.. I'm fine. I must go to the university today.
Good. Already at your apartment parking lot.
What?? Julian?
***
"Astaga, Julian. Kenapa kau tidak bilang kalau akan kesini?" tanya Anne memasukki mobil Julian."Surprise?" Julian mengecup singkat bibir wanitanya
"Iya kau sukses membuatku kaget" ujar Anne memasang sabuk pengamannya. Mereka siap berangkat ke kampus
"... kalau aku bilang, kau mungkin akan melarangku datang kesini" gumam Julian dengan suara kecil.
Anne tidak mendengarnya. Wanita itu sudah sibuk dengan handphonenya.
"Ah! Aku dengar kalian memenangkan Helix Cup. Selamat capt!" ucap Anne.
Julian menyengir tapi kemudian menggeleng "Aku bukan capt. Aku hanya menggantikan Charles untuk sementara. Dia lah yang berhak atas kemenangan kami di Helix Cup kemarin"
"Iya.."
"Bagaimana kemarin? Apa kau menemani Charles sepanjang hari? Kau juga memastikan bahwa ia tetap makan teratur, bukan?" tanya Julian
Anne mengangguk "Setelah tiba ke New York kami langsung menuju ke rumah sakit. Semuanya tampak kacau. Aku tak bisa berbuat banyak, aku hanya bisa menemani Charles saja"
"Baguslah kalau kau menemaninya. Menemaninya saja sudah berarti banyak Anne. Kau memberikan kekuatan untuknya" ucap Julian
"Dan Charles.. dia menangis" ujar Anne
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konten bacaan. *** Kejadian tak terduga saat itu benar-benar mengubah segalanya, tepatnya di hari itu pad...