3 - After That Day

212K 4.1K 27
                                    

Anne duduk di meja makan apartementnya. Membayangkan kejadian kemarin. Ia tak pernah menyangka akhirnya keperawanannya direnggut. Dan itu oleh Julian, sahabat baik pacarnya.

Berbicara tentang pacarnya Charles, rasa bersalah mulai merasukinya saat laki-laki itu meneleponnya semalam setelah percintaannya dengan Julian. Tampaknya akal sehatnya baru kembali saat itu. Kadang Anne merasa ingin mengusir akal sehatnya saja agar tak perlu kembali dan membuatnya pusing. Segala kemungkinan akibat muncul di otaknya, berkeliaran mengganggunya. Sialan.

Mereka mengobrol sekitar satu jam untuk hal yang tidak penting dan setelah itu Anne sangat merasa bersalah padanya. Bayangan dirinya dan Julian yang bercinta di dalam mobil dengan guyuran hujan deras terus muncul ketika ia berbicara dengan Charles.

Maafkan dirinya, Charles..
Anne merasa seakan dirinya makhluk paling berdosa karena berselingkuh apalagi dengan teman dari pacarnya sendiri.

Dan maafkan dirinya lagi, Charles. Karena demi apapun Anne mendambakannya lagi. Mendambakan percintaan panasnya dengan Julian.

Anne menelepon Julian tengah malam karena rasa bersalahnya pada Charles. By the way, dia bahkan tidak tahu pernah menyimpan kontak Julian di handphonenya.

Anne menceritakan kekhawatirannya pada laki-laki itu. Namun Julian berhasil menenangkannya dengan kata-kata yang keluar dari mulut laki-laki itu. Ia bilang bahwa semua telah terlanjur dan mereka sudah bersetubuh atas keinginan kedua pihak. Tidak ada yang salah selama mereka berdua saling menikmatinya. Anggap saja mereka hanya saling membantu untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

Dan ia berjanji untuk tetap menyimpannya sebagai rahasia di antara mereka berdua.

Anne setuju dengannya.

Malam itu Anne tertidur dengan suara Julian yang menemaninya melalui handphone.

Hari ini Charles akan menjemput untuk pergi ke kampus. Beruntung Juliannya yang pintar tidak meninggalkan jejak sama sekali pada bagian leher, sehingga Anne tidak perlu mengenakan pakaian kutub seakan ia kedinginan untuk menutupinya.

Anne menelan obat kontrasepsi dan kemudian berdiri untuk bersiap diri. Ingat bahwa percintaannya dan Julian terjadi secara tak terduga, jadi mereka bahkan tak memikirkan tentang pengaman.

Anne bergegas mengambil tasnya. Charles tampaknya sudah menunggu di bawah.

***

Anne berjalan beriringan dengan Charles "Aku ada kelas sampai nanti sore, Ann. Kau bisa makan siang terlebih dulu" ujar Charles ketika mereka sampai pada persimpangan jalan, saatnya berpisah ke arah masing-masing.

Anne mengangguk sembari memberikan senyuman "Okayy.. no problem. Aku bisa makan dengan Emma dan yang lain."

"Ohh.. satu lagi Anne. Hari ini aku juga tidak bisa mengantarmu pulang, jadi-"

Anne menyela ucapan Charles "Aku mengerti Charles. Aku bisa pulang bersama Emma. Helix Cup tinggal beberapa hari dan kau perlu berlatih. Pergilah" Wanita itu membuat gestur mengusir membuat Charles tertawa.

"Kau mengusirku?"

"Ya. Urus saja Helix Cupmu itu dan lupakan aku. Aku bisa mengurus diri sendiri" ujar Anne berpura-pura sebal. Charles terkekeh dan mencubit pipi Anne.

"Aku minta maaf, Anne sayang. Setelah Helix Cup aku berjanji akan mengajakmu kemanapun yang kau mau. Menghabiskan waktu seharian hanya kita berdua" Laki-laki itu mengelus rambut Anne hangat.

Anne mengangguk paham meskipun tidak terlalu berharap, Charles terlalu sering melupakan janjinya. Jadi Anne sudah terbiasa "Hmm.."

"Aku pergi dulu" Charles mengecup singkat bibir itu kemudian berbalik pergi.

Anne meneruskan perjalanannya menuju koridor loker tempat ia meletakkan barang-barangnya.

"Hey, Em" Anne menepuk pundak Emma yang sudah terlebih dulu tiba di ruang loker.

"Oh! Anne! Beruntung kau cepat tiba. Ada banyak hal yang ingin kuceritakan mengenai kemarin. Kau tidak akan percaya apa yang kulakukan kemarin dengan Joe-" Emma tampak bersemangat saat ia bercerita.

"Jangan bilang kau melakukan sex dengan Joe. Atau one-night stand mungkin?" ucap Anne asal bicara. Ia hanya asal menebak karena tau kebiasaan Emma yang gemar pergi ke club dan melakukan one-night stand.

"Kau benar, Ann!! Oh Tuhann.. darimana kau tahu?" tanya Emma antusias.

Anne tersedak ludahnya sendiri. Ia sudah menyangka ini akan terjadi, tapi setelah Joe dan Emma meresmikan hubungan mereka tentunya. Bukan saat hubungan mereka masih tidak ada kepastian seperti ini. Baiklah, itu juga berlaku bagi dirinya tentunya.

"Em, kalian sudah bersetubuh tapi hubungan kalian masih mengambang?" tanya Anne. Sebenarnya bukan masalah sih, banyak hubungan sex tanpa status yang beredar di lingkungan ini. Hubungannya sendiri contohnya.

"It's okay. Ini lebih menyenangkan dibanding berpacaran namun never making love" Perkataan Emma seakan menusuk hubungan Anne dan Charles.

Tidak apa. Emma belum tahu bahwa ia lebih gila karena punya selingkuhan. Emma juga belum tahu bahwa kemarin ia melakukan sex dengan selingkuhannya. Dan Emma belum tahu bahwa orang itu sahabat pacarnya.

Mungkin ia bisa pingsan bila mengetahui seberapa gila temannya ini. Dan Anne belum mau melihat Emma pingsan di tempat umum karena dirinya.

"Thank you, Em. You hurt my pride as a woman"

"Your welcome, honey"

"Kau perlu tahu seberapa hot Joe di atas ranjang, Anne.. Ya Tuhan, dari semua pengalamanku, dia yang terbaik. Hentakannya kuat dan keras-" Anne membungkam mulut Emma dengan tangannya.

Terkadang Emma tidak tahu tempat dan waktu. Ia bercerita hal kotor seperti itu saat banyak orang dengan volume suara yang besar. Very smart, Em.

"Shhh.. Emma, ini bukan tempat dan waktu yang baik untuk menceritakan hal itu" bisik Anne. Ia membawa Emma pergi dari ruang loker ketika ia merasa orang-orang mulai memperhatikan mereka.

Setelah keluar dari ruang itu. Bukannya diam, Emma kembali berkicau.

"Aku serius, Anne. Kenikmatan dunia berada pada saat kau bercinta. Dan kau harus tau seberapa ukuran panjang--mmhhilikk.. Joeehh" Lagi dan lagi, Anne terpaksa membungkam mulut temannya itu.

"Em, aku rasa hal pribadi seperti itu tidak perlu kau ceritakan" ucap Anne memutar bola matanya.

"Ohh. Baiklah, kita lewatkan tentang detail tubuhnya. Lalu aku akan langsung menceritakan tahap kami--"

"EMMA!!!" Anne berteriak sebal. Emma tertawa melihatnya.

"Okay.. aku tidak akan menceritakannya. Kau harus merasakannya sendiri, Ann" Emma menepuk pundak sahabatnya itu.

"I know the feeling, Em."

"Tidak, Anne. Hal itu tidak sama seperti saat kau membaca novel erotis." ujar Emma terus terang. Satu persatu secara perlahan Emma membuka aib memalukannya.

Anne menghela nafas "Em, i already got my first sex. Jadi berhenti berkata seakan aku wanita polos yang tidak tahu apapun tentang sex"

"Anne, aku.... WHAT THE HELL?! APA KAU BILANG?" Emma yang tampak kaget membulatkan matanya. Ia berteriak membuat orang di sekitar koridor menoleh.

Anne tampak terkejut dengan ucapannya sendiri "We're late, Em" Ia mempercepat langkahnya menuju kelas, meninggalkan Emma di belakang dengan penuh pertanyaan.

"ANNE!!!"

(Next part will be a private part)

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang