"Dulu, aku juga suka melukis. Tapi aku sama sekali tak memiliki bakat di bidang itu. Jadi aku menyerah" ungkap Julian terkekeh
Tiba-tiba Anne menciumnya dengan cepat. Laki-laki itu terkejut dengan gerakan tiba-tibanya.
Ia tak sadar Anne sedari tadi memandangnya intens.
Perempuan itu melepas genggamannya pada handuk lebar yang menyelimutinya. Handuk itu jatuh membuat bikini toscanya kembali terekspos. Kedua tangannya melingkari leher sang lelaki, menariknya untuk mendekat dan kembali menciumnya.
Julian menggenggam pinggang mulus perempuan itu. Membalas ciumannya dengan lembut.
Keduanya memisahkan diri setelah kehabisan nafas. Masih bertatapan keduanya terengah-engah mengumpulkan oksigen.
Julian kembali menciumnya pelan. Merasakan tiap detik kecupan dan pertukaran saliva. Lidah yang saling bertemu dan membelit.
"Kali ini biar aku saja yang melakukan semuanya. Kau cukup diam dan nikmati permainannya" Bisik Julian. Anne mengangguk
Dengan perlahan laki-laki itu membawa Anne untuk berbaring dan menindihnya. Ciuman itu pun mulai turun menuju leher jenjangnya.
Anne tak mampu menahan rasa geli yang timbul "Hhh.. aa..hh"
Tangan perempuan itu menjamah punggung telanjang sang lelaki. Mencari pegangan untuknya.
"Hhhhh...hh"
Anne memejamkan matanya merasakan ciuman Julian pada tubuhnya yang semakin turun mendekati payudaranya. Hingga pada titik itu, ciuman itu tidak lagi terasa dan sebuah tangan terselip di belakang tubuhnya. Mencoba melepaskan bikini yang menutupi payudaranya.
Perempuan itu sedikit mengangkat tubuhnya, memberi akses bagi si pemilik tangan untuk melepas kain yang menutupi payudaranya. Dan dalam hitungan detik kemudian, Anne bisa merasakan angin pantai membelai dadanya.
Anne tenggelam dalam sensasi, tubuhnya meronta tak tahan. Julian bermain dengan sangat pelan dan bertahap.
"Kau tahu, Anne. Betapa aku sangat menyukai tubuh ini" gumam Julian, tangannya melepas bagian terakhir dari satu set bikini tosca Anne, celana dalamnya.
"Ya. Aku tahu, Julianhh--ahhh" Anne mendesah, Julian meremas-remas payudaranya. Jari jemarinya bermain dengan putingnya. Memelintirnya memberikan kejutan sensasi dalam tubuh Anne.
"Ahhh... ahh.."
"yeahh.. ohh" Anne mengerang. Sedetik kemudian ia bisa menebak bahwa Julian sedang mengulum putingnya layaknya sedang memakan lolipop.
"Mm.. mmh.. hhh--"
"Hha... ouhh.."
Anne bisa merasakan penis laki-laki itu dalam posisi menggantung di atas tubuhnya.
Damn! Kapan laki-laki itu melepas celananya?
Anne bahkan baru sadar bahwa keduanya sudah sama-sama naked dan sedang melakukan sex di sebuah pondok terbuka. Dengan kata lain, siapapun bisa saja datang dan memergoki mereka.
Tapi untuk saat ini Anne tidak peduli.
Anne mendengar Julian mengumpat ketika tangan laki-laki itu membuka selangkangannya.
"Damn! Kau sudah sangat basah, sayang"
"Yeahh.. Julian. Cepat lakukanhh" Anne mengerang.
"Persiapkan dirimu, Anne" ujar Julian mengecupnya singkat.
Laki-laki itu mengarahkan penisnya pada vagina perempuan itu. Menyentuh liangnya kemudian dengan pelan mendorongnya masuk.
"Aarrghh.. haaahh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konten bacaan. *** Kejadian tak terduga saat itu benar-benar mengubah segalanya, tepatnya di hari itu pad...