Setelah perdebatan itu, Rena segera masuk mobil tanpa disuruh. Hal itu ia lakukan karena ia sangat malu dengan ucapan Rafka yang sangat tiba-tiba. Bodoh, ia tidak harus percaya dengan kalimat itu! Tidak akan menguntungkan baginya. Sama sekali tidak.
Didalam mobil, ia merutuki dirinya sendiri. Mengapa hatinya mudah sekali goyah jika berhadapan dengan Rafka.
Perdebatan tadi memang tidak dimenangkan olehnya. Tapi yang membuatnya lebih kesal adalah ia tidak bisa menolak ajakan tersebut. dirinya tidak akan bisa menolak. Apapun alasannya.
Dalam sepanjang perjalanan, tidak ada yang berani membuka suara beruntung Rafka masih menyalakan music.
Mati kutu, itulah ibarat yang tepat untuk dirinya saat ini. Tidak bisa bergerak sama sekali. Untuk menggaruk hidungnya yang gatal sekalipun ia tidak bisa bahkan tidak mampu.
Hatinya sesak ingin bertanya. Meminta sebuah penjelasan dari kalimat Rafka yang telah berhasil membungkam suaranya. Coba kalian pikir. Kangen yang bagaimana yang Rafka maksud. Ia tidak ingin menjadi geer nantinya jika kangen yang dimaksud Rafka bukan sesuai ekspetasinya.
ia akan menyaring semua ucapan Rafka agar tidak terjadi salah pemahaman. Ia telah belajar dari pengalaman.
Ia juga hafal bagaimana cara cowok disampingnya ini menahan kekesalannya saat ia bertengkar dulu. Selalu memilih bungkam tak banyak bicara dan memilih untuk menjahuinya.
Mungkin saat ini, Rafka kesal padanya.
Seacra tidak sadar ia pun tertawa."ngapain ketawa."
Sial, Rena segera membungkam mulutnya rapat-rapat tanpa melihat rafka. Kali ini ia tidak ingin membalas ataupun melihatnya.
Ia mendengar cowok itu menghela nafas.
"Tadi kenapa ketawa?" ulangnya tetap fokus dengan jalanan.
"serah gue! Mulut-mulut gue, lo yang repot!" sungutnya sambil membalikkan badan menghadap Rafka dan sial!! ia harus menahan malunya lagi!
Rafka menatap heran Rena yang tiba-tiba bebicara dengan intonasi tinggi. "lo bicara sama gue?" tanya Rafka masih dengan earphone yang menempel di telinganya.
Jelas sekali rafka bukan berbicara dengan dirinya. Namun dengan seseorang dalam sambungan telfon.
Ah, bodoh! Ia membuat kesalahan memalukan!Rena menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya. Ia segera menggelangkan kepala dan menunduk.
Ah, ia sangat malu sekali! Ingin ia letakan dimana wajahnya yang memerah ini. Rena yakin, pasti cowok disampingnya ini sedang balas dendam.
Rafka menarik sudut bibirnya tipis. "yaudah aku matiin telfon nya. Aku udah deket,"
Rena melihat gerak-gerik Rafka dari ekor matanya. Cowok itu benar-benar tak berbicara dengannya tadi. Ah, sial mengapa ia benar-benar bodoh.
"sampai," ucapan Rafka membuatnya lega. Ia bisa keluar dengan cepat dari situasi yang memalukan ini. Rena segera turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKA [LENGKAP] ✔
Novela JuvenilRena Aladilla, si gadis polos berparas culun kerap menjadi bahan bully di SMP nya memiliki seorang sahabat yang cukup tampan, Rafka Vhalega. Seorang most wanted yang bersahabat dengan gadis cupu di sekolahnya. Sungguh, cerita yang mungkinan terjadi...