Bukk.. buk..
Darah.
Darah segar keluar dari sudut mulut pria itu setelah ia menerima beberapa pukulan keras.
"Apa yang sedang kau lakukan?!" tanya Julian berteriak kesal.
Julian tidak paham. Charles tampak sangat murka. Pria itu mengajaknya bertemu tengah malam dan setelah itu dia disambut dengan pukulan.
Charles tidak menjawab. Ia akan memukul Julian lagi namun pria itu menghindar.
"Si bodoh sialan!" Julian bangun dan mencengkram kerah kemeja lawan bicaranya.
"Aku harap kau punya alasan kuat atas tindakanmu" ucap Julian dengan tatapan tajam.
"Itu untuk menyakiti Anne dan membuatnya menangis" ujar Charles. Mendengarnya membuat alis Julian terangkat dan cengkramannya melonggar.
Charles memukulnya lagi dengan keras. "Dan itu untuk perselingkuhan kalian"
"Hah" Ia menghela nafas dengan keras
"Ternyata kau sudah mengetahuinya." Julian menyeka darah di ujung bibirnya.
"Brengsek. Apa kau sedang membalas dendam padaku?" tanya Charles sarkatis
"Membalas dendam? Untuk apa?"
"Jangan pura-pura tidak tau. Kejadian setahun yang lalu. Saat aku mengambil Anne darimu" Charles memperjelasnya.
"Kau tidak mengambilnya. Aku bukan siapa-siapanya. Aku tidak memiliki hak atas apapun" ujar Julian lantang
"Dan bila kemarin aku berhubungan dengannya itu adalah karena aku mencintainya. Bukan karena balas dendam" lanjut pria itu
"Tapi kau mengetahuinya bodoh! Soal bunga itu. Setidaknya kau harusnya marah dan memukulku saat itu." ujar Charles berteriak kesal.
"Aku marah. Benar. Aku bahkan sangat ingin memukulmu sampai mati. Tapi kau tau, aku tidak suka menyelesaikan masalah dengan cara bertengkar. Dan lagi apa yang aku dapatkan bila aku memukulmu? Kita hanya akan terluka dan persahabatan kita hancur-"
"Jadi untuk apa berkelahi hanya karena wanita? Itulah yang ada di pikiranku setahun yang lalu" ujar Julian
"Hah! Bahkan setelah semuanya, kau masih temanku Charles" lanjut Julian.
Charles menundukkan kepalanya dan menghela nafas panjang. "Aku menganggapnya impas di antara kita." Ia terduduk di atas bebatuan jalan.
"Masalah yang satu itu mungkin impas. Tapi untuk yang satu ini belum-" ujar Julian menunjuk luka lebam di wajahnya. Beberapa detik kemudian tangannya sudah melayang ke wajah Charles menyebabkan pria yang dipukul itu terbatuk-batuk.
"Sialan" gerutu Charles
"Impas. Aku sudah memukulmu seperti yang kau inginkan. Jadi jangan hidup dengan rasa bersalah itu lagi"
Hening. Keduanya sibuk dalam pikiran masing-masing. Tidak ada pembicaraan di antara mereka sampai Charles membuka suara.
"Sudah berapa lama?" tanya Charles
"Apanya?"
"Hubungan diam-diam kalian" perjelas Charles
"Semenjak kau menelantarkannya dan sibuk dengan Helix Cup" ujar Julian. Charles tidak mencoba untuk menyangkal
"Sudah sejauh mana hubungan kalian?" tanya Charles
"Aku tidak berpikir aku perlu mengatakannya. Itu bukan ide yang bagus. Kau mungkin membunuhku bila mengetahuinya" Julian mengangkat alisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konten bacaan. *** Kejadian tak terduga saat itu benar-benar mengubah segalanya, tepatnya di hari itu pad...