21 JANUARI, BANDUNG
Kamu tau Senja dan Fajar? Sama kayak kita, sama-sama dipenghujung bumi dan tak bisa bertemu. Setidaknya, sejauh ini aku masih berusaha melupakanmu walau hasilnya 0%. Tapi sampai kapan pun, aku akan tetap berusaha melepaskanmu walau nyatanya tak akan mudah ')
Setelah menulis di halaman kosong, ia menutup kembali diarynya dan meletakkannya di rak buku. Ia segera meletakan tubuhnya yang lelah diatas kasur. Matanya terpejam untuk sejenak menenangkan diri.
Entah kenapa setelah Ia selesai menulis, ingatannya kembali ke 2 tahun lalu saat Rafka pernah membaca buku diarynya. Bahkan ingatan itu masih terngiang-ngiang dikepalanya kerena ulahnya yang bodoh. Semenjak saat itu, ia tidak pernah lagi membuka ataupun membawanya pergi. Ia simpan didalam kardus diatas lemari.
Ia terbangun saat teringat besok Ezra mengajaknya makan malam. Ia segera beranjak dan membongkar lemari baju miliknya.
Gludak... gludak... suara gaduh yang ia buat menarik perhatian Imel di bawah.
"kak, kamu ngapain? Kok rame?" Tanya Imel dari bawah.
"Rena cari baju, ma. Ga papa kok." Teriaknya.
Ceklek... suara pintu kamarnya berbunyi, dengan cepat Rena menoleh. Adiknya berdiri diambang pintu,
"baju apa sih kak? Berisik amat kaya lo mau pindahan aja!" Rissa mencibir.
"dek, gue pinjem baju lo dong. Baju gue habis!" serunya asal. Kebiasaan cewek, baju selamari tapi bilangnya ga punya.
"emang lo mau kemana, kak?" Rissa melangkah mendekati kakaknya dan duduk dibibir kasur.
"Ezra ngajakin gue makan malem, besok." Ucapnya sambil sibuk memilih-milih pakaian.
"kak Ezra anaknya tante Anis?" Tanya Rissa memastikan, Rena hanya mengangguk. Kehadiran adiknya disini tidak membantunya sama sekali.
"kok bisa? Kok gue ga diajak? Lo udah bilang ke mama?" tanyanya bertubi-tubi.
"belum, ckk... ini juga bukan makan malam formal kan? Dari pada lo bacot, mending pinjemin gue baju!" pintanya namun terdengar seperti paksaan.
"dasar! Ngapain bongkar semua lemari kalo akhirnya lo pinjem baju gue?" Rissa tidak menjambal, selisih umur mereka hanya terpaut 1 tahun. Dan sekarang Rissa duduk di bangku SMK.
"ya kan gue ga tau kalo gue ga ada baju!" ia menghela nafas pasrah dan kembali melipat bajunya rapi.
"gue cuman punya dress warna rosegold. Yang pernah gue pakai ke acara ulang tahun." Tuturnya dan mendapatkan anggukan antusias dari Rena. Setelah ia selesai dengan baju, ia mendorong Rissa untuk keluar dari kamarnya untuk merebahkan diri dan terlelap.
'untuk saat ini, biarlah kertas berwarna merah jambu itu menjadi saksi bahwa aku masih disini tetap menanti untuk kesekian kali walaupun kau jauh dihati'
***
Ia tidak tau kenapa hari ini waktu berjalan begitu cepat hingga senja kembali menampakan wujudnya.
Ia melihat dirinya di pantulan cermin. Rambut yang ia gerai dan polesan bedak sedikit. Tidak terlalu berlebihan dan natural. 'okhee let's go'
Drtt..drtt...
ponselnya kembali bergetar. Ada sebuah pesan masuk disana. saat ia hampir membaca pesan itu, mamanya telah lebih dulu memanggilnya "kak, Ezra ada dibawah. Cepet turun. Katanya mau makan malam?" Imel melihat anaknya yang sudah tumbuh besar dan cantik.
"cantik banget anak mama. Ayo kak, jangan buat Ezra nunggu lama." Rena mengangguk dan mengikuti langkah mamanya menuju ruang tamu. Ezra tampil tampan saat ini dengan kemeja berwana Navy yang terlihat pas ditubuh atletisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKA [LENGKAP] ✔
Fiksi RemajaRena Aladilla, si gadis polos berparas culun kerap menjadi bahan bully di SMP nya memiliki seorang sahabat yang cukup tampan, Rafka Vhalega. Seorang most wanted yang bersahabat dengan gadis cupu di sekolahnya. Sungguh, cerita yang mungkinan terjadi...