"gue harap setelah ini, lo jangan benci gue lagi," ucapnya membuat Rena bingung. Ia mengangguk ragu.
"apa," lanjutnya kemudian
"gue dapet kabar dari Rafka." Deg! Nama itu selalu ada dalam hatinya.
Cinta pertamanya di sekolah menengah pertama. Seketika hawa disekitarnya berubah menjadi panas.
"Rafka, udah pindah ke Riau," ucapnya sedikit bergetar.
Rena sedikit terkejut, "Riau?" Alif mengangguk.
"gue minta maaf, karena baru bisa ngasih tau lo sekarang." Alif semakin menundukan kepalanya sedangkan tangan Rena semakin erat menggenggam dibalik kantung jaket hodie.
Ada sedikit rasa sesak didadanya.
"kenapa?"
"Rafka suruh gue untuk ngasih tau ke lo saat hati lo udah tenang. Dan gue rasa, satu tahun ini cukup untuk lo membiasakan diri tanpanya."
Rena menutup matanya dan detik itu juga air mata yang ia bendung menetes jatuh meyentuh tanah. tak ada isakan disana, hanya deru nafas yang terdengar semakin berat.
Rena juga tidak tau apa yang membuatnya jadi selemah ini.
"Na, gue harap, lo tau maksud alasan Rafka untuk beritau lo sekarang," ia kembali menjelaskan pada Rena yang sepertinya tidak menerima pernyataannya.
"gue tau, gue emang salah. Gue salah untuk jatuh hati ke Rafka. Gue emang bodoh! Gue bodoh kenapa harus Rafka yang gue suka," ia menangis sekarang, ia benar-benar menumpahkan air matanya didepan Alif yang entah dari kapan sudah berdiri di depannya.
Ia tidak terkejut jika Rafka tak berbalik mencintainya. Namun yang ia benci sekarang adalah mengapa Rafka pergi tanpa memberi tau dirinya saat dirinya sedang terluka saat itu.
Ia sudah menyiapkan jauh-jauh hari kekuatannya saat memastikan bahwa hatinya untuk Rafka. Karena ia tau, Rafka tak mungkin mencintainya sampai kapanpun. Dan ia semakin percaya sekarang.
Sekali lagi Rena mengusap air mata di pipinya, "gue baik- baik aja disini, sekalipun tanpa Rafka. Lo lihatkan, gue udah berubah."
Ia membuat senyumnya semakin lebar.
Alif mengangguki ucapan Rena, "gue tau, tapi gue ga tau keadaan hati lo. gue harap, lo bisa lupain Rafka pelan-pelan, Na."
ia menepuk-nepuk pucuk kepala Rena dan mengacaknya kecil.
"Lo inget kan, saat lo nangis karena cowok, selangkah baginya adalah dosa. Lo beneran tega?"
Rena menggeleng dan Alif tersenyum simpul.
"udah jangan nangis lagi, sekarang udah jam 10, gue anter pulang."
"10? Beneran?" tanyanya terkejut. Ia hanya meminta izin mamanya sampai jam setengah 10. Ia menepuk jidatnya, lupa.
"Ayo buruan!" Ia menarik tangan Rena dan sana dan sedikit berlari.
***
Didalam jalan-jalannya, seorang cowok berkacamata tersebut keluar dari gerombolan siswa IPS. Ega memisahkan diri dari sana karena ia masih tidak terbiasa dengan teman barunya. sementara ini, ia ingin menyendiri dan berjalan menuju sebuah gubuk kecil yang ada di tengah-tengah perkebunan.
saat ia melintas berisan daun teh yang memanjang, ia mendengar suara isakan.
"seandainya kalau lo masih anggap gue sahabat hikss, lo harus temuin gue waktu itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKA [LENGKAP] ✔
Dla nastolatkówRena Aladilla, si gadis polos berparas culun kerap menjadi bahan bully di SMP nya memiliki seorang sahabat yang cukup tampan, Rafka Vhalega. Seorang most wanted yang bersahabat dengan gadis cupu di sekolahnya. Sungguh, cerita yang mungkinan terjadi...