📚 14 : Ada apa dengan Andien?

42.6K 2.6K 88
                                    

Qonita POV

Aku sedang mengisi formulir pendaftran beasiswa yang aku dapat dari Galang dan teman-teman rohis.Oke! Semua sudah lengkap. Mudah-mudahan aku bisa keterima beasiswa untuk kelas 12 ku nanti. Aamiin..

Aku mencoba mengirim formulir pendaftaran ke semua lembaga yang mengadakan penerimaan beasiswa. Ya tidak ada salahnya kan berusaha. Aku save datanya besok akan aku print di sekolah.

Kring,,kring.

Tiba-tiba ponselku berdering. Ku lihat ada pesan dari nomor tidak dikenal. Ku buka dan ku baca.

"Aku nggak ketahuan sama sekali, karena aku terlalu pintar, tenang aja.
😎 Galang"

Hah! Galang? Perasaan aku tidak memberikan nomer ponselku ku padanya tadi. Aku melihat laptopku. Oh iya aku menuliskan nomor ponselku di formulir beasiswa yang ada di laptopku ini. Wah Galang jadi tahu semua dataku.

Aku kembali kepada laptopku. Aku membuka notepad. Dan aku mulai mengetik.

"Galang??? Aku tahu kamu lagi lihat laptop aku kan?"

Aku menunggu Galang membalas, tapi Galang tidak muncul-muncul. Dia ada tidak sih sebenarnya, kalau tidak ada, dia tahu nomor ponselku darimana? Beberapa menit kemudian, ponselku berdering lagi, itu dari nomor yang tadi.

"Iya maaf aku lihat nomor kamu di laptop kamu, sepertinya aku butuh nomor teman sekelas aku yang pintar ini, supaya nggak dikira ngintip terus laptopnya."

Ada saja alasannya. Baiklah daripada dia harus terus mengintip laptopku. Kalau begitu aku harus membalas. Setelah ini dia tidak boleh mengintip laptopku lagi. Tidak! Aku tidak punya pulsa. Balas saja di laptop. Aku mulai mengetik.

"Baik! Setelah ini berati kamu nggak boleh masuk laptop aku lagi ya."

"Oke!" Balasnya.

Ada-ada saja dia ini.

***

Aku mendapati kabar Andien tetap bersikeras tidak mengakui kalau kaset video porno yang guru BK temukan di tasnya adalah miliknya. Sampai ada guru BK yang ingin mendatangi rumahnya juga ia menolak. Aku meminta Jasmin untuk membawa Andien ke asrama, namun tidak berhasil, Andien tidak mau. Semakin memusingkan.

Tidak ada cara lain selain aku harus mengikutinya ke rumahnya dan bicara di rumahnya. Aku dan jasmin menaiki mobil Zaphika, ya Zaphika selalu membawa mobil merahnya kemana-mana, dia termasuk dari keluarga kaya, tapi kurang perhatian dari kedua orang tuanya.

Kami mengikuti Andien yang pulang menaiki angkutan umum secara diam-diam. Namun ada yang aneh Andien berhenti di apotek. Sehingga Zaphika harus memakirkan mobilnya di pinggir jalan.

"Mau ngapain sih Andien ke apotek?" Tanya Zaphika bingung.

"Kita ikuti saja gimana?" Tanya Jasmin.

"Tapi, wajah kita harus ditutupi," jawabku.

"Oke. Siapa yang turunnya?" Tanya Jasmin.

"Gue," ucap Zaphika.

"Enggak! Aku saja." tolakku. Aku mengeluarkan syal dari tasku, aku punya beberapa syal, semua syal sama-sama aku rajut huruf QY di sebelah kirinya. Aku pakai untuk menutupi wajahku.

Aku turun dari mobil dan mulai memasuki apotek mengikuti Andien, aku lihat Andien sedang bertanya sesuatu kepada seorang apoteker, aku mencoba mendekatinya. dan melihat apa yang dia beli.

Apoteker itu kembali dengan membawa sesuatu, mungkin itu pesanan Andien tadi, aku mencoba melihat apa yang Andien beli. Kalau dilihat dari bungkusnya itu semacam alat kontrasepsi. Hah? Untuk apa Andien membeli itu? Dan kenapa apoteker membolehkan anak memakai seragam sekolah membeli alat semacam itu? Ini aneh?

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang