Sinar matahari menyelinap di balik tirai yang sedikit terbuka. Membangunkan sang pemilik kamar dari tidur lelapnya.
Anne terbangun dengan mata yang berat dan sekujur tubuhnya yang terasa sakit. Terutama bagian selangkangannya. Ia perlu beberapa detik untuk menyadari dan mengingat apa yang terjadi.
Wanita itu meraba sisi kanan dan tidak menemukan apa yang ia cari.
Dia sendirian. Tidak ada Julian di sampingnya. Pria itu menepati janjinya dan benar-benar pergi setelah mereka bercinta semalam.
***
Last nightUntuk kesekian kalinya pada malam ini Anne mencapai klimaksnya. Cairan milik Julian menyembur di dalamnya dan mengalir hangat. Nafasnya tersengal-sengal. Hari sudah malam dan mereka belum puas bercinta. Anne bahkan tidak ingin mengakhiri hari. Ia ingin terus bercinta dengan Julian.
Katakan lagi. Ayolah!
"Anne.."
"Hmm?"
"Apa kau mencintaiku?"
Anne terdiam.
"Tidak bisakah kau mengubah keputusanmu? Kita bisa kembali bersama"
"Julian.."
"Kumohon, jangan pergi."
***
Rasa sakit tiba-tiba membanjirinya. Anne memegang dadanya yang terasa sesak. Semua menjadi begitu menyakitkan setelah pria itu pergi.Semalam pria itu memohon padanya. Memberikannya kesempatan terakhir untuk mengubah keputusannya. Tapi dia dengan sombongnya menolak dan membohongi dirinya sendiri.
Sekarang semua sudah terjadi seperti yang ia kehendaki. Hubungannya berakhir dengan Julian. Harusnya ia merasa lega. Bukankah hubungan mereka merupakan penyebab dari segala bebannya?
Bohong. Ia sama sekali tidak bahagia atau merasa lega seperti dugaannya.
Beban itu hilang. Tapi meninggalkan luka parah yang membuatnya hancur. Anne memukul dadanya berulang kali, sakit itu tidak hilang. Tapi bahkan air matanya tidak mau keluar. Ia menderita.
Anne berteriak, ia menarik rambutnya. Wanita itu meraung pedih. Ia tidak tahu bagaimana mengatasinya. Segala kenangan tentang Julian datang ke ingatannya. Bergerak bergantian seperti film.
"Masuklah, aku akan mengantarmu"
"Damn, Anne. You're such a good kisser"
"Hh.. Sex with me, Anne"
"I want you"
Hari dimana hubungan ini dimulai. Kita merasa asing satu sama lain. Tapi kita bercinta layaknya sudah saling menginginkan dalam waktu yang lama. Haus dan lapar.
"Sialan, Anne. Aku sudah tidak tahan lagi"
"Siapa yang memperbolehkanmu berkeliaran dengan bikini seperti itu?"
"Aku ingin bersamamu"
"Aku senang menjadi yang pertama untukmu"
"Karena warnanya mengingatkanku pada gaunmu"
"Apa sih yang kau pikirkan dengan memakai gaun terbuka seperti ini di cuaca malam sedingin ini?"
"Setiap saat bersamanya adalah momen paling bahagia bagiku"
"Ketika kami bercinta, aku selalu mendambakannya, aku sangat menyukai tiap inchi tubuhnya, aku juga menyukai rintihan yang keluar dari mulutnya, meneriakkan namaku ketika aku lepas di dalam dirinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konten bacaan. *** Kejadian tak terduga saat itu benar-benar mengubah segalanya, tepatnya di hari itu pad...