Chapter 27 🍁 Keputusan

793 48 6
                                    

Setelah pembelajaran didalam lab, ia berlari menuju kamar mandi. Tiba-tiba matanya perih.

"Permisi," ucapnya sopan kepada tiga gadis yang sedang berdandan dan hampir menutupi jalan masuk

Dengan cepat ia melepas softlens dan menggantinya dengan kaca mata.

"Untung gue bawa kaca mata," ucapnya monolog.

"Kok bisa sih nab? Kenapa?" Ucap salah satu ketiga gadis tersebut.  Ia melirik gadis yang bercepol sedang berkacak pinggang.

Ia merapikan tempat Softlens namun tiba-tiba gerakan tangannya terhenti saat gadis disampingnya sedang membicarakan seseorang.

"Gue yakin! Si Ajeng cupu itu ngadu ke Rafka!" Ucap gadis yang ia lirik memiliki rambut pendek.

"Kalo kita ketahuan. Kita bisa dikeluarin dari sekolah,"  lanjut salah satu temannya.

"Udah deh, kalian aman sama gue. Rafka cuman jual mahal aja," sekilas Rena melirik wajah pemilik rambut pendek tersebut dan keluar.

Ia duduk di gazebo yang terdapat di sekitar situ.

Rena menahan detak jantungnya. "Ajeng? Kok gue agak familiyar gitu sama namanya," tuturnya kembali mengingat ingat.

Namun nihil. Sama sekali ingatannya tidak merespon. Rena menggigit bibir bawahnya.

"Gue harus cari sesuatu tentang mereka," ucapnya mantap.

"Woi Na!" Suara Icha mengelegar telinganya.

"Gila ya lo! Keluar lab nggak bilang-bilang kita. Kita tu cariin lo kemana-mana tadi," kesal nya dan ikut duduk disamping. Rena diikuti Fara.

"Eh, iya gue lupa, Maaf. Tadihabis lepas softlens."

"Laper, kantin yuk!" Ajak Icha.

"Baru aja sampai, udah mau jalan lagi," protes Fara yang tidak bernada tinggi.

"Eh, bentar. Far, lo tau no hpnya Ega?" tanya Rena selagi ingat.

"Iya ada. Kenapa? Mau minta?" Fara menyodorkan ponselnya.

"Kenapa, Na? Lo mau pdkt sama dia?" Ucap Icha ngawur.

"Ogah! Kalian ngerasa ga sih, kalo Ega udah jarang banget kelihatan?"

"Gue nggak terlalu peduli ama gituan,"

"Far, lo juga ngerasa kan?" Ucapnya sambil mendorong kaca matanya yang melorot.

"Ah, iya," ucapnya setelah menyalin nomor dari hpnya ke hp Rena.

"Emang dia kenapa? Sering dibully? Lo masa nggak tau kabarnya?" Kepo Rena menanti jawaban terbaik Fara

"Lo kenapa si, Na? Udah mulai suka lo sama Ega?"

"Eh tu mulut disaring dulu," Icha hanya terkekeh.

"Gue juga nggak tau. Gue deket cuman gara-gara Olimpiade," jawab Fara hanya mendapat anggukan.

DRRTT...DRTTT...

posel Rena bergetar. Sebuah pesan masuk.
Alisnya menyatu dan dahinya mengernyit.

"Kenapa, Na?"

"Sarif anak bahasa ngajak gue ketemuan." Ada nada kesal disana.

"Gila tu cowok. mukanya lapis berapa sih?! Udah di tolak mentah-mentah masih aja ngejar, heran gue."

Fara tertawa mendengar celotehan Icha.
Rena memasukan ponselnya ke saku rok.

"Lo bales apa?"

RAFKA [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang