Jangan sider ya,budayakan vote sebelum baca...makasih. 😊
🍁🍀🍁
Siang ini Meisya tak membawa bekal karena mamanya sedang tidak ada di rumah, dia memutuskan untuk makan siang bersama Tiara, Rio, dan Angga di kantin.
"Nasi goreng, Pak," ucap Ara pada Pak Pejo penjual nasi goreng."Kamu mau apa?" Rio menjatuhkan pertanyaannya pada Meisya, mendengar ini Angga dan Tiara sontak langsung menoleh mereka berdua karena logat Rio yang terdengar aneh.
"Hmmm," Angga berdeham remeh sambil membuang muka, Arapun menyeruput jus jeruknya dengan senyuman simpul.
"Gue sama kayak lo aja deh, Ra," sahut Meisya kemudian menaruh pandangan ke Ara.
"Nasgor dua pak!" teriak Ara kencang langsung meresponnya.
"Heh cempreng, bisa gak sih lo gak usah teriak?" celetuk Angga yang langsung dipelototi oleh Ara.
Ara memang dulu satu sekolah dengan Angga, dan mereka berdua dari dulu emang gak bisa diem.
"Suka-suka gue kalik," sewot Ara cuek."Kalian berdua nih ya, dari dulu kayak kucing ama tikus tau nggak, capek gue dengernya!" omel Rio, Ara dan Angga hanya melirik malas.
"Dia tuh emang tikus, yang dulu suka nyelinap-nyelinap ke kelas buat kasih lo cokelat."
"Heh tutup mulut curut lo ya!" Ara langsung memotong omongan Angga yang mengejeknya.
"Emang bener kan, lo tuh-"
BOKKK, Ara langsung menabok mulut Angga dengan kesal."Lo gak usah kompor deh ya, masa lalu tuh masa lalu!" tekan Ara yang hanya Meisya tonton dengan tertawa geli.
"Hem, Mey lo ati-ati aja. Bisa-bisa nih, awalnya ngedukung ehhh ujungnya ngetikung," celetuk Angga menyindir.
"Heh! Mau gue tabok lagi lo!" Ara meledak dengan tangannya yang menggenggam gerakan mau meninju.
"Ini neng nasi gorengnya," Pak Pejo datang dengan dua piring nasi goreng, membuat perdebatan sengit mereka buyar.
"Makasih, Pak," sahut Meisya ramah.
"Jadi cewek tuh kayak Meisya, kalem. Lah lo! Gagak, cempreng lagi," sungut Angga membuat Ara melotot lagi.
"Heh, lo-"
"Udah, Ra. Kapan makannya kalo kalian rebut terus," sela Meisya.
"Iya nih, berisik aja!" sambung Rio sambil melilit mie ayam di depannya dengan garpu.
"Eh Gagak? maksut lo apaan?" celetuk Ara dengan wajah geramnya, rasanya susah misah mereka berdua.
"Gajah galak!" timpal Angga santai, dan ctukkk... sendok mengkilat itu menjitak kepalanya. "Emang gue segemuk itu apa!"
"Heh! Lo tuh cewek, tapi suka banget main tangan!"
"Kalian bisa diem gak sih!" Rio berseru kesal, dua anak curut itupun terdiam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pemeran Utama
Teen FictionAku ingin bercerita sebentar, tentang laki-laki bergitar putih itu. Dia yang telah menjadi pemeran utama dari cerita yang berawal dari gitar putihnya, cerita yang mungkin memang tercipta menjadi milik kita. Dia seperti matahari, terlalu menyilaukan...