27 - Break Up

64.3K 2.8K 76
                                    

Waktu untuk kita akhirnya akan sampai pada batasnya.
Batas dimana aku tidak mampu lagi membohongi diri dengan bersamamu.

Aku pernah mencintaimu.
Tapi waktu terus berlalu..
Cinta lain tumbuh dalam diriku tanpa bisa kuhentikan.

Demi kita, aku pernah kehilangannya.
Menyakitinya dan sekaligus menyakitiku.
Aku membenci diriku karena berada dalam cinta serumit ini
Tapi berapa kali pun aku menyanggahnya
Tetap, Aku mencintainya.

Kali ini aku ingin memilih jalan yang benar
Aku ingin memperjuangkannya

Mungkin sangat kejam untuk mengatakannya
Tapi tolong pahamilah..

***
"Charles"

"Aku mempunyai pengakuan" Dengan lantang wanita itu bersuara di hadapan pria yang merupakan kekasihnya

Charles mengangguk dan memberikan tanda bahwa ia akan mendengarkan. Meskipun ia kemungkinan besar sudah tahu apa yang akan dikatakan Anne.

"Aku mengatakannya karena aku tidak bisa berbohong lebih lama lagi padamu. Kau adalah pria yang baik dan kau pantas mendengar kebenarannya" ujar Anne

"Aku akan mendengarkannya"

Anne menarik nafas panjang dan meyakinkan dirinya.

"Aku telah berselingkuh" ucap Anne memperhatikan reaksi Charles. Ia tahu kata-katanya terlalu frontal dan to the point. Tapi ia tidak tahu lagi kalimat seperti apa yang harus ia lontarkan.

Pria itu tidak bergeming. Ekspresinya tidak berubah sama sekali. Tidak ada raut heran ataupun kaget.

Charles tidak sedang menganggapnya bercanda, kan?

"Aku serius dengan perkataanku" ujar Anne. Kenapa pria itu tidak bereaksi? Anne bukannya berharap ia akan bereaksi seperti membanting meja, berteriak marah, atau terlonjak dari kursinya. Tapi setidaknya, bukan reaksi datar seperti ini yang ia harapkan.

Pria itu mengangguk "Aku tahu. Pria itu Julian, bukan?" tanyanya

Bukannya Charles yang terkejut. Kali ini Anne yang benar-benar terkejut. Charles sudah mengetahuinya? Sejak kapan? Dari mana pria itu mengetahuinya? Lalu kenapa selama ini dia diam saja? Banyak pertanyaan muncul di otaknya.

"Ketika kau mabuk kemarin malam. Kau menyebut nama Julian. Detik itu juga aku menyadari apa yang sedang terjadi selama ini" ujar Charles menjawab kebingungan di wajah Anne

"Perubahan sikapmu, rasa sedihmu ketika pria itu pergi, rasa putus asamu. Sekarang aku tau alasan dibalik semua itu"

Anne tidak tau harus berkata apa. Charles sudah mengetahui semuanya. Apalagi yang harus ia jelaskan.

Pria itu menghela nafas "Hahh.. Aku sudah mengetahui semuanya. Tapi mendengarmu mengatakannya langsung seperti ini tetap saja menyakitkan." 

"Maafkan aku"

"Anne.. Aku tidak peduli sudah seberapa jauh hubungan kalian. Aku memutuskan untuk menutup mata akan hal itu. Kita bisa kembali" ujar Charles tampak serius

"Charles.."

"Aku serius dengan perkataanku. Aku akan memaafkanmu dan kita bisa kembali seperti dulu."

Anne memejamkan matanya dan menahan air matanya pada tempatnya "Tapi aku mencintainya..."

"Aku sangat mencintainya. Bahkan tanpa tahu kebenaran tentang pengirim bunga itu.. aku telah jatuh cinta padanya."

Charles menghembuskan nafas berat. Percuma.

"Jadi apakah kau ingin bersama dengannya?" tanya Charles

Anne mengangguk

"Apakah kau akan bahagia bila bersamanya?" tanya Charles lagi

Anne mengangguk

"Baiklah.."

"Kalau begitu pergilah. Bila itu membuatmu bahagia maka aku tidak akan menghalangimu" ujar Charles. Anne langsung menatapnya.

"Mari kita akhiri hubungan kita sampai disini." ucap Charles tersenyum kecil. Anne memandang senyum itu dengan sedih.

"Terima kasih dan maaf.." Anne tersenyum dengan mata yang berair. Ia sedikit bersyukur semuanya berjalan baik. Tapi perpisahan ini terlalu menyedihkan. Bagaimanapun Charles pernah mengisi kebahagiaan bersamanya. Dan entah sudah seberapa besar luka yang ia torehkan.

"Pergilah sebelum aku berubah pikiran" ujar Charles

"Satu tahun bersamamu sangat menyenangkan bagiku. Aku tidak pernah menyesalinya. Terima kasih atas semua waktu yang indah, Charles. Maaf dan selamat tinggal" Hanya kata-kata itu yang bisa ia ucapkan sebagai salam perpisahannya dengan Charles sebelum ia beranjak pergi.

Meninggalkan pria itu sendiri.

Padahal aku sudah menyiapkan diri untuk menerima kesalahanmu dan memperbaiki hubungan kita..

***

"Jadi semua sudah selesai sekarang?" tanya Emma ketika Anne datang ke apartmentnya

Wanita itu memeluk Emma tanpa bersuara. Emma menepuk punggungnya pelan.

"Kami sudah putus" ucap Anne lirih.

Putus dengan Charles bukanlah hal mudah bagi Anne. Emma tau itu, apapun yang telah terjadi, tetap tidak akan mengubah fakta bahwa Charles pernah mengisi hati perempuan itu.

"Dia akan baik-baik saja kan?" gumam Anne

"Tentu saja"

"Dia pasti bertemu dengan wanita yang lebih baik daripada aku"

"Iya" Emma dengan sabar menjawabnya

"Setelah ini, Charles pasti sangat membenciku, kan?"

"Mungkin? Tapi selama aku mengenal Charles, dia bukan orang yang pendendam."

"Em, aku sudah berbuat hal yang benar kan?" tanya Anne

"Iya. Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja" ujar Emma

"Semua akan baik-baik saja." Anne ikut mengatakannya seperti sebuah doa

"Semoga"

Untuk beberapa saat wanita itu terisak di dalam pelukan sahabatnya. Meluapkan semua kesedihannya. Saatnya baginya untuk merelakan.

"Cup cupp.. jangan menangis" Emma berusaha menghibur Anne

"Agar kau tidak bersedih lagi. Bagaimana kalau kau ikut aku menonton saja? Aku baru saja selesai mendownload film dewasa" ujar Emma frontal

Anne memukulnya dengan tas sembari terkekeh "Sialan, Em. Terakhir kali aku membaca novel erotismu, aku berakhir telanjang dengan sahabat pacarku"

"Hey. Itu bukan salahku" ujar Emma tertawa mendengarnya sekaligus senang melihat Anne tersenyum.

"Ayolah temani aku menonton. Kau bisa mempraktekkannya dengan Julian" Emma menyikut Anne yang menatapnya tajam.

"Praktek dengan Julian apanya. Pria itu bahkan masih tidak sudi melihatku." Anne menggerutu. Emma terdiam sejenak, sepertinya ia salah bicara.

"Ah. Sudahlah! Aku akan memikirkan tentang itu nanti. Malam ini aku hanya ingin beristirahat-" ujar Anne kemudian

"Aku pinjam pakaianmu ya" ucap wanita itu sembari masuk ke kamar Emma tanpa basa-basi.

"Dia sudah melalui banyak sekali hal" gumam Emma menggelengkan kepala.

To be continued

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang