Helix Cup akhirnya akan tiba dalam 2 hari ke depan. Tim football universitas mereka akan pergi hari ini kesana dan beberapa mahasiswa diizinkan untuk ikut pergi sebagai supporter.
Anne dan Emma diantaranya, tentu saja. Hitung-hitung sekalian mereka liburan gratis.
Bus supporter terpisah dari bus para pemain football jadi Anne dan Emma tidak bisa bersama mereka selama perjalanan beberapa jam.
Emma yang tampak bosan melepas earphonenya dan menatap Anne yang duduk di sebelahnya "Selagi kita punya banyak waktu berdua sekarang, mari ceritakan bagaimana hubunganmu-"
Emma melanjutkannya dengan berbisik takut saja ada orang yang menguping "with you affair"
"Apa yang perlu diceritakan?" tanya Anne
"Aku belum mendengar cerita lengkap dari malam saat pesta Sydney. Yang aku tahu kalian kabur dari pesta-memesan kamar hotel-bercinta sampai pagi- sampai aku harus repot mengatasi Charles" ucap Emma memutar matanya kembali mengingat
"Ayo ceritakan!" Wanita itu tampak bersemangat sekali. Anne terkekeh
"Apa yang ingin kau dengar?" tanya Anne
"Semuanya. Apapun itu, termasuk bagaimana kalian di atas kasur bila kau ingin menceritakannya aku akan dengar dengan senang hati" ujar Emma
Anne tampak menoleh ke sekitarnya. Semua orang tampak mengenakan earphone dan sibuk masing-masing. Baiklah.
"Percintaan kami tentu saja itu rahasia pribadi. Aku tidak akan menceritakannya-"
"Uuuhhh.. soo cool"
"Emma!"
"Okay! Aku mendengarkan"
"Jadi malam itu. Dia akhirnya memperjelas hubungan kami. Maksudku, dia mengungkapkan perasaannya" cerita Anne
"Julian benar-benar mencintaimu?" Emma memastikan. Anne mengangguk
"Iya. Lalu setelah pernyataan itu semua terjadi begitu saja. Kami terbawa suasana dan seperti yang kau katakan kami kabur dari pesta-memesan kamar hotel tanpa pikir panjang-lalu bercinta sampai pagi-bangun kesiangan dengan banyak missed call" ujar Anne secara berurut
"Charles? Kapan kau berencana membicarakannya?" tanya Emma
"Aku berencana membicarakan ini dengan Charles setelah Helix Cup. Bagaimanapun, laki-laki itu butuh dukunganku untuk memenangkan kejuaraan ini. Aku tak ingin merusak moodnya" jelas Anne. Emma mengangguk setuju
"Rencana yang bagus. Tapi, Anne-"
"Oh! Jam berapa ini?" Anne melihat jam tangannya kemudian merogoh tasnya. Mengeluarkan sebuah pil dan meminumnya
"Kalian tidak menggunakan kondom saat bercinta?" Emma mengangkat alisnya melihat apa yang dikonsumsi Anne
"Tidak lagi setelah malam itu."
"Not good for you. Go and buy some condom!"
"But.."
"If you do that, I will let you and Julian making love in our hotel room or everywhere you like." Emma menawarkan penawaran yang sangat menyenangkan
"Aku tahu mencari waktu untuk bertemu Julian tanpa ada yang tahu sangatlah sulit untukmu" Emma menambahkan. Anne mengangguk
"Okey ma'am. I will" Anne membuat tanda hormat dan Emma memukul kepalanya pelan.
"Good girl! I will tell Julian too."
"What?"
"Aku tidak percaya kau akan menuruti perkataanku." Emma menyipitkan matanya.
Anne tertawa "okay. Thank you, Em. I love you"
"Love you too my naughty girl"
***
"Woahhh.. udara disini tampak lebih menyegarkan dibanding New York" Zack merentangkan tangannya begitu ia turun dari bis.
"Aku jadi merindukan Kim" Ia menambahkan dan merogoh sakunya untuk menelepon pacarnya.
Berhubung Kim memiliki tugas penting yang tidak bisa ia tinggal. Jadi perempuan itu tidak ikut menemani mereka.
"Hello, girls!" Joe menyapa Emma dan Anne begitu keduanya turun dari bis yang berbeda
"Hi!!"
"Already get the key room?" Seorang perempuan menepuk bahu Anne dan Emma. Mereka menoleh dan menggeleng. Perempuan itu kemudian menyerahkan kunci kamar kepada mereka.
"Thank you"
Anne hendak menurunkan kopernya dan saat itu dua suara yang menawarkan bantuan tampak muncul bersamaan. Suara Charles dan Julian.. Oh God.
Anne melihat Charles menatap Julian bingung. Suasana tampak canggung seketika hingga Emma tiba-tiba bersuara "Mm.. Julian, kau bisa membantuku dengan koperku?" tanya Emma
Julian menoleh dan mengangguk. "Sure, Em"
Anne menghela nafas, ia menatap temannya yang memberikan kedipan mata padanya. Ia sangat bersyukur memiliki Emma dalam hidupnya.
"Kita punya waktu bebas setelah ini. Bagaimana kalau berenang setelah ini?" tanya Joe menyarankan. Yang lain tampak menyetujuinya tanpa basa-basi.
"Okay. Let's meet in the swimming pool at 4 p.m."
***
Cuaca sore itu sangat mendukung itu berenang. Banyak anak-anak lain yang sudah bermain air disana ketika Anne dan Emma tiba. Para lelaki sudah tampak tersebar di kolam renang. Tampaknya mereka terlalu lama bersiap diri.Anne mencari keberadaan Julian. Ia menemukan laki-laki itu berenang dengan sangat sexy. Jantungnya berdebar, tubuh basah laki-laki itu menaikkan hormonnya dan membuatnya... mm.. horny?
Emma menyenggol lengannya. Anne tersadar dari pikirannya yang mulai jorok. Persetan dengan berenang, Anne menginginkan Julian di atas kasur dengan tubuh basah itu.
"Aku tahu betapa menggodanya tubuh basah pria itu. Tapi kau harus mengedipkan matamu" bisik Emma. Anne memukulnya pelan sembari tertawa
"Go and get him" Emma memberikan kunci kamar mereka.
Anne tau apa yang dimaksud Emma. Tapi apa Emma benar-benar tidak keberatan?
"45 minutes is more than enough, huh? Aku akan berenang dengan Joe, Zack dan Charles." ucap Emma
Anne terharu. Sungguh. Ia hampir meneteskan mata.
"Sekarang pergi dan ajak pria seksi itu ke kamar" Emma mendorong temannya pelan. Anne terkekeh
"I'll give you anything you want after this" ucap Anne
"Then bring me your happiness" ujar Emma. Anne menatapnya haru
"And for your information, I see the new summer collection from the magazine" Tambah Emma
"Okey, I know" Anne tertawa, seperti Emma yang biasanya. Emma teman baiknya.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konten bacaan. *** Kejadian tak terduga saat itu benar-benar mengubah segalanya, tepatnya di hari itu pad...