Part 28: Akhirnya cahaya itu datang..

37.1K 2.9K 99
                                    

Qonita POV

Sebenarnya aku masih bingung harus bersikap bagaimana pada Galang, sementara ini hanya menjuahinya lah yang terlintas di benakku. Apa cara ini benar? Menjauhinya bukan berarti memutuskan silaturrahim, hanya menjaga jarak, agar tidak ada lagi fitnah.

Setiap kali aku marah pada Galang, aku selalu ingat kebaikannya, itu yang membuat marahku reda padanya. Meskipun semua masalah dialah penyebabnya.

Cerdas cermat kemarin, dia yang telah membuat aku menang dengan cara curang, tapi dia juga yang membuat perlombaan kemarin menjadi tes lisan, sehingga aku bisa menang.

Kejadian aku dilabrak, ini juga gara-gara dia, tapi dia juga yang menolongku dan membawakan kerudungku.

Sudahlah daripada aku terus memikirkan ini, lebih baik aku kembali memfokuskan pikiranku untuk membuat buletin Risma.

Bagaimana caranya supaya artikelku manarik para pembaca? Mungkin orang-orang akan tertarik membacanya kalau judulnya menarik dan membuat pensaran, lalu apa judul yang menarik itu?

Kalau pacaran haram, semua orang yang punya pacar pasti malas membacanya.

Biasanya orang lebih suka membicarakan hal yang negatif dibanding hal yang positif positif, kalau gitu aku cari judul yang disukai orang-orang.

Mungkin bisa PACARAN YUK!!! , Pacaran disini bukanlah arti yang sesungguhnya, tapi Pelajari, Al-Qur'an, Cintai, Allah, Rasul, Amal mak'ruf, Nahi mungkar yukk!! Bagaimana ya?

"Jangan... jangan....." Tiba-tiba Zaphika teriak-teriak, sepertinya dia mengigau, aku menghampirinya.

"Zaphika, kenapa?" Tanyaku. Zaphika mulai bangun, dia langusng mengucek-ngucek matanya, sepertinya dia sedang mengumpulkan rohnya yang masih gentayangan.

"Gue mimipi buruk," Katanya, ia mulai tersadar.

"Tadi kamu tidur belum baca do'a ya?"

"Iya tadi gue ngantuk banget, jadi langusng tidur," jawabnya, masih sambil menguap.

"Cepet sana cuci muka," titahku, zaphika bergegas ke kamar mandi dengan malas, aku kembali ke laptopku.

"Ini kamar mandi kecil amat sih.." teriaknya dari kamar mandi.

"Iya namanya juga kosan murah, bahkan awlanya kamar mandinya diluar, baru-baru ini dibangun didalam,"

"Kenapa Lo gak cari kosan yang lain yang lebih luas gitu?" Tanyanya sambil berteriak.

"Kamu kan tahu, aku bukan orang kaya, yang punya banyak uang untuk menyewa rumah yang bagus," jawabku.

Zaphika keluar dari kamar mandi., Dia berjalan menghampiriku sambil mengelap wajahnya yang basah.

"Bokap gue punya kontrakan daerah sini, Lo mau tinggal disana?" Tanyanya, sambil duduk di sebelahku

"Pasti mahal ya harga sewanya?"

"Gak ada yang nempatin, Lo tinggalin aja, gratis,"

"Jangan! Nanti orang tua kamu marah,"

"Itu tuh udah jadi milik gue, orang tua gue tuh apapun yang gue minta pasti dikasih, jadi gak masalah," katanya. Apa dia tidak pernah merasakan hidup susah sepertiku?

Kring, kring, kring....

Bunyi ponsel Zaphika dengan tiba-tiba, ia langsung mengambil ponselnya dari saku rok sekolahnya dan mengangkatnya.

"Hallo, sep! ada apa?" Kurasa yang meneleponnya adalah Asep, tapi suara Asep tidak terdengar olehku, jadi aku kembali menatap laptopku.

"What??? Galang ketabrak mobil?? dan sekarang dia koma?"

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang