Part 25: Sedikit Cahaya🌻🌻

40.8K 3.8K 128
                                    

Author POV

Diruangan meeting  Larva high school terdapat meja panjang yang berada ditengah-tengah, layaknya  tempat meeting di sebuah kantor. Bapak Direktur duduk di kursi paling depan, sedangkan para staf sekolah barjajar disamping kanan dan kirinya melingkari meja, yang ada ditengah.

Wajah Bapak kepala sekolah, Bapak Wakli kepala sekolah, kesiswaan, kepala TU, dan semua staf sekolah terlihat sangat serius.

"Jadi apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana bisa siswi berprestasi ada di kelas rehabilitasi?" Tanya direktur.

"Begini pak, jadi Qonita itu kemarin tidak lulus dalam tes seleksi beasiswa, dan dia tidak bisa membayar sekolah sama sekali, padahal sekolah sudah memberi rentan waktu yang cukup lama, tapi orang tua nya masih saja belum bisa membayarnya, akhirnya kami memberikan pilihan kepadanya, yaitu keluar dari sekolah atau masuk kelas rehabilitasi yang gratis? Dan dia lebih memilih masuk kelas rehabilitasi," jawab kepala sekolah.

"Tunggu! dia tidak lulus dalam seleksi? bagimana bisa siswi pintar, seperti dia tidak lulus?" Tanya lagi Bapak direktur, sambil mengerutkan dahinya heran.

"Kami tidak tahu, nilai seleksinya jelek sekali,"

"Tapi seharusnya sekolah mempertimbangkan juga pretasinya disekolah, liat dari data, dia banyak menjuarai olimpiade, banyak mengharumkan nama sekolah, kenapa tidak sekolah saja yang mengajukannya pada donatur?"  semua terdiam tidak ada yang menjawab."Ini mengundang banyak pertanyaan dari para donatur, kenapa bisa siswi berprestasi ada di kelas rehabilitasi?" Lanjut direktur.

"Maafkan saya pak, saya salah, tidak memikirkan sampai sejauh itu," ucap kepala sekolah, sambil menunduk.

"Sekarang semua dana dari donatur sudah tersalurkan semua bukan?" Tanya direktur, ia menghembuskan nafasnya sejenak."Semester depan dia daftarkan beasiswa, ikut seleksi ulang, walaupun dia tidak lulus tapi nilai raportnya bagus masukan saja ke dalam daftar penerima beasiswa, dan juga tolong jangan hanya mengandalkan dari hasil tes saja, lihat juga hasil belajar mereka di sekolah. Mengerti?" Lanjut direktur. Semua hanya mengangguk.

Pak Tama terlihat gelisah, dan beberapa staf lainnya juga terlihat gelisah.

"Siapa wali kelas, kelas rehabilitasi?" Tanya direktur.

"Bapak Umar," jawab kepala sekolah.

"Saya ingin bertemu dengannya, dimana  dia?"

Bapak Umar dipanggil ke ruang meeting juga, sebelumnya pak Umar tidak pernah diikutsertakan dalam kegiatan sekolah termasuk rapat dan apapun itu. Kini dia duduk di samping direktur. Bapak direktur menghadapkan wajahnya ke arah Pak Umar.

"Anda wali kelas, kelas rehabilitasi?" Tanya direktur.

"Iya pak,"

"Saya salut sama anda, biasanya kelas rehabilitasi tidak mau ikut serta dalam perlombaan, tapi sekarang mereka semuanya ikut, bahkan menjuarai di beberapa katagori perlombaan, ini luar biasa," Ucap direktur. Staf sekolah yang lain merasa heran.

"Terimakasih pak," jawab pak Umar.

"Pasti ini butuh kerja keras sampai bisa merubah mereka, bagiamana caranya?"

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang