Prolog

5K 194 4
                                    


Bel pulang berbunyi, ia segera bergegas mengemasi barang dan segera pulang.

Bugh......

Suara pukulan terdengar dari lorong kelas. Rena yang tadinya ingin beranjak pulang, memilih mengurungkan diri untuk mengintip Siapa yang sedang berkelahi di lingkungan sekolah saat semua telah pulang.

Ia harus melerainya. Saat ia ingin berlari kearah cowok yang tengah berkelahi, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya saat ia tau siapa yang tengah berkelahi. Mereka Rafka dan Alif, sahabat Rena.

Rambut mereka yang berantakan serta seragam yang kusut semakin memperjelas bahwa yang tadi berkelahi adalah sahabatnya sendiri.

"LO MAU GUE MAININ HATI RENA?!" ia mendengar suara Rafka yang begitu menyayat hatinya. Seketika ia berbalik dan bersembunyi di balik tembok. Ia menutup mulutnya terkejut. Tak pernah ia sangka jika sahabatnya akan seperti itu.

"INI UDAH KESEPAKATAN KITA DARI AWAL, KA! RENA UDAH SUKA SAMA LO, DAN SEKARANG GILIRAN LO JAHUIN DIA!" Sekarang suara Alif yang sedang meruntuhkan hatinya. Apa maksud ucapan Alif. 

"lo udah gila!" Sesungguhnya kali ini ia tak akan kuat. Ia harus meninggalkan tempat ini sebelum hatinya benar-benar hancur. Ia pun mengajak kakinya untuk berlari sejauh mungkin sebelum kalimat Rafka menusuknya lebih dalam lagi.

Dilihatnya langit telah menghitam. Pertanda hujan akan turun. Ia harus meninggalkan sekolah.

"Sejahat jahatnya gue, gue ga akan pernah lakuin itu sama Rena. Dia sahabat gue! Ga kaya lo! Bangsat!" Lanjut Rafka dan ingin memukul Alif dengan kepalan tangannya. Namun hal itu ia urungkan karena Alif masih sahabatnya. Ia menurunkan tangannya dan melangkah meninggalkan Alif.

Saat ia ingin melangkah pergi, tangannya di tahan oleh Alif yang sekarang tengah mencekramnya kuat.

Seketika Rafka berbalik dan menepis kasar genggaman tangan Alif.

"Setelah kelulusan besok, gue pindah ke Riau. Gue minta lo tutup mulut soal kepindahan gue ke Rena. Dan itu lo lakuin sebagai permintamaafan ke gue." Setelah mengatakan itu, ia segera pergi meninggalkan Alif yang tengah diam mematung di tengah dingin nya lorong sekolah.

Disisi lain, Rena telah menghentikan langkahnya di depan toko sembako yang telah tutup. Ia menyandarkan punggungnya di tembok dan jatuh terduduk. Apapun yang pernah ia lihat dan dengar, ini adalah yang tersakit.

Sekali pun ia tidak menangis. Tapi mengapa matanya begitu perih. Ia sangat kacau sekarang.

Ia melepas kaca matanya dan melihat pantulan dirinya di genangan air.

Dilihatnya ia begitu buruk. Seragam panjang yang membuatnya culun. Rambut yang kusut dan kaca mata besar yang selalu bertengger di hidungnya membuatnya dipandang sebelah mata.

"Gimana aku bisa dihargai kalo tampilanku kaya gini." Ia bergumam monolog menahan air matanya dan tertawa miris.

Dilihatnya lagi seragam yang menempel pada tubuhnya.

"Emang bener ucapan Alif, aku ga pantas temenan sama Rafka. Dia terlalu sempurna buat temenan sama orang kaya aku." Ia menertawakan dirinya miris.

Setelah lama ia bendung, ia tak kuasa menahan air di pelupulnya. Jatuhlah air itu menyatu dengan genangan air.

"Seharusnya aku ga pernah suka sama sahabat aku sendiri. Dan mungkin hari ini gak akan pernah terjadi." Ia menunduk, menggenangkan kepalanya di lipatan tangan.

"Aku salah! Seharusnya aku gak naruh perasaanku ke kamu, Rafka." Ia benar-benar menangis.

"Kalau emang bisa, aku juga nggak mau suka sama sahabat aku kaya gini."
Ia merutuki dirinya bodoh karena kesalahannya menaruh hati.

Lama dan sangat lama ia terduduk, akhirnya ia bangkit. Tatapan matanya tajam tanpa kaca mata. Jari-jari tangannya mengepal kuat di samping rok. 

jika tidak ia lakukan sekarang, kapan lagi ia bisa mengambil kesempatan ini. ia tidak ingin direndahkan lagi.

"aku benci Rafka!" ia mengusap air mata dipipinya.

Ia harus berubah sekarang!

Gimana cara Rena merubah dirinya dari culun ke cewek populer?

🎠SELALAMAT MEMBACA🎠

RAFKA [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang