Chapter 38 🍁 Berita Palsu

662 56 9
                                    

part ini sedikit. tapi mudah-mudahan suka

selamt membaca >.<

Rafka baru saja keluar dari rumah singgahnya. Diikuti Edo dari belakang sambil tersenyum menatap layar ponselnya.

"makin semangat pergi ke kantor," Rafka menoleh kearah Edo sambil mengerutkan keningnya bingung.

Pagi ini, wajah Edo tampak lebih berseri dari sebelumnya.

"Kenapa lo?" Tanya Rafka dan Edo hanya menggeleng setelah itu berjalan mendahuluinya.

Jadwal mereka hari ini hanya pengawasan harian proyek. Untuk koordinasi, timnya yang turun tangan dengan para pekerja.

Dari jauh ia melihat caca yang berjalan kearahnya. Rafka tetap melanjutkan langkahnya melewati pasir pantai

"Pagi mas Rafka," sapa caca dan ikut berjalan disampingnya.

"Pagi."

"Laporan anggaran dananya udah saya letakan dikantor,"

"Nanti saya lihat." Caca mengangguk sambil mengulum senyumnya. Kedua tangannya saling bertautan malu di belakang tubuhnya.

Dengan sengaja Rafka menghentikan langkahnya dan seketiga itu juga Caca berhenti berjalan.

Caca menatap Rafka seperti mengisyaratkan 'apa'

"Udahkan laporannya?"

"I-iya sudah,"

"Lalu kenapa masih ngikutin saya?" Tanya Rafka mengerutkan keningnya sambil mentap bingung Caca

"Oh, itu-" Caca menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ada sesuatu yang harus caca tanyakan."

"Kalau bukan tentang masalah pekerjaan. Tolong nanti waktu istirahat saja."

Saat ia ingin melanjutkan langkahnya, caca lebih dulu mendahului dan menghadangnya

"Nggak lama kok, sebentar aja." Pintanya  seperti memohon.

Rafka menoleh kearah pantai sekilas sebelum setelah iti mengangguki ucapan Caca.

"Mas Rafka beneran mau tunangan?"

"Tunangan?" Raut bingung di wajah Rafka terlihat jelas.

"Kata siapa kamu?"

"Kemarin caca denger mas Edo bilang ke karyawan lain buat kirim laporan secepatnya. Karena mas rafka minggu depan bakal balik ke Bandung untuk tunangan."

Rafka terdiam mendengar cerita Caca.

"Caca nggak akan percaya kalo caca nggak lihat dan denger sendiri dari mas Rafka. Caca harap itu nggak bener-bener serius." Ucapnya percaya diri dan mencoba tetap tenang.

Terdengar Rafka menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya memilih membuka suara.

"Kalo saya bilang iya, kamu bakal nangis disini."

"Jadi itu beneran?" Tanya Caca memastikan. Air mata dipelupuknya mulai menggenang

"Siapa itu? Caca mau tau." Ucapnya sambil mendekat ke arah Rafka. Ia memgang lengan cowok itu seraya menatapnya sendu.

Rafka melepas pelan cekalan yang ada di lengan kanannya.

"Berhenti cari informasi yang bikin kamu sakit hati. Nggak semua apa yang ada hubungannya dengan saya, itu harus kamu ketahui."

"Saya harap dari sini kamu paham apa maksud saya." Ia beranjak pergi dari sana.

Namun baru beberapa langkah ia berjalan, rafka mendengar gadis itu berteriak. Mengatakan sesuatu yang mungkin akan didengar pekerja lain didekat sana.

RAFKA [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang