Bibir mereka terus terpaut, saling menyerang dan mendambakan. Beradu dan bergerak satu sama lain.
Julian tidak berhenti menyentuhnya. Tangannya ada dimana-mana, wajahnya, rambutnya, turun ke punggungnya dan berakhir di pinggang ramping sang wanita.
"Aku akan pergi.." bisik pria itu
"Tidak. Julian kumohon"
"Charles akan menjagamu dengan baik" Sosoknya perlahan memudar dan menghilang
"Tidak. JULIANN!!"
***
Anne terlonjak kaget dari tempat tidurnya. Ia bermimpi buruk.
Julian. Sudah seminggu semenjak hubungannya dan Julian berakhir. Sudah seminggu juga ia tidak melihat sosok pria itu. Tidak di kampus atau di luar kampus. Anne juga tidak berani bertanya dimana pria itu. Meskipun ia penasaran.
Seminggu yang berlalu bukanlah hari yang mudah bagi Anne. Setiap hal mengingatkannya akan Julian. Dan setiap ia mengingatnya, dadanya akan terasa sesak dan rasa sakit itu kembali. Membuatnya frustasi dan tidak bisa hidup dengan normal.
Charles beberapa kali bertanya apa yang terjadi karena Anne tampak sangat tertekan belakangan ini. Dan Anne tidak bisa menjawab jujur, bahkan setelah semuanya telah berakhir.
Lebih baik Charles tidak pernah tahu. Iya, itu lebih baik.
Emma menjadi lebih sering berkunjung ke apartmentnya. Mengisi waktu luangnya dengan hal yang lebih berguna. Setelah kejadian itu Emma tidak bicara apa-apa soal Julian. Wanita itu menghargai keputusannya. Meskipun Anne tau ia khawatir
Setidaknya ia memiliki Emma yang selalu membuatnya merasa lebih baik.
"Apa yang ingin kau makan, Anne?" tanya Emma membawakan menu kantin
"Mm.. aku tidak tahu" jawab Anne tampak bingung
"Apa kau ingin burger?" tawar Emma.
Anne terdiam. Burger mengingatkannya akan Julian. Pria itu menyukai burger. Dan Julian mengingatkannya akan sesuatu yang pernah terjadi di sudut kantin ini.
Oh Tuhan.
Apakah bahkan sekarang Anne tidak diperbolehkan untuk pergi ke kantin?
Wanita itu menghela nafas
"Em.. bisakah kita membungkus makanannya dan memakannya di tempat lain?" tanya Anne
"Aku merasa tidak nyaman disini" lanjutnya
Emma tampak ingin melontarkan pertanyaan pada awalnya namun wanita itu membatalkannya dan hanya mengangguk "Tentu saja. Kita bisa makan di lain tempat"
"Hi! Girls" sapa Zack yang muncul tiba-tiba bersama Kim
"Hi, Zack! Lama tidak melihatmu" ujar Emma
"Yeah, kau tau aku sibuk dengan tugas akhir" ucap Zack
"Kalian akan pergi?"
"Iya. Kami berencana makan di lain tempat" jawab Anne
"Good! Aku pikir aku perlu menitipkan Kim pada kalian. Aku ada latihan sore ini" jelas Zack
"Kau tidak perlu menitipkanku. Aku bisa menjaga diri sendiri" Kim tampak memutar bola matanya sebal
"Aku tidak menitipkanmu pada mereka. Tapi aku menitipkan my baby pada mereka" ujar Zack, pria itu kemudian mengeluarkan credit card dan memberinya pada Anne
"Tolong ajak dia shopping atau segala macam. Dan jangan lupa jaga dia. I count on you two"
Emma memberinya tanda oke dan senyum sumringah mendengar kata shopping. Zack yang pelit menjadi sangat murah hati semenjak Kim mengandung anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konten bacaan. *** Kejadian tak terduga saat itu benar-benar mengubah segalanya, tepatnya di hari itu pad...