Part 42: UAS dan Liburan

38.3K 2.5K 99
                                    

Qonita POV

Udara pagi yang begitu sejuk, mengawali aktivitasku hari ini. Aku harap aku selalu menyertakan Allah dalam segala aktivitasku.

Keramaian yang menghiasi jalanan pagi ini, dipenuhi oleh para pelajar, SD, SMP, SMA juga para pedagang yang tengah mencari nafkah.

Aku berjalan menuju sekolahku, tumben sekali aku tidak melihat sosok Galang di belakangku, padahal aku sudah sangat penasaran, apa yang menyebabkan dia dan Rangga berkelahi sampai begitunya kemarin.

Tapi tidak mungkin juga aku menanyakannya di jalan, pasti para perempuan akan menatapku dengan tatapan yang begitu sinis. Akan aku tanyakan ketika dikelas saja.

Sesampainya di kelas, aku masih belum menemukan sosok Galang. Apa dia datang terlambat? Atau jangan-jangan Galang tidak akan masuk sekolah, karena kemarin dia terluka parah?

Aku duduk di kursiku. Sudahlah! Sebaiknya aku berhenti penasaran. Aku alihkan pikiranku dengan membuka buku pelajaran.

Sampai akhirnya bel masuk berbunyi, Galang masih saja tidak ada. Aku kan sekertaris dan bendahara di sini, seharusnya dia mengabariku, kalau dia tidak akan masuk sekolah karena sakit, dengan begitu aku bisa menyampaikannya pada guru-guru.

Pak Umar datang, "assalammu'alaykum... Pagi semuanya.." sapa pak Umar sambil berjalan menuju kursinya.

"Wa'alaykummussalam...pagi pak.." jawab semua murid. Pak Umar tengah duduk di kursinya, ia langsung melihat ke arah bangku Galang.

"Kemana KM?" Tanyanya. Semua orang terdiam termasuk aku. Sepertinya Galang tidak memberitahu siapapun.

"Gak tau pak," Tukimin menjawab.

"Qonita, gak ada kabar ke kamu?" Tanya pak Umar.

"Enggak pak," jawabku. Tuh kan kalau ada yang tidak hadir pasti yang ditanya adalah aku, karena aku juga bertugas mengabsen.

"Ya sudah sambil menunggu kabar kita mulai mengaji saja!" Titah Pak Umar.

"Baik Pak.."

Kami pun mulai mengaji, sampai selesai mengaji pun Galang tetap tidak ada. Pak Umar berdiri di depan kelas.

"UAS sebentar lagi ya, dan setelah UAS, kelas ini akan dibubarkan, mungkin saja di kelas 12 kalian nanti Bapak tidak lagi menjadi wali kelas kalian, jadi Bapak mau memohon maaf..." Kata pak Umar.

"Yahhhh..." Semua murid bergumam.

"Pak, Bapak lagi aja wali kelasnya.." pinta Asep.

"Ya itu keputusannya ada di tangan Bapak kepala sekolah, kita lihat saja nanti. Dan kalian nanti akan masuk kelas unggulan, semoga kalian bisa lebih baik lagi.."

"Aamiin..."

"Pesan dari bapak, gunakanlah masa muda kalian untuk sesuatu yang bermanfaat."

"Iya siap pak!" Sahut Tukimin.

"Ya sudah sekarang kita latihan lagi UAS ya, ini mungkin yang terakhir, karena minggu depan sudah UAS. Berusahalah.."

kami pun mengisi lagi soal latihan UAS. Ini tidak seperti biasanya, meskipun terluka parah Galang tidak pernah sampai tidak masuk sekolah. Ada apa sebenarnya?

Beberapa saat aku mengerjakan soal, semua terfokus dengan soal masing-masing. Aku teringat ucapan Pak Umar, kalau kelas 12 ku nanti, aku akan masuk kelas unggulan, di situ pasti ada Fatir dan aku tidak bisa menjadi juara satu di kelas. Aku harus mencari beasiswa untuk kuliahku. Kemungkinan itu bisa mudah kalau aku bisa mempertahankan peringkat satu ku di kelas.

School Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang