Epilogue

71.7K 2.4K 93
                                    

Wanita cantik dengan gaun putih yang membalut tubuh jenjangnya itu berjalan dengan anggun di atas karpet merah yang tergelar dari ujung ruangan menuju ke altar dimana sang pujaan hatinya sudah menunggu sembari tersenyum lebar.

Ia merasa sangat gugup dan tangannya terasa dingin namun tatapan mata prianya di ujung sana memberinya kekuatan dan kepercayaan untuk melangkah maju.

Selangkah lagi ia akan resmi sebagai Mrs. Jacob. Istri sah dari Julian Jacob. Kekasihnya.

Suara tepuk tangan memasukki indra pendengarannya. Lampu perlahan dinyalakan ketika ia mencapai penghujung altar dan meraih tangan Julian.

Julian tampak sangat tampan dan gagah dengan jas hitam yang membalut tubuh kekarnya. Pengucapan sumpah pernikahan akan dimulai dengan dipimpin seorang pendeta.

Anne tampak sangat gugup dan mengeratkan genggamannya pada tangan Julian. Sekilas Julian menatapnya dan memberi senyuman. Ia tahu pria itu juga sama gugupnya.

"Julian Jacob, apakah engkau bersedia menjadikan Anne Clayton sebagai istri sahmu?"

"Ya, saya bersedia" Julian menjawab dengan lantang dan tanpa ragu

"Anne Clayton, apakah engkau bersedia menjadikan Julian Jacob sebagai suami sahmu?"

"Ya, saya bersedia" ujar Anne. Jantungnya semakin berdegub dengan kencang

"Julian Jacob, apakah engkau berjanji untuk selalu mencintai, mendukung, dalam sakit maupun sehat, kaya maupun miskin, baik maupun buruk dan dalam keadaan apapun kepada Anne Clayton?"

"Ya, saya berjanji"

"Anne Clayton, apakah engkau berjanji untuk selalu mencintai, mendukung, dalam sakit maupun sehat, kaya maupun miskin, baik maupun buruk dan dalam keadaan apapun kepada Julian Jacob?"

"Ya, saya berjanji"

"Apakah kalian berdua berjanji di hadapan semua hadirin, keluarga, dan sahabat, bahwa kalian akan selalu bersama, saling mencintai, mendukung, dan menghormati satu sama lain dalam keadaan apapun?"

Julian mengeratkan genggamannya pada jari jemari Anne. Menatap mata wanita itu dengan dalam. Memberikan wanita itu keyakinan untuk bersama-sama menjawab "Kami berjanji"

"Saya, Julian Jacob, menjadikanmu Anne Clayton, sebagai istri, pasangan hidupku dan satu-satunya cinta dalam hidupku. Untuk selalu bersama dari hari ini hingga seterusnya, baik miskin maupun kaya, dalam sakit maupun sehat, untuk mencintai, mendukung, menemani, dan membuatmu bahagia, hingga kematian memisahkan kita berdua"

"Saya, Anne Clayton, menjadikanmu Julian Jacob, sebagai suami, pasangan hidupku dan satu-satunya cinta dalam hidupku. Aku akan mencintaimu dan selalu mencintaimu setiap harinya. Aku akan selalu berada di sisimu, mempercayaimu dan menghormatimu, tertawa dan menangis bersamamu, mencintaimu dengan setia dalam suka maupun duka, tidak peduli rintangan yang akan kita lalui di kemudian hari. Aku memberikanmu hatiku, kepercayaanku, dan cintaku, selamanya hingga kematian memisahkan kita berdua"

"Kalian berdua telah sah sebagai pasangan suami dan istri. Silahkan bertukar cincin"

Julian memasangkan cincin pernikahan itu di jari manis Anne. Begitupun dengan Anne. Ia tersenyum bahagia sembari menatap wajah suaminya.

Suara tepuk tangan mengisi seluruh ruangan itu diikuti oleh suara riuh dari tamu undangan. Anne bisa melihat kelegaan dan bahagia di wajah Julian. Kedua orangtua mereka tampak tersenyum bahagia. Ibunya menangis haru melihatnya. Ia juga melihat sahabat-sahabatnya bersorak dan bertepuk tangan.

Ada Emma yang duduk di barisan paling depan bersama suaminya dan menangis haru.

Ada Kim, Zack, dan Joe yang bertepuk tangan dan tersenyum bangga.

Dan ada Charles yang menatapnya dengan senyuman yang tulus. Pria itu mengangguk memberikan restunya terhadap pernikahan mereka.

"You may kiss the bride"

Julian meraih pinggang wanitanya dan menangkup wajahnya "Aku mencintaimu, Anne" ia berbisik sebelum mendaratkan bibirnya pada bibir Anne.

Suara tepuk tangan semakin ricuh terdengar kali ini seluruh tamu undangan berdiri dan bersorak. Diikuti oleh alunan musik yang menyala ketika keduanya bersatu.

Aku, Anne Clayton, bertemu denganmu, Julian Jacob. Tepat ketika hujan deras membasahi kota New York, hati kita terikat. Diawali dengan nafsu yang menggebu-gebu dan diakhiri dengan cinta.
Kamu selalu meraihku bahkan ketika aku mengabaikanmu dan kamu selalu berada di sisiku bahkan ketika aku tidak menyadarinya.
Dulu, bahkan satu detikpun aku tidak pernah terpikirkan akan jatuh cinta sedalam ini padamu. Tapi sekarang, bahkan satu detikpun aku tidak bisa untuk tidak mencintaimu. Dulu, aku pernah melepaskan tanganmu. Tapi sekarang, aku ingin selalu menggenggammu seumur hidupku.
Kau mengajariku tentang cinta yang sesungguhnya, cinta tanpa kondisi. Kau membuatku melalui banyak hal bersamamu. Kau membuatku tertawa dan menangis karenamu. Kau juga pernah membuatku hancur karena kehilanganmu.
Tidak mudah untuk kita berada di sini dengan tangan yang saling tergenggam. Namun semua hal yang telah kita lalui, membuatku sadar betapa berharganya dirimu.
Pada usiaku yang ke-24, aku resmi menjadi seorang wanita yang beruntung untuk bisa mendampingimu. Untuk selalu disisimu. Selamanya.
Aku memberikan seluruh cintaku, tubuhku, air mataku, tawaku, dan kepercayaanku padamu.

Aku mencintaimu, Julian.
Selalu mencintaimu.

Terima kasih karena telah hadir dalam kehidupanku. Teruslah bersamaku dan teruslah genggam tanganku.
Seperti saat ini..

Affair


Fin.

Ditulis untuk memenuhi keinginan para pembaca yang menantikan extra part. Juga sebagai rasa terima kasih kepada pembaca yang selalu mendukung cerita ini❤

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang