31 & 32 - End

106K 3.4K 140
                                    

One year later

"Woahh.. ini gila. Aku tidak percaya akhirnya kita menggunakan jubah ini" Emma meloncat kegirangan hingga hampir terjatuh oleh high heels tingginya.

"ANNEEE!!! KITAA SUDAH LULUSS. HAHAHA" teriak Emma begitu antusias sampai Anne menutup wajahnya malu karena beberapa orang menoleh ke arah mereka.

"Emma!" Anne menyikut teman gilanya itu.

"Wahh wahh.. lihat ini. Perempuan kecil kita sudah lulus sekarang" Suara berat seorang pria yang tidak asing bagi Anne membuatnya berbalik dan tersenyum lebar

"DAD!! MOM!" Anne berlari dan memeluk keduanya erat

"Kapan kalian tiba?" tanya Anne

"Baru saja. Kami mengambil penerbangan tercepat dari Kansas kesini"

"Selamat ya sayang"

"Terima kasih, Mom"

"Aku tidak melihat pacarmu. Dimana dia?"

"Julian masih bekerja di Chicago. Dia bilang secepatnya akan menyusul kesini" jelas Anne. Ibunya mengangguk. Semenjak dikenalkan dengan Julian, ibunya selalu saja bertanya tentang pria itu. Sampai Anne merasa yang "anak" adalah Julian, bukan dirinya.

"Wahh.. lihat siapa yang datang! Baby Kimmy" ujar Emma menyambut kedatangan Zack, Kim beserta anak mereka.

"Hai, auntie Emma." Kim menggerakan tangan Kimmy dan mengeluarkan suara lucu seolah yang berbicara adalah Kimmy.

"Kami akan pergi mengobrol dengan orang tua Emma dan mencari beberapa makanan. Nikmati waktumu dengan teman-temanmu, honey" ujar ibunya sembari mengecup pipi Anne. Anne mengangguk patuh.

"Congrats, girls" Zack memberikan high-five pada Anne dan Emma.

"Charles dan Joe menitipkan ucapan selamat pada kalian. Charles tidak bisa datang karena ada pertandingan di Brazil. Dan Joe, yeah.. dia hanya tidak ingin mengganggu hari bahagiamu, Em" ucap Zack. Emma mengangguk paham.

Hubungannya dengan Joe sudah berakhir cukup lama karena tidak ada keseriusan di antara mereka dan ia pun sudah menemukan pria lain yang benar-benar serius dalam menjalin hubungan.

"Charles akhirnya menjadi pemain football yang terkenal sekarang"

"Dan kau akan menjadi istri konglomerat setelah ini" timpal Emma menggoda Anne

"Berbicara tentang konglomerat. Aku tau Julian berasal dari keluarga kaya. Tapi aku tidak tau keluarganya di Chicago sekaya itu" ujar Zack masih tampak tidak percaya ketika melihat wajah teman baiknya terpampang di headline koran harian sebagai penerus salah satu perusahaan terbesar di Chicago. Yang berarti selama ini ia berteman dengan seorang konglomerat.

Pantas saja Julian tidak terlalu tertarik dengan hal lain seperti football.

"Seharusnya aku bisa menduganya dari pakaian dan mobil yang ia gunakan" ujar Emma

Anne terkekeh. Tiba-tiba sebuket bunga yang sangat indah muncul dari arah belakangnya.

Dia berbalik dan menemukan Julian dengan kemeja hitam dan lengan digulung sebagian. Tersenyum padanya.

"Aku belum terlambat, kan?" tanyanya. Anne menggeleng dan segera memeluk pria itu.

Sudah beberapa minggu ia tidak melihat wajahnya. Semenjak Julian lulus, ia langsung bekerja di Chicago. Otomatis pria itu pindah dan menetap di sana. Dengan kata lain, mereka berdua harus menjalani hubungan jarak jauh dalam waktu yang cukup lama.

"Aku merindukanmu" ujar Julian sembari mengecup bibir wanita di hadapannya itu.

"Aku juga" Anne tersenyum.

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang