AKHIRNYA

694 47 2
                                    

Enjoy reading ... 😍😊

🍁🍀🍁


"Rio.... tinggalkan aku sendiri."

Ucapan itulah yang terakhir Rio dengar dari Meisya, lalu Meisya membiarkannya pulang terguyur hujan. Apa Meisya terlalu jahat? Tidak, Riolah yang terlalu membuatnya terluka.

Tapi, apa ini seutuhnya salah Rio? Tidak juga, Meisyapun juga bisa dibilang bersalah karena egonya. Tapi luka tetaplah luka, dan Meisya butuh waktu untuk mengobatinya.

Dia lega, jika akhirnya bisa melihat Rio kembali. Tapi setiap melihat dua mata itu, Meisya merasa sangat terluka. Kecemburuan ini sudah tak main-main lagi, dan dia ingin sendiri.

🍁🍀🍁

"Mey, gue mohon jangan ngehindar dari gue," pinta Rio yang kini berdiri di samping Meisya yang sibuk sendiri menata buku di rak, Meisya sama sekali tak menggubrisnya.

"Apa kamu masih butuh penjelasan?" ucap Rio dengan suara meninggi, sepertinya kali ini dia benar-benar habis kata untuk Meisya, gerakan tangan Meisya terhenti. Wajah mungil itu akhirnya menatap Rio dengan jelas.

"Maaf Rio, tapi aku sekarang sungguh ingin sendiri."

"Kenapa? Bukankah kamu menungguku kembali? Sekarang aku sudah di sini, Mey."

"Jangan kembali padaku dengan luka yang sama," lirih Meisya dan kedua lensa matanya itupun berkaca.

"Millan emang mantanku, tapi sekarang gak ada hubungan apapun sama dia."

"Aku memang kecewa Rio, apa kamu pernah bertanya. Sesakit apa aku menunggumu? Pagi, siang, malem, aku selalu nunggu kabar dari kamu. Gak adakah usahamu sedikit saja untuk menghubungiku? kamu malah pergi sama dia. Ok, aku toleran karena dia juga sahabatmu. Tapi apa kamu mikir, luka yang aku rasain saat lihat pacarnya pergi sama mantan dan ngelupain semua janjinya? Apa aku salah sekarang, jika aku kecewa sama kamu?"

Rio terdiam, sepertinya dia sedang mengakui kesalahannya dengan membisu seperti ini. Dari foto yang adapun, dapat terbaca. Rio begitu bahagia, bahkan membawa mantan kekasihnya itu ke pantai dan melupakan janjinya pada Meisya. Bahkan bisa saja, Rio terlena...dia sesaat lupa akan Meisya yang dengan terluka mengkawatirkannya.

"Apa kamu sungguh mengkawatirkanku??" Rio malah membalik fakta saat ini, Meisya terdiam sejenak.

"Ya, aku mencintaimu. Aku sangat menyayangimu, karena itulah aku harus terluka seperti ini karena ulahmu. Apa tingkah kecemburuanku ini masih kurang jelas, Rio?" ucap Meisya AKHIRNYA, namun air mata itu ikut jatuh bersama ucapannya.

Rio diam tertegun, Meisya mulai menunduk menyembunyikan air matanya. Tapi tiba-tiba dada bidang Rio berada tepat di depannya, Rio menenggelamkan wajahnya di balik bahu Meisya dengan tangannya yang memeluk tubuh mungil Meisya.

"Maafkan aku," lirih Rio di balik sana, hati Meisya sungguh dioyak kali ini.

Dia merasakan sakit namun juga bahagia karena Rio benar-benar kembali padanya, perlahan Meisya mulai membalas pelukan itu dengan melingkarkan tangannya di balik punggung Rio.

"Apa kau tak berpikir setakut apa aku kehilanganmu?" gerutu Meisya dalam pelukan Rio dengan suaranya yang serak, Rio memejamkan matanya dan semakin erat memeluknya.

🍁🍀🍁

Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu, Ara menemani Meisya di perpustakaan dengan lega karena hubungan sahabatnya ini sudah membaik dengan Rio. Walau Meisya tau, luka itu tak akan sembuh dengan cepat. Hati Meisya terlalu lembut, seperti selembar kertas. Sekali diremas, maka gak akan bisa kembali seperti semula.

"Mey?"

"Hm?" sahut Meisya singkat sambil sibuk menata buku. Meisya tak sadar sedari tadi sahabatnya ini memperhatikannya.

"Gue yakin, Rio bener-bener jujur sama lo, jangan marah lagi sama dia, ya?" ucap Ara membuat Meisya menoleh heran, ucapan Ara terlalu aneh hari ini.

"Kenapa?"

"Gue kasihan liat dia lari ke rumah lo saat hujan deres kemaren," sambung Ara, Meisya hanya tersenyum hambar mendengarnya.

"Mey!!! Meisya!!!" tiba-tiba ada seseorang memanggil namanya di ambang pintu, sepertinya ada hal yang gawat melihat anak di ambang pintu itu tegang dan ngos-ngosan.

"Rio tengkar sama Angga di lapangan basket!" lanjut anak itu membuat Meisya dan Ara langsung berdiri terperanjat kaget.

Tanpa basa-basi lagi mereka berdua berlari menuju lapangan basket.


















"Rio...."

🍁🍀🍁



Hai kawan, up cepet kan..
Makasih yg masih setia baca...
Kayaknya cerita ini bakal segera ku endingin... Sepi ...😭😄

Kalau aku nulis cerita baru setelah say it end, kalian nanti mau baca gak????
Mampir ya nanti, hehehe 😄😄😄

Ok, BIAR GAK SEPI KASIH KOMENTAR KALIAN DONG, TERSERAH MAU BENTUK KRITIKAN,SARAN, ATAU YG MAU TANYA TANYA BOLEHHH...

JGN LUPA VOTENYA YA, gak susah kok, tinggal tekan bintangnya...itu berarti bgt lohhhh...ditunggu ya

See you..











Ada yg mau request ending nih????

Bukan Pemeran Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang