📚 2. Virus GAMA

81.5K 3.6K 92
                                    

Qonita

Braakkk !!!

Suara apa itu ? Seperti suara orang yang melemparkan kursi atau meja atau apalah.

"Ini akibatnya lo sok dan ikut campur sama The black!!!" Teriak seorang laki-laki yang aku masih bingung dimana asal suaranya, aku mencoba mencari sumber suara itu berasal.

Ada apa ini?? Apa jangan-jangan perkelahian gang motor?

Akhirnya aku menemukan sumber suaranya. Astagfirullah! Aku sangat kaget, satu orang sedang dikeroyok, apa yang harus kulakukan???

Aku bersembunyi diantara pepohonan sekitar tempat mereka berkelahi, satu orang sudah tak berdaya tergeletak di jalan dikelilingi beberapa orang laki-laki yang ku kira itu musuhnya, laki-laki itu sudah belumur banyak darah .

Bagaimana ini? Aku lihat jam tanganku, jam sudah menunjukan pukul 21.30 dan aku harus tiba di asrama pukul 22.00. kalau aku terlambat aku bisa dihukum.

"Sekarang lo rasain akibatnya!" Teriaknya. Tiba-tiba laki-laki itu mengambil pedangnya.

Oh tidak apa yang akan dia lakukan?? Apa sekarang akan terjadi pembunuhan? Apa yang bisa ku perbuat? Jika aku ikut campur maka aku akan terlambat ke asrama dan aku bisa dihukum, jika aku mengabaikannya maka satu nyawa orang akan melayang dan aku akan merasa sangat berdosa, karena membiarkannya. Aku tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Laki-laki itu sudah menarik pedangnya ke belakang untuk ditebaskan kepada Laki-laki tak berdaya yang tergelepak di jalan.

"Polisi!!!!!!" Teriakku spontan. Sangking bingungnya, seketika laki-laki itu menghentikan tangannya untuk menebas laki-kai tak berdaya itu. Mereka nampak kebingungan, mencari-cari sumber suara. Aku bersembunyi di balik pohon.

Apa mereka akan percaya? Oh iya aku punya bunyi sirene di handphone ku, ku nyalakan itu agar tambah meyakinkan, dengan volume paling keras.

"Polisi bro cabut! " Teriak lekaki yang tadi mengangkat samurai, mereka berlarian mengambil motornya, kemudian pergi. Ternyata mereka percaya dengan tipu dayaku. Tapi aku tidak boleh ke luar dulu, pastikan mereka sudah sangat jauh. Tak lama ku kira kondisi sudah lumayan aman. Aku menghampiri laki-laki yang tergeletak di jalan lalu jongkok di sebelahnya.

"Apa kamu masih hidup?" Tanyaku, ya ampun wajahnya sangat bonyok berlumuran darah sampai-sampai wajahnya menjadi tidak jelas.

Kenapa dia tidak bersuara? Apa dia sudah mati? Bagaimana ini? Dia laki-laki, kita bukan mahram. Tapi kalau untuk kepentingan medis bukankah tidak apa-apa?

Aku harus mengetahui apa dia masih hidup atau tidak, dan mencoba melihat napasnya, apa dia masih bernapas? Sepertinya dia masih bernapas, karena badannya bergerak naik turun karena menghembuskan napas, tiba-tiba tangannya bergerak dia menarik jilbabku​ yang panjang.

"Tolong gue!" lirihnya dengan suara terbata-bata, kemudian dia memejamkan matanya.

Apa dia mati? Aku harus memastikan dia masih hidup atau tidak? Aku harus mengecek denyut nadinya dan napasnya, aku coba mendekatkan telingaku ke dadanya untuk mendengar detak jantungnya, masih terdengar suara detak jantunganya. dia tidak mati! Dia masih hidup!

Berati aku harus melakukan pertolongan pertama, tidak ada yang bisa kulakukan selain membawanya ke rumah sakit. Aku ambil handphone ku di saku bajuku dan coba ku buka aplikasi taxi online, karena aku tidak punyan nomor ambulance atau rumah sakit.

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang