Part 40 : Siapa Rangga sebenarnya?

37.5K 2.7K 79
                                    

QONITA POV

Benarkah itu Rangga? Kenapa Rangga melakukan ini padaku? Apa salahku padanya? Apa aku punya salah? Hanya aku tidak tahu? tapi kenapa dengan cara seperti ini dia membalasku? Mungkin lebih baik aku klarifikasi dulu saja padanya, belum tentu orang dalam video ini benar-benar Rangga, mungkin saja yang memiliki jam seperti itu banyak.

"Belum pasti itu Rangga, akan aku klarifikasi dulu kebenarannya," kataku. Semua orang di sini langsung melihat ke arahku

"Jelas itu Rangga lho, dari cara jalannya, postur tubuhnya, itu jelas banget si Rangga," gertak Zaphika.

"Zap, kita tidak melihat wajahnya secara langsung, jadi harus klarifikasi dulu," kataku.

"Mau dengan cara apa kamu mengklarifikasinya?" Tanya Galang.

"Menanyakan padanya secara langsung, kalau pun itu memang dia, aku harus tahu apa alasannya, apa aku punya salah padanya? Atau apa?" Jawabku.

"Gak boleh!" Larang Galang.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Jangan sendirian, aku temenin," jawabnya.

Memang iya, aku tidak boleh berduaan dengan Rangga, tapi apa Rangga mau menceritakannya kalau ada orang lain?

"Iya ustadzah, jangan sendirian! Galang juga dipukul pake kayu besar kayaknya sama dia juga," ujar Tukimin.

Galang dipukul kayu besar? Tapi kenapa dia terlihat baik-baik saja?

"Galang, kamu beneran dipukul kayu besar?" Tanyaku kaget.

"Iya, tapi belum tentu dia orangnya, dari cctv di rumah, orangnya pake motor gede," jawabnya, ia menarik nafasnya terlebih dahulu, "harus lihat motornya dulu sih, sama atau enggak?  Dan lagian aku juga gak tahu Rangga tuh yang mana orangnya," jelas Galang.

"Tapi kamu gak apa-apa?" Tanyaku lagi.

"Gak apa-apa, nyante aja."

Galang ini tubuhnya terbuat dari apa sih? Kenapa dia bisa kuat begitu? Dia sering terluka, tapi selalu bilang tidak apa-apa, sudah biasa. Bagaimanapun juga kan dia manusia, bukan robot.

"Serius Galang?" Tanyaku lagi meyakinkan.

"Iya serius, kenapa sih? Itu kamu yang lebih parah lukanya, aku gak seberapa." 

"Si Galang kan punya banyak nyawa udah biarin aja!" Pekik Zaphika.

"Syukurlah kalau gak apa-apa," kataku, aku menghembuskan nafasku lega, "Aku minta pokoknya jangan ada yang ngapa-ngapain Rangga dulu ya," lanjutku lagi ke pembahsan yang tadi.

"Kenapa sih? Gue tuh yakin banget dia pelakunya," ujar Zaphika.

"Ces, lo bisa tenang gak? Ustadzah yang terluka aja biasa,  lo rempong amat," Ujar Tukimin.

"Udah-udah jangan berkelahi, pokoknya aku akan tetap klarifikasi dulu kebenarannya,"

"Aku temenin ya," bujuk Galang lagi.

"Bukan mahram Galang!" Pekik Zaphika. Galang langsung melihat ke arahnya.

"Gue kan gak ngapa-ngapain, justru kalau Qonita cuman berduaan sama Rangga itu lebih bahaya," sanggah Galang.

Kenapa mereka selalu bertengkar? "Udah-udah! Baiklah Galang kamu nemenin, tapi itu pun kalau udah terbukti, Rangga yang memukul kamu, jadi kita memiliki alasan yang sama," kataku.

"Oke, aku nyari bukti dulu, pokoknya kamu jangan sendirian, bahaya!" Larang Galang lagi. Aku hanya mengangguk.

Bagaimana aku mengatakannya pada Rangga? Aku tidak mungkin langsung menuduhnya.

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang