📚 13: Narkolema (1)

43K 2.7K 56
                                    

Qonita POV

"Apa aku sangat mempesona sampai kamu segitunya ngelihat aku," ucap Galang sambil tersenyum tipis dan memutar-mutar bola dengan telunjuknya.

What!!! Apa aku tidak salah dengar? Percaya diri sekali dia.

"Apaan sih?" ketusku sambil mundur-mundur.

"Aku cuma bercanda kok," ucapnya sambil menurunkan bola dari tangan ke kakinya, masih tetap dengan wajahnya yang senyum-senyum. "Lain kali fokus ya." Lanjutnya, kemudian dia kembali ke lapangan.

Apaan sih dia? Menyebalkan sekali. Geli aku mendengarnya. Aku kembali ke kursi panjang tadi. Ku lihat Zaphika masih asyik saja menggambar. Aku duduk lagi di sebelahnya.

Pikiranku masih teringat syal tadi. Apa benar syal itu milikku? Apa aku tanyakan saja pada Galang? Seingatku waktu itu kejadiannya adalah malam Minggu, tepat di hari Seninnya aku melihat pengumuman di mading ada yang masuk ke kelas khusus karena terlibat gang motor, dari segi waktu itu cocok. Sudahlah nanti aku tanyakan saja biar pasti. Aku kembali menggambar. Beberapa menit kemudian Pak Umar datang ke lapangan.

"Bapak suruh menggambar kenapa jadi main futsal? Masuk semuanya ke kelas sekarang!" Teriak Pak Umar.

Aku kembali ke kelas diikuti yang lainnya. Aku duduk di bangkuku. Aku melihat ke arah Galang yang ada di belakangku, Galang masih memakai syal di kepalanya. apa aku tanyakan saja sekarang? Tiba-tiba ada laki-laki yang aku belum hapal namanya menghampiri Galang dan berdiri di sebelahnya lalu mengajak Galang mengobrol. Sepertinya laki-laki itu dan Galang sadar aku melihat ke arah mereka.

"Eh.. Ustadzah.." sahut laki-laki itu sambil tersenyum tipis kepadaku. Aku sedikit membalas senyumnya dan kembali memutar kepalaku ke depan. Mereka kembali mengobrol.

Sampai tiga kali aku melihat lagi ke arah Galang yang ada di belakangku, mereka masih saja mengobrol. Aku kembali lagi melihat ke depan. Aku tanyakan tidak ya? Tapi aku penasaran! Sudahlah ini hanya menjawab rasa penasaran dan memastikan saja. Ke empat kalianya aku melihat lagi ke arah mereka, meskipun aku rasa mereka masih mengobrol. Tapi, ternyata obrolan mereka telah selesai dan ketika wajahku tepat menghadap ke belakang. Galang sedang menatap ke arahku juga, beberapa detik kami saling bertatapan. Aku kaget, sontak aku menghadapkan wajahku ke depan lagi dengan cepat.

Aduh! Kenapa aku malah memutarkan lagi kepalaku dengan segera. Ini akan terlihat seperti aku sedang kepergok curi-curi pandang, bisa-bisa dia kepedean lagi.

Aku langsung membuka bukuku, dan biarkan yang tadi berlalu dulu saja. Namun, Tiba-tiba Galang duduk di bangku depanku yang kosong dengan menghadap ke arahku.

"Ada apa sih?" Tanyanya yang mengagetkanku. Aku memalingkan wajahku dari buku yang ku buka dan melihat ke arahnya.

"E...emm enggak ada apa-apa. Kenapa emanggg...nya?" Tanyaku balik.

"Dari tadi ngelihat kebelakang terus. Kenapa?" Tanyanya. Rupanya dia sadar dari tadi kepalaku berputar-putar ke arahnya. Apa aku tanya sekarang saja soal syal?

"Apa jangan-jangan benar apa yang aku katakan di lapangan tadi?" Tanyanya lagi, sambil memangku tangannya dan sedikit bersandar ke meja yang ada di belakangnya.

Yang dia katakan di lapangan? Maksudnya dia memesona? Haduh! Lagi-lagi​ dia kepedean. Galang Adhytama! Aku baru tahu dia se-pede ini. Belum aku membalas, beberapa detik kemudian, Pak Umar muncul dan langsung memukul kepala Galang dengan penggaris dari belakang Galang.

"Ngapain kamu menggoda perempuan! Duduk di bangku kamu!" ucap Pak Umar. Seketika aku tertawa melihatnya. Galang berdiri dan menghadapkan wajahnya ke arah Pak Umar.

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang