📚 6. Kejanggalan pihak sekolah

53.2K 3.2K 49
                                    

Qonita POV

Matahari datang menyapa di pagi hari, kurasakan kehangatannya dikala tubuh ini sedang mendekat pada Sang Pencipta dalam kekhusyuan ku di Sholat dhuha. Ku ucapkan salam untuk saudara-saudari sesama muslim yang ada di kanan dan kiriku. Sujud syukur kepada-Mu Ya Rabb atas nikmat Islam yang telah Kau berikan kepada hamba.

Aku duduk di paling belakang dan bersandar ke tembok, aku membuka juz Ama kecil untuk meneruskan hapalan surahku setelah aku selesai melaksanakan sholat dhuha. Guru-guru sedang rapat, jadi aku manfaatkan waktu kosong untuk datang ke mesjid sekolah, hanya sekedar mengerjakan amalan sunnat dan bertegur sapa dengan teman-teman satu rohis.

Mesjid Al-Fath sekolah ini tidak begitu besar dan tidak begitu kecil. Ada gorden yang menyekat antara tempat akhwat dan ikhwan. Di tempat akhwat sudah ada beberapa anak rohis yang sama-sama melakukan amalan sunnat. Termasuk Jasmin, ia datang menghampiriku, kemudian duduk di sebelahku.

"Qonita, kemarin kita bicara sama Galang belum beres. Aku penasaran ada apa dengan penyaluran dana beasiswa, " ucap Jasmin, ku tutup juz Ama ku, aku melihat ke arah Jasmin.

"Nanti kita tanyakan lagi saja," jawabku.

Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki membacakan ayat suci Al-Qur'an dengan indah. Iya itu suara Fatir ketua Rohis. Dia sangat pintar dalam berbagai hal, Se-IPA dialah yang paling pintar sedang aku ada diposisi kedua.

"Yang ngaji bikin adem suaranya," Jasmin berkomentar, kemudian bersandar ke tembok.

☘☘☘

Aku menuju kelasku bersama Jasmin. Sepanjang aku berjalan, suasananya sangat berisik, ya mungkin karena guru sedang rapat, jadi banyak yang bermain-main.

"Qonita Yumna!" Tiba-tiba ada suara memanggilku dari belakngku, seketika aku membalikan badan ku kearahnya. Itu adalah Pak Toto, petugas TU.

"Ada apa Pak?" Tanyaku, sambil menghampiri Pak Toto.

"Ikut Bapak sebentar!" jawabnya. Aku melihat ke arah Jasmin.

"Jasmin kamu duluan aja ya," Jasmin hanya mengangguk, kemudian ia pergi, kembali aku melihat ke arah Pak Toto.

"Ikut Bapak dulu ke ruang TU!" Titahnya. Aku menganggukkan kepala. Pak Toto mulai melangkahkan kakinya dan aku mengikutinya dari belakang. Pak Toto membawaku ke ruang TU, kemudian ia mempersilhkanku duduk di kursi depannya, sementara Pak Toto sedang mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya. Tiba-tiba saja dia mengeluarkan sebuah kertas dan menyimpannya di meja lalu mendorongnya ke arahku.

"Lihat! Ini tunggakan kamu, kamu masih punya tunggakan dua juta," ucapnya. Aku terkaget, karena bar kemarin aku menandatangani dana pencairan beasiswa.

"Lho kok bisa ada tunggakan Pak? Saya baru kemarin manandatangani dana beasiswa?" Tanya ku. Setelah melihat kertas yang berisi data tunggakanku.

"Iya itu masih kurang. Coba lihat saja datanya," titahnya. Aku masih bingung, "harap segera dibayar ya. Berhubung sebentar lagi kita mau UTS," lanjutnya.

Sungguh aku tak mengerti. Rasanya ada kejanggalan. Aku teringat ucapan Galang kemarin, bahwa dia menemukan keanehan pada penyaluran dana beasiswa. Sepertinya aku harus segera menemui Galang dan bertanya padanya. Aku kembali ke kelasku. Ku temukan Jasmin tengah duduk di bangkunya. Aku pun duduk di bangkuku

"Dipanggil buat apa sama Pak Toto?" Tanya Jasmin, membangunkan lamunanku, sepertinya aku harus cerita pada Jasmin tentang kejanggalan ini, supaya Jasmin bisa mengantarku bertemu Galang.

"Ada sesuatu yang aneh," jawabku.

"Apa yang aneh?"

"Dana beasiswa," mata Jasmin sempat terbelalak mendengarnya.

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang